Thursday, October 29, 2020

Pelukan Cinta Sang Dosen 10

Ijin Promo Novel, Admin.

PELUKAN CINTA SANG DOSEN 10

Jam istirahat berlangsung. Hawa duduk sendiri sambil mengerjakan tugas, ketiga sahabatnya sedang ada kuliah tambahan. Kayla kembali menemui Hawa. 

"Boleh  duduk sini?"   tanya Kayla  yang  sengaja menghampirinya. 

"Duduk aja."

"Kamu ngapain," tanya Kayla.

Nih orang kepo amat, sih, gumam Hawa dalam hati.

"Wa, aku to the point aja, nih, ya ...." 

Hawa menutup laptop, menatap Kayla menanggapi.

"Aku mempunyai hubungan yang lebih dari sekadar pacaran. Ya, layaknya suami istri." Kayla terus meyakinkan Hawa dengan cerita karangannya. 

"Oh!" Hawa menanggapi santai. Tidak begitu terpengaruh dengan ucapan Kayla. 

Merasa aneh dengan sikap Hawa, Kayla kembali bertanya, "Kamu masih mau terima Adam?"

"Ya. Emangnya, kenapa?" 

Kayla bungkam, tak percaya Hawa hanya menanggapi santai bahkan didengar seperti lelucon.

"Begini, Mbak, mau tahu kenapa aku mau terima Kak Adam? Karena apa yang kamu ceritakan itu hanya cerita bagian masa lalu dia. Lantas apa yang harus aku permasalahkan?" 

Kayla masih bungkam. 

"Lagian, dia sekarang sudah berubah. Jadi, apa yang harus kutakutkan? Aku cinta dia, jadi harus mempercayainya, dan aku enggak peduli akan masa lalunya yang buruk, karena apa? Karena kita hidup di masa depan. Kami berdua akan hidup di masa yang akan datang,  bukan di masa yang telah lalu," jawab Hawa bijak.
 
"Lu, bego, ya?" bantah Kayla.

"Iya, aku bego, karena mau melayani orang seperti 
Anda! " Lalu Hawa pergi meninggalkan Kayla begitu saja.  "Awas aja lu, Wa!"

💕💕💕

Rupanya, Kayla belum berputus asa. Keesokan harinya ia masih terus mendekat, biarpun Hawa menunjukkan sikap abai. 

"Hai, Wa!" sapa Kayla. 

Hawa tidak menjawab sapaan Kayla, hanya tersenyum dan pergi berlalu begitu saja. 

"Wa, tunggu, dong!"

"Apa? Masih mau ngejelek-jelekin Kak Adam lagi? Enggak bosen apa kamu ngejelekin mantan pacar kamu itu?" ucap Rossa yang tiba- tiba datang menghampiri keduanya.

"Lu diam, ya! Ini enggak ada hubungannya sama lu. Lu juga pernah ngarep sama Adam, ‘kan?" bantah Kayla sambil menunjuk Rossa. 

"Eh, cewek enggak tahu malu, iya, gua dulu ngarep, tetapi gua sadar kalau Pak Adam enggak cinta sama gua. Dan setidaknya gua enggak kaya lu, yang enggak tahu malu!" bentak Rossa. 

"Sudah-sudah! Kok, jadi pada ribut, sih? Enggak malu?" lerai Hawa.

"Kamu, Mbak, apa lagi yang mau kamu katakan tentang Kak Adam?" cecar Hawa. 

"Ah, gua yakin, pasti lu bakalan jijik banget sama dia jika lu tahu hal ini," terang Kayla. 

"Eh! Key ... Kalo lu mau jelek-jelekin Kak Adam, di depan orangnya langsung, jangan di saat dia enggak ada. Lu racuni Hawa dengan pikiran picik lu," elak Rossa.

"Oh! lebih bagus. Malahan gua lebih senang."

Di saat Rossa dan Kayla berdebat sendiri, Hawa menelepon Adam. Tidak berselang lama,  lelaki itu datang.

"Apa lagi mau lu, Key?" tanya Adam mengejutkan.

"Gua hanya mau Hawa tahu kelakuan buruk lu sama gua dulu."

"Ya sudah, cerita aja, Mbak! Meskipun bagiku itu enggak penting!" tantang Hawa. 

Adam mengusap-usap punggung Hawa menyabarkan sang kekasih yang sudah mulai terpancing emosinya.

"Kamu lupa, Dam? Apa pura- pura tidak ingat? "  "Apa? Tidak usah berbelit belit!" hardik Adam. 

"Lu harus tahu, Wa, gua dan Adam pernah melakukan hubungan di luar nikah, gaya pacaran kami sudah melampaui batas." 

"Aku udah tahu, itu yang kamu ceritakan di kantin tadi!"  
Adam terus berusaha menyabarkan Hawa. 

"Kamu tau, Dam, kenapa gua pergi? Karena gua hamil! Sekarang setelah gua rusak, lu mau meninggalkan gua begitu saja, dan menikahi gadis bodoh ini?" rintih Kayla. 

Hawa berubah pikiran, ia menatap tajam ke arah Adam, tanpa sepatah kata keluar dari bibirnya.

Adam paham dan tahu apa yang di pikiran Hawa saat ini, tampak dirinya sedang berusaha menahan amarah.

"Fitnah! Lu jangan fitnah, Key!  Gua enggak pernah melakukan hal itu." 

"Oh, jadi ini benar, Kak?" tegas Hawa lirih.

Mendengar pertanyaan Hawa, Adam merasa tubuhnya dihujani pisau. Dengan suara bergetar, ia terus membela diri. "Itu fitnah, Wa. Demi Tuhan, ini fitnah. Kamu harus percaya padaku." 

"Aku enggak pernah melakukan hal menjijikkan itu, Wa." Berulang kali Adam mengatakan itu dan berusaha meyakinkan Hawa. 

"Bagaimana lu mau ingat, sedangkan kita melakukannya dalam keadaan kamu sedang mabuk berat,"  terang Kayla. 

Adam semakin terpojok. "Jika benar lu hamil, mana anak itu sekarang?"  

"Gua keguguran, gua sendiri saat itu. Gua yakin, lu enggak bakal mau tanggung jawab, Dam. Sekarang lu pikir, Wa. Keadaan gua sekarang enggak sama seperti lu dan gadis-gadis lain. Apa salah jika gua mau memperjuangkan kembali laki-laki yang udah merusak masa depan gua?"

Hawa masuk ke perangkap Kayla. Kini ia merasa gadis itu yang benar. Laki-laki mana mau dengan tulus menerima keadaan Kayla?
 
"Urus saja urusan kalian dulu," rutuk Hawa.

Hawa berniat meninggalkan Adam dan Kayla, tetapi dengan cepat Adam menarik lengannya. 

Hawa menepis kasar pegangan Adam. "Lepas!" sergah Hawa. 

Namun, Adam tetap menahan genggamannya. "Kamu enggak percaya, kan, Wa? Ini semua bohong. Demi Tuhan aku enggak pernah melakukan hal hina itu,” rengek Adam. 

"Lepas!" bentak Hawa. 

Adam tetap tidak memedulikan perkataan Hawa, ia justru memeluk gadisnya. Hawa berusaha mendorong kuat tubuh Adam. Namun, Adam semakin erat memeluk.

"Ini fitnah, Wa, Ini fitnah!" bela Adam tak henti.

"Lepas!" sergah Hawa sambil memukuli dada Adam.

Saat Adam melepaskan pelukannya ....

PLAK!

Satu tamparan melayang di pipi Adam. Dengan amarah yang masih memuncak Hawa melepaskan cincin pertunangannya. 

"Maaf, Kak, saya tidak bisa menjaga hati yang Kakak titipkan kepada saya, Kayla yang lebih pantas memakainya."  

Hawa meletakkan cincin itu di telapak tangan Adam. Lelaki itu menolak keras dan memberikannya kembali kepada Hawa. 

"Aku tidak mau, Wa,  jangan kamu lepas cincin ini. 
Pakai! " 

Hawa membuang  cincinnya. 

"Terima kasih atas ketidakjujuran ini, Kak." Hawa diliput emosi.
  
"Ini fitnah, Wa!" pekik Adam yang melihat gadis itu pergi meninggalkannya.

Adam mengejar untuk terus berusaha meyakinkan Hawa. "Kamu pernah berjanji, kan, Wa? Apa pun masa laluku, kamu akan memaafkan, kamu tidak peduli akan masa laluku." 

Hawa berbalik. "Saya memaafkan masa lalu kakak, tetapi bukan untuk kebohongan sebesar ini, Pak Adam,"  geram Hawa. 

Rossa yang melihat pertengkaran mereka tidak bisa bicara banyak. "Ini semua gara-gara lu, Key! Awas, lu! Dasar cewek perusak!"

Sebelum pergi, Rossa turut mengutarakan kecewanya kepada Adam. "Pak, saya enggak tau siapa yang benar dan salah, tetapi saya kecewa dengan Bapak!”

"Sha ... ini fitnah, percaya pada saya, Sha," ucap Adam yang masih tetap bersikeras dengan pembelaan dirinya. 

Saat melihat Keyla yang menghampirinya kembali, Adam segera menghardik keras, "Pergi lu, Key! Puas lu sekarang? Gua bersumpah, enggak akan pernah maafkan lu jika terjadi apa-apa dengan Hawa," bentak Adam.

Meski cukup egois untuk mengakui bahwa ia sedang terluka, tetapi walau bagaimanapun, Hawa sedih. Bahkan menuju rumah, ia masih terisak. Hampir saja dirinya menabrak orang yang menyeberang jalan, seandainya Rossa tidak cepat menarik rem tangan pada mobil Hawa. 

Bagaimana kelanjutan hubungan Hawa dan Adam. Dapatkah, mereka mempertahankan hubungan ke pernikahan?

Di novel, konflik tidak datang dari pihak Adam saja, di pihak Hawa juga ada permasalahan yang muncul, Hawa diculik, percobaan pemerkosaan

Bersambung

No comments:

Post a Comment

JUDUL NOVEL

KISAH PEREMPUAN BAU LAWEYAN # 1

Kisah Perempuan Bahu Laweyan Yang Menikahi 9 Laki-laki  #01 WAJAHNYA tampak segar. Dia baru mandi dibawah pancuran air gunung Penanggungan. ...

POSTING POPULER