Friday, October 23, 2020

Need A Wife 16

NEED  A  WIFE 16

Dara turun dari kereta bersama teman-temannya. Kemudian berjalan kaki menuju kampus sambil mengobrol banyak hal. Sedikit demi sedikit dia melupakan Pak Seno nya yang selalu membuat dia rindu dikala sendirian. Namun saat bersama teman-temannya, dia selalu lupa untuk sementara pada pria itu. 

Dara juga disukai seorang pria di kampus, yang merupakan anggota senat mahasiswa. Hanya saja, Dara enggan berpacaran untuk saat ini. 

Berulang kali Dimas mendekati Dara yang memang manis dan wajahnya tidak membosankan, menawarkan sebuah hubungan sebagai sepasang kekasih, tapi Dara menolak dengan alasan belum dapat restu orangtuanya.

"Ra, pacaran nggak harus direstui orangtua kali. Cukup kita aja yang tahu, kita yang jalanin kok. Orangtua cukup tahu kalau kita ada rencana nikah aja," ujar Dimas masih berusaha merebut hati Dara yang sesungguhnya masih untuk Seno.

"Iya, tapi... Dara nggak berani." Gadis itu tersenyum canggung. 

Sementara Dimas terlihat tidak suka. 

Pria itu terlihat memiliki ide brilian. Menurutnya, seorang perempuan sangat senang jika disanjung, digombalin di depan banyak orang. Model-model romantis anak muda itu nembak di depan banyak orang.

Dimas merencanakan nembak atau menyatakan cinta pada pada di depan teman-temannya. Di dalam lingkungan kampus, dengan harapan Dara akan luluh dan terharu dengan perjuangannya.

Dia pun meminta bantuan rekan-rekan senatnya untuk membuat sebuah kejutan untuk mendapatkan hati Dara yang tentu masih sangat muda dan rentan terpengaruh dengan rayuan dan pemujaan lawan jenis. Mereka menata lilin hingga menjadi bentuk love dan akan dinyalakan nantinya. Lalu membawa Dara ke tengah lilin tersebut dan menyatakan cinta. Kemudian bunga-bunga akan dijatuhkan oleh rekan-rekannya yang lain.

"Gue minta bantuan Lo semua buat ngajak Dara ke tempat ini ya. Ingat setelah itu tutup mata dia supaya nggak lihat lilin-lilin dan ornamen ungkapan cinta gue ke dia," papar Dimas pada dua teman Dara yang sangat terpana dengan cara pria itu akan menyatakan cinta.

"Wih, si Dara lucky banget deh ih, pasti dia klepek-klepek dan nerima Lo deh," ujar Teman Dara yang ditugaskan membujuk agar mau datang ke halaman belakang kampus.

Dimas telah menyiapkan tim pendukung juga, mereka yang akan melemparkan bunga ke arah. Semua cara dia buat hanya demi bisa memacari Dara. Gadis yang di matanya masih sangat natural selain tentu karena manis dan juga cantik. 

Selama ini, Dara memang jadi pendiam sejak jadi mahasiswa. Vivi yang sangat berpengaruh besar pada karakternya selama ini, telah dibawa jauh keluar kota oleh Kakek Neneknya. Mereka kehilangan kontak setelah sebelumnya tetap saling berhubungan.

Selama tiga bulan perpisahan, keduanya tetap saling komunikasi. Namun kesibukan masing-masing membuat keduanya jarang ber-chit chat ria lagi. Grup mereka sepi, karena masing-masing telah memiliki teman baru di tempat yang baru juga.

Begitu juga Dara, waktunya lumayan habis dengan perjalanan dari rumah ke kampus di UI. Perjalanan naik angkot lalu kereta sedikit membuatnya lelah, tapi menjadi seru ketika sudah memiliki teman yang searah. 

Dara mulai menata hidup, melupakan kisah kemarin dengan Seno yang terus menolaknya. Meski kala malam dan sendiri, wajah mempesona itu selalu hadir seolah mengganggunya.

*****   

Indri berulang kali datang ke rumah Seno. Bahkan dengan Ibu bapaknya, menanyakan keberadaan mantan suaminya.

Ibu Seno selalu mengatakan anaknya pindah tugas keluar kota, tapi wanita itu keukeuh ingin bisa menghubunginya.

"Mas Seno memblokir kontakku, Bu. Entah apa salahku," keluh Indri yang datang lagi dengan orangtuanya.

Aditnya yang sejak tadi menyimak mulai jengkel.

"Wajar, Ndri. Dia mau mengubur masa lalu dengan mantan seperti kamu. Bukan, bukan benci... hanya dia merasa kamu terlalu memaksa masuk lagi dalam kehidupan dia." Pria itu akhirnya angkat bicara.

"Aku hanya mencoba memperbaiki apa yang terjadi di antara kami di masa lalu. Aku yakin, Dit. Abangmu itu masih sayang kok sama aku. Buktinya dia rela meninggalkan akad nikahnya demi aku." Indri tak kalah sengit mendebat Aditya yang hanya menarik napas panjang.

Sudah bisa ditebak, Indri pasti akan salah faham dan overclaim dengan pengorbanan Seno kala itu.

"Jika, iya. Lalu kenapa dia memblokir kontakmu. Itu kan jelas artinya dia nggak ingin lagi berhubungan denganmu, Dri." Aditnya mulai kesal dengan tingkat percaya diri Indri.

"Lagipula kemarin itu alasan kemanusiaan, Mba. Bang Seno takut Mba meninggal di tangan Andre, lalu menyesal karena tidak menolong. Membayangkan di berita seorang istri mati dihajar suaminya, lalu kami kenal dan sempat minta tolong... wajar jika Bang Seno berusaha nolong, bukan karena masih ada hati dan peduli," Ria tak kalah sengit membela abangnya. 

Adik perempuan Seno ini tahu persis seperti apa perangai Indri saat masih jadi Kakak ipar, taka da manis sedikit pun padanya.

"Jadi, gitu. Baiknya Mba move-on, biarkan Bang Seno menjalani kehidupan barunya. Dengan masa depan dia yang mungkin lebih indah." Ria kembali menyerang Indri dengan nasehat. 

"Kalian nggak ngerti."

"Mba yang nggak ngerti, terus membayangi kehidupan Bang Seno setelah mencampakkan dia. Dia juga punya harga diri, Mba. Lagipula tampang dia yang cakep siapa sih yang nggak minat? Duit juga udah banyak, atau Mbak ngejar Bang Seno lagi karena dah berduit ya?" Ria mulai kehabisan kesabaran menghadapi Indri yang ngeyel.

"Ria, tahan kata-katamu," pesan Ibu dengan tenang.

"Eh, anak nggak tahu diri. Indri juga bukan merendahkan diri, justru kasihan karena si Seno sampe sekarang belum nikah. Karena masih suka sama Indri kan? Makanya kami restui dia balik lagi sama anak kami!" Teriak Ibunya Indri yang tak terima anaknya disalahkan.

"Ya udah, faktanya ‘kan salah. Bang Seno nggak niat balikan, finish. Selesai!" Teriak Ria tak kalah emosi.

Suana jadi riuh dan ramai karena debat antara adik-adik Seno dan orangtua Indri. 

Sementara Indri diam membisu, menatap foto mantan suaminya yang terpajang di dinding.

"Sudah... sudah, jangan bikin malu!" Teriak Ibunya Seno kesal. 

"Indri, Seno sudah tidak menginginkanmu, dia mengatakan pada Ibu telah menyukai seorang gadis. Dan akan menunggu gadis itu siap menikah dengannya. Jadi, pergilah dan tata hidupmu yang baru." Ibunya Seno memaparkan dengan sedikit tegas dan keras karena percekcokkan yang terjadi di antara orang yang ada di rumahnya.

Indri menangis, lalu menatap orangtuanya yang memaksa dia untuk pergi karena tidak terima dihina seperti itu. Penolakan adik-adik Seno terkesan merendahkan Indri. Karena itu mereka pun tak lagi berharap putrinya itu kembali pada mantan suaminya yang pertama.

Setelah tamu pulang, Ibu menghubungi Seno yang baru saja berangkat ke kampus untuk mengikuti kelas S2-nya. 

Seno terkejut mendapat kabar bahwa ada perdebatan sengit antara adik-adiknya dan Indri. Namun dia tak bisa lama berbicara karena hari ini harus mengambil beberapa tugas ke kampus tempat dia menimba ilmu.

Dengan cepat Seno berjalan dari parkiran menuju gedung yang mana pengajarnya telah menunggu. Namun dia dikejutkan dengan kehadiran Dara dan teman-temannya yang ramai dan meminta gadis itu mengenakan penutup mata.

"Buat apaan sih?" Tanya Dara dengan bingung dan juga tak bisa membuang senyum. Karena teman-temannya pun ceria saat meminta dia memakai kain penutup mata itu.

"Nggak nyangka kita ketemu di sni lagi," gumam Seno dengan senyuman penuh rindu.

Ya, dia rindu... akhirnya pengakuan itu dapat dia ungkapkan dengan bibirnya saat ini. Bahwa dia bahagia bertemu dengan gadis yang dulu selalu menggodanya, mengganggunya dan mengharap cintanya.

Seno mengikuti kemana Dara dan teman-temannya berjalan. Rupanya ke belakang sebuah gedung yang mana terlihat para pria juga wanita memegang bunga dan balon berbentuk love. Kemudian lilin yang menyala, dan Dara dipaksa berdiri di tengah-tengah lilin tersebut.

Kemudian muncul seorang mahasiswa yang lumayan tampan dan terlihat membawa subuket bunga merah juga kado kecil berbentuk love. Dia menatap Dara yang kebingungan dengan senyum yang penuh harap.

Seno memejamkan mata, menyadari bahwa itu adalah adegan lamaran untuk menjadi pacar. Pasti, bukan untuk menjadikannya istri. Meski cemburu, dia tetap bertahan menyaksikan apa yang akan terjadi. Sesekali dia menarik napas panjang, melihat bagaimana Dara tertawa sambil memegang penutup mata dan dilarang dibuka oleh teman-temannya yang histeris dan ramai. 

Bersambung 

No comments:

Post a Comment

JUDUL NOVEL

KISAH PEREMPUAN BAU LAWEYAN # 1

Kisah Perempuan Bahu Laweyan Yang Menikahi 9 Laki-laki  #01 WAJAHNYA tampak segar. Dia baru mandi dibawah pancuran air gunung Penanggungan. ...

POSTING POPULER