Alden mengeluarkan secarik kertas dari amplop sebuah Rumah Sakit, sudah berulangkali ia membaca hasil laboratorium tersebut, berharap apa yang dilihatnya memang tidak salah. Ia memantapkan hatinya untuk mengambil keputusan besar ini.
Intercom di ruangan nya berbunyi, Sarah sekretarisnya mengubunginya.
“Dia sudah tiba di sini” ucap Sarah
“Langsung suruh Masuk. Sarah, jangan ganggu saya sampai pertemuan ini selesai” titah Alden
“Baik Al” balas Sarah Tok..tok..
Terdengar ketukan pintu di ruangan Alden, tak lama kemudian seorang perempuan
Masuk. Seorang wanita cantik dengan dress peach tanpa lengan di balut cardigan 3/4, rambut panjangnya tergerai sempurna dengan make up yang sederhana. Ia mengenakan flatshoes senada dan slingbag di bahunya juga sebuah tongkat yang membantunya agar bisa berdiri lebih lama.
Untuk sesaat Alden terpana, rasanya seperti kembali ke Masa sekolah dan Masa kuliah saat mereka Masih bersama. Reihana tetap cantik dan anggun seperti biasa, Walaupun hanya dandanan sederhana, tapi pesonanya luar biasa. Dia wanita pertama dalam dunianya, semua yang pertama dilakukan bersamanya. TerMasuk keinginan mendapatkan anak-anak dari rahim Reihana, wanita yang di cintainya. Dulu.
Wanita satu-satunya yang di cintainya dan jadi pusat dunianya selama beberapa tahun, sampai akhirnya wanita itu meninggalkannya tanpa sepatah kata. Dan membuatnya membenci wanita itu karena tidak tahu kenyataan yang sebenarnya. Dan kini, setelah Reihana kembali dan ia mengetahui rahasia dibalik kepergian nya itu, rasa Bencinya seakan menguap, walaupun kekecewaan dan kesedihan dalam hatinya Masih terasa. Seandainya ia tahu sedari awal, mungkin saja hatinya tidak akan rumit seperti sekarang. Ada wanita lain yang kini bertahta di hatinya, walaupun wanita itu belum mempercayakan sepenuhnya hatinya kepada dirinya.
“Ehem… bisakah kita langsung ke pembicaraan saja. Ada apa kali ini Anda ingin menemui saya?”
Perkataan Reihana membuyarkan lamunan Alden, ia menggerakkan tangan nya mempersilahkan Reihana untuk duduk di sofa yang berada di ruangan nya itu. Reihana menurut, dan Alden pun beranjak dari kursi kebesaran nya, dan duduk tak jauh dari Reihana.
Ia meletakkan amplop rumah sakit yang tadi di pegangnya ke hadapan Reihana, wanita itu mengernyit heran.
“Aku sudah tahu apa yang kamu rahasiakan dari ku” ucapan Alden terdengar tajam dan mengintimidasi, Reihana memegang erat ujung roknya.
“Kenapa kamu merahasiakan itu? Apa kamu pikir aku akan mempercayai katakatamu begitu saja” tanya Alden tajam.
Reihana Masih terdiam, ia memilih diam tidak ingin berkonfrotasi dengan lelaki di hadapan nya. Alden hilang kesabaran, dia mengambil amplop itu dan mengeluarkan isinya dan melemparnya ke pangkuan Reihana.
“Di situ tertera bahwa dia anakku, Ben Alexander ANAKKU !!”
Raut wajah Reihana yang kaget dan pucat membuat Alden yakin bahwa wanita di hadapan nya memang sengaja ingin menyembunyikan kenyataan itu.
Tapi kenapa?!
“Kenapa kamu kembali membohongiku, Rei?” tanya Alden pelan sembari menggenggam kedua tangan Reihana, tapi wanita itu menepisnya kasar.
“Dia milikku, hanya milikku. Benar jika dia memang darah daging mu, tapi Ben adalah milikku” elak Reihana.
“Kenapa kamu memilih merahasiakannya dari ku? Kau tahu betapa aku terpuruk mendengar kabar kalau aku kehilangan anakku kedua kalinya, dan kamu malah menyembunyikan anakku yang Masih hidup. Kamu sengaja ingin membuatku semakin merasa bersalah, Huh?”geram Alden
“Tidak, aku tidak pernah bermaksud seperti itu. Aku memang akan memberitahumu, tapi semuanya berubah sejak aku tahu kamu berencana menikah dengan Ayu, aku tidak rela anakku di asuh wanita lain. Aku mengorbankan nyawa dan rahimku demi anak-anakku dan kamu. Dan jika akhirnya kamu tidak memilih aku, tolong biarkan aku hidup tenang berdua dengan Ben. Karena hanya dia yang tersisa di hidupku” jelas Reihana dengan bahu yang bergetar.
Reihana harus mengubur mimpinya dalam-dalam, karena kebahagiaan yang ia bayangkan saat ia memutuskan kembali ke negara ini, semuanya musnah saat tahu Alden telah mencintai wanita lain. Impian nya untuk kembali ke pelukan pria yang di cintainya, hidup bertiga bersama anak mereka kini musnah sudah.
Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk merahasiakan identitas Ben, agar Alden tidak mengambil anaknya dari sisinya. Ia sudah terlanjur memutuskan pulang dan kembali melanjutkan hidupnya di sini.
“Dia darah dagingku, Rei. Ben harus tahu jika aku adalah Ayah kandungnya, aku tidak ingin kembali kehilangan anakku dari genggaman ku”
“Tidak!! Jangan ambil dia dari aku. Kamu akan mendapatkan anak dari wanita yang kamu cintai, anak dari Ayu. Jadi jangan ganggu aku dan Ben lagi” pekik Reihana
“Aku hanya ingin ikut mengasuhnya saja, Rei. Aku tidak akan merebutnya darimu” “Tidak Al. Lebih baik begini, ia mengira Ayahnya tiada. Daripada dia bingung dengan kerumitan Masalah kita” tolak Reihana.
“Kamu tidak ingin mengenalkan aku kepada Ben sebagai Ayahnya?” tanya Alden sedih
Reihana bingung harus menjawab pertanyaan Alden, ia tidak mengira rahasia ini akan begitu cepat terungkap. Ben memiliki wajah yang mewarisi wajahnya, ia kira Alden tidak akan curiga tapi ternyata ia salah. Masih ada bagian diri Alden yang persis seperti Ayahnya, bibir dan senyuman mereka sama persis.
“Apakah kamu tidak memikirkan bagaimana perasaan Ben setelah 8 tahun, tiba-tiba ada pria yang mengaku sebagai Ayahnya tapi ada wanita lain di sisimu.? Ia akan mengira bahwa dirinya tidak diinginkan, karena Ayahnya telah berdampingan dengan wanita lain dan wanita itu bukan Ibunya “jelas Reihana.
“Apa yang nanti akan kamu katakan kepadanya, huh?” lanjutnya
Alden berdiri dari duduknya, kedua tangannya mengepal kuat dan rahangnya mengeras menahan amarah.
“LALU KENAPA KAU LAKUKAN INI SEMUA PADAKU ?!!”
Reihana menciut melihat kemarahan Alden,
“Aku sangat bahagia melihat hasil lab itu bahwa dia anakku, tapi kenapa aku tetap tidak bisa memeluk dan mengakuinya sebagai anak ku?” Brakkk..
Alden meninju keras meja kerjanya menyalurkan amarah di dadanya, tidak mungkin ia menjadikan Reihana sebagai sasaran amukan nya.
“Aku tidak pernah menyesali keputusanku waktu itu Al, karena jika aku tidak melakukan nya maka anak-anakku tidak akan hadir di dunia ini walaupun ternyata aku harus melepaskan salah satu dari mereka pergi meninggalkanku” balas Reihana tegas
.
“Kau kira aku disana bersenang-senang dengan Ben? Tidak. Aku baru bisa menggendongnya di pelukanku saat dia berumur 5 tahun. Itupun kondisi ku Masih lumpuh. Aku melewatkan tumbuh kembangnya karena aku juga berjuang hidup untuknya.” Lanjutnya.
“Aku memutuskan pulang setelah kondisi membaik dan berharap aku bisa mengenalkan dia padamu. Tapi aku lupa satu hal, aku lupa mungkin kamu Masih memBenciku karena pergi tanpa alasan darimu. Dan ternyata Benar, bahkan kamu sudah memiliki oranglain di hatimu. Aku hanya minta, biarkan aku hidup berdua dengan anakku, aku janji tidak akan mengganggu hidupmu dan membebaskanmu jika ingin menjenguknya.”
Alden menoleh mendengar penuturan Reihana, wanita itu menatapnya dengan tatapan memohon dengan wajahnya yang bersimbah airmata.
Deg
Wajah itu, wajah dan ekspresi yang sama saat Reihana pertama kali kehilangan bayi mereka karena kecerobohan yang dirinya lakukan. Tiba-tiba bayangan itu berganti dengan bayangan wajah Ayu saat pertama kali bertemu dengan nya di parkiran kantornya, saat itu Ayu terjatuh dan menatapnya juga dengan wajah yang bersimbah airmata, tatapan mata yang sama terluka dan sedih seperti Reihana.
Alden tersentak saat menyadari bahwa mereka memang mirip, ia menggelengkan kepalanya pelan dan kembali melihat di hadapannya Reihana yang Masih menangis terduduk di bangkunya.
Sejak pertama kali dirinya bertemu Ayu, ia memang sering melihat bayangan Reihana di wajah kekasihnya itu. Banyak yang menyangsikan perasannya kepada Ayu karena kemiripan yang kedua wanita itu miliki, tapi Alden selalu mengelak.
Dan kini ia meragu, Benarkah ia dulu menyukainya karena kemiripan mereka berdua?
Ia berjalan menuju sofa dan menarik Reihana berdiri lalu memeluk wanita itu erat, “Maafkan aku tidak ada di sana untuk mendukungmu, membuatmu menanggung sendiri semua kesakitan itu” bisik Alden.
Tangis Reihana tambah deras, ia merasa senang karena Alden akhirnya mau mengerti bagaimana posisinya dulu. Ia tambah terkejut saat Alden mencium keningnya lama.
Cup
“Terima kasih karena kamu telah berhasil membawa Richie dan Ben ke dunia” tambah Alden.
Reihana tersenyum, menangis kembali dalam pelukan Alden dan kini ia membalas pelukan pria itu
.
“ALDEN RICHARDSON !!”
Keduanya sontak melepaskan pelukan mereka saat suara seorang wanita menggelegar memenuhi ruangan itu, mereka berdua terkejut melihat siapa yang telah berdiri di pintu masuk ruangan Alden.
Disana ada Riana dengan tatapan marah, di belakangnya ada Ayu juga Paman nya yang menyaksikan apa yang mereka lakukan barusan.
Raut wajah Alden memucat melihat Ayu yang memandangnya dengan tatapan tak terbaca, ia langsung menghampiri calon istrinya. Dan saat itu juga hati Reihana yang sempat terbang ke langit, terhempas kembali ke bumi dengan kecepatan tinggi.
Ia hancur.
“Kamu kok kesini gak bilang dulu sama aku, sayang?” tanya Alden lembut
Belum Ayu menjawab pertanyaan Alden, Riana melepaskan tangan Alden dari genggaman Ayu.
“Sayang… sayang… kamu sudah mau menikah dua hari lagi tapi kamu berpelukan dengan wanita lain di hadapan Mami mu, besan dan juga calon istrimu.“ucap Riana sambil melayangkan pukulan di tubuh Alden.
“Mami… apaan sih!” elak Alden
Riana lalu melihat ke arah Reihana yang Masih tertunduk diam di tempatnya berdiri, ia mendekatinya dan menggengam tangan nya. Ia tidak mampu bersikap kasar pada wanita di hadapannya, karena Reihana adalah putri dari sahabatnya juga.
“Apa kabar Rei? Sudah lama kita tak bertemu” sapanya
Reihana terkejut dengan Riana yang mau menyapanya setelah apa yang telah ia lakukan dulu.
“Ba-baik Tante” jawabnya gugup
Riana lalu mempersilahkan Hendrawan juga Ayu untuk Masuk dan duduk di sofa, Riana juga menarik tangan Reihana untuk duduk di sampingnya. Sementara Alden menarik satu bangku untuk duduk di depan mereka.
Mata Riana tertumbuk pada selembar kertas bertuliskan nama rumah sakit yang ia kenal, ia mengambil kertas itu yang juga akan di ambil oleh Alden tapi gerakan tangannya lebih cepat dari anaknya.
Riana tidak bodoh untuk tahu apa yang tertera di situ, uji DNA antara Alden dengan seorang anak. Wajahnya kini memandang tajam kepada anaknya, tersangka utamanya.
“Jelaskan pada Mami selengkap-lengkapnya !! Ben Alexander anak kamu?” Riana menunjuk geram kepada putra kesayangan nya itu.
Ayu dan Hendrawan terperanjat dengan fakta yang baru saja terungkap, sementara Reihana makin menundukkan kepalanya, rasanya ia ingin ditelan bumi saja saat ini juga.
“Alden juga baru mengetahuinya kemarin, Mi” balas Alden pelan.
“Rei, tolong ceritakan ke Mami. Semuanya!” pinta Riana pada Reihana, putri dari sahabatnya.
Reihana mengangguk pelan, dan ia pun menceritakan semuanya.
. Kepergian dia 8 tahun lalu, penyakit yang di derita dan kehamilan nya yang tak terduga. Ia juga memberitahu Riana bahwa cucunya yang satu lagi telah meninggal, hanya Ben yang bertahan hidup.
Alden menatap terus ke wajah Ayu yang juga ikut mendengarkan kisah itu dari mulut Reihana, ia bisa melihat raut wajah iba juga sedih.
Riana memijat dahinya yang tiba-tiba berat mengetahui kebenaran itu.
“Kamu batalkan pernikahan kamu dengan Ayu, Ben berhak mengetahui Ayah kandungnya dan merasakan keluarga yang lengkap.” Titah Riana tegas. Alden tersentak, “Gak bisa gitu, Mami. Undangan sudah tercetak nama Ayu, bagaimana mungkin mempelainya saat hari H berganti”
Plakkkk
“Anak kurang ajar. Mami kecewa sama kamu Alden. Mami sama Papi gak pernah ngedidik kamu jadi laki-laki brengsek.” Riana emosi mendengar perkataan Alden yang menolak saran nya.
“Reihana, mengorban kan nyawanya demi anak kamu dan menghadirkan buah cinta kalian. Lihat tubuhnya, dia sakit dan tidak bisa punya anak lagi karena melahirkan anak kamu. Dan kini kamu mau meninggalkan nya begitu saja. Brengsek kamu !!” lanjutnya marah.
“Mami, maaf sebelumnya. Rei tidak ingin menikah dengan Alden. Hidup saya sudah cukup bahagia walaupun hanya berdua dengan Ben. Jangan jadikan kondisi saya saat ini menjadi alasan Mami untuk mengasihani saya. Karena saya seperti ini demi Ben dan Richie, bukan demi dia” ucap Reihana tegas.
Alden dan Riana tersentak dengan penolakan Reihana.
“Apa maksudmu, sayang? Mumpung pernikahan Alden belum dilaksanakan, alangkah baiknya jika kalian saja yang menikah. Berikan orangtua yang sesungguhnya untuk Ben. Alden Ayah kandungnya”bujuk Riana.
“Tidak, Mami. Saya tidak ingin menikah karena keterpaksaan, karena saya tahu tidak ada lagi cinta di dalam hati Alden untuk saya. Rei sadar itu. Mami tidak usah khawatirkan kondisi saya, saat ini kondisi saya sudah membaik. Semua itu karena Ben, bukan orang lain”
“Mami tidak setuju, Rei” elak Riana
“Alden, Mami mohon sama kamu pikirkan ini baik-baik. Mami tahu kamu mempercepat pernikahan ini karena kamu tahu mantan suami Ayu Masih hidup kan?
Dan kamu ingin cepat-cepat menikahinya dan membuat Ayu menjadi milik kamu“
Alden tersentak mendengar perkataan Maminya yang mengetahui kondisi Rangga, ia menoleh pada Ayu yang kini menatapnya tajam. Tidak ada raut kaget atau apapun disana, nampaknya Ayu telah mengetahui hal itu, pikirnya.
“Ya, Alden hanya ingin secepatnya Ayu menjadi istri Alden, agar tidak ada yang bisa memilikinya selain Al”
Ayu memejamkan matanya menahan perasaan yang berkecamuk di dadanya, kini ia tahu apa alasan Alden merahasiakan kondisi Rangga dari dirinya. karena lelaki itu takut ia akan kembali lagi dengan Rangga. Walaupun seBenarnya tebakan Alden Benar, Ayu ingin kembali kepada mantan suaminya.
Begitupun Riana, ingin rasanya ia memBenturkan kepala bebal putranya ke tembok karena terlalu naïf dengan perasaan nya.
“Sekali lagi Mami tanya, dan Mami harap kamu memikirkannya ini dengan Benar. Apakah kamu tetap ingin menikah dengan Ayu? Dengan resiko, anak kamu tidak akan pernah mengenali kamu sebagai Ayah kandungnya. Atau kamu ikuti saran Mami agar menikahi Reihana dan memberikan keluarga yang sebenarnya untuk anak kamu. Pilih Al”
Seisi ruangan hening dengan pilihan yang dilontarkan oleh Riana Richardson, suatu pilihan yang amat sulit bagi Alden disaat ia harus memilih cintanya atau anaknya. Ketiga wanita itu harap-harap ceMas dengan apa yang akan dipilih Alden, berharap pria itu dapat mengambil pilihan bijak demi Masa depan nya juga, sesuatu yang tidak akan di sesalinya di suatu hari.
Lama kesunyian itu terasa, Riana kembali menanyakan jawaban Alden.
“Apa jawaban mu, Alden?” tanyanya tegas
Alden mengangkat wajahnya, kini tatapan nya mengarah kepada ketiga wanita di hadapan nya, wajah yang berharap dan juga ceMas.
“Alden tetap memilih menikahi Ayu” jawabnya pelan tapi dapat di dengar jelas oleh semuanya.
Terdengar dengusan kesal di seisi ruangan itu, bahu mereka terkulai leMas disertai tatapan tak percaya bahwa Alden tetap bersikeras akan menikahi Ayu.
“Saya permisi, sekarang semuanya sudah jelas. Tidak ada lagi yang perlu di bicarakan, saya harap tidak ada yang mengganggu saya dan Ben lagi. Urusan kita sudah selesai. Selamat atas pernikahan nya” Reihana beranjak dari duduknya.
Wanita itu berjalan dengan tubuh tegak, dagu terangkat, keluar dari ruangan yang menyesakkan dadanya, terulas senyum miris di wajahnya yang menyiratkan kekecewaan yang mendalam.
Riana tidak mampu berkata-kata lagi, ia langsung berdiri dan ikut keluar dari ruangan itu. Ia kecewa, sangat kecewa dengan keputusan yang diambil putranya. Untuk saat ini, ia hanya ingin menjauh dari putranya sebelum ia Benar-Benar mengeluarkan emosinya dan mengamuk di tempat itu.
Hendrawan dan Ayu Masih terdiam di bangku mereka Masing-Masing, yang akhirnya kebisuan itu pecah saat Hendrawan angkat bicara.
“Om tidak tahu haruskah marah dengan kebrengsekan mu itu atau harus bangga karena cinta kamu begitu besar kepada Ayu, sehingga kamu tetap memilihnya” ucapnya sarkas.
“Ayu, Paman tunggu di lobi. Kalian butuh bicara berdua”lanjutnya
Ayu hanya mengangguk
“Al…”
“Jangan harap kamu bisa mempengaruhi ku untuk membatalkan pernikahan kita” ucap Alden cepat, memotong perkataan Ayu. Ia sudah dapat menebak kemana arah pembicaraan ini.
“Tidakkah kamu lihat betapa besarnya rasa cinta ku kepada kamu? Aku rela meninggalkan anakku demi kamu. Inilah bukti cintaku. Masihkah kamu tidak bisa merasakannya? Masihkah kamu meragukan perasaanku?” tanya Alden dengan bahu bergetar.
“Aku hanya tidak ingin kamu menyesal Al. Terlalu banyak resiko yang kamu ambil dengan menikahi ku di saat seperti ini. Kamu sudah kehilangan anakmu untuk yang kedua kalinya, dan di saat dia ada, kamu malah melepaskan kesempatan untuk memeluknya. Belum lagi dengan hatiku yang…”
Alden dengan cepat duduk di sebelah Ayu dan memeluk tubuh mungil di sampingnya, bahunya bergetar menahan tangis.
“Tetaplah di sampingku Ayu, buat aku agar tidak menggila karena kehilangan ini. Berikan aku anak laki-laki yang seperti dia dari rahim mu” ucapnya sambil menangis dan memeluk kekasihnya.
Ayu ikut menangis, kali ini menangisi takdir yang seolah tidak pernah berpihak pada hatinya. Jika keadaannya seperti ini, mana mungkin ia bisa meninggalkan Alden sementara apa yang pria itu korbankan untuk dirinya sangatlah besar. Kenapa priapria di hidupnya melakukan pengorbanan besar untuknya, membuatnya terjebak di
situasi sulit seperti ini.
Ayu Benci dengan keadaan seperti ini, ia tidak bisa mengikuti kata hatinya tapi ia juga tidak bisa meninggalkan Alden yang tengah terpuruk karena memilihnya.
Komentar
Bagikan
Mas Angga, maafkan aku.
Bersambung
Izin promo ya Admin^^
ReplyDeleteBosan gak tau mau ngapain, ayo buruan gabung dengan kami
minimal deposit dan withdraw nya hanya 15 ribu rupiah ya :D
Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa
- Telkomsel
- XL axiata
- OVO
- DANA
segera DAFTAR di WWW.AJOKARTU.COMPANY ....:)