Sunday, June 19, 2016

Sebaik-baik manusia

*SEBAIK-BAIK MANUSIA*

Ternyata, derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda:

_"Khairunnas anfa’uhum linnas | Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain"._ (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini seakan mengatakan bahwa jika ingin mengukur sejauh mana derajat kemuliaan akhlak kita, maka ukurlah sejauh mana nilai manfaat diri ini?

Istilah seorang bijak: "Tanyakanlah pada diri ini apakah kita ini manusia _wajib, sunat, mubah, makruh, atau malah manusia haram_?"

✔ *Apa itu manusia WAJIB?*
Manusia wajib ditandai jika keberadannya sangat dirindukan, sangat bermanfaat, perilakunya membuat hati orang di sekitarnya tercuri. Tanda-tanda yang nampak dari seorang manusia wajib, diantaranya dia seorang santun, jarang mengganggu orang lain sehingga orang lain merasa aman darinya.

Perilaku kesehariannya lebih banyak kebaikannya. Ucapannya senantiasa terpelihara, ia hemat betul kata-katanya, sehingga lebih banyak berbuat daripada berbicara. Sedikit kesalahannya, tidak suka mencampuri yang bukan urusannya, dan sangat menikmati kalau berbuat kebaikan.

Hari-harinya tidak lepas dari menjaga silaturahmi, sikapnya penuh wibawa, penyabar, selalu berterima kasih, penyantun, lemah lembut, bisa menahan dan mengendalikan diri, serta penuh kasih sayang.

Bukan kebiasaan bagi yang akhlaknya baik itu perilaku melaknat, memaki-maki, memfitnah, menggunjing, bersikap tergesa-gesa, dengki, bakhil, ataupun menghasut. Justru ia selalu berwajah cerah, ramah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan marahnya pun karena Allah SWT, subhanallaah, demikian indah hidupnya.

Karenanya, siapapun di dekatnya pastilah akan tercuri hatinya. Kata-katanya akan senantiasa terngiang-ngiang. Keramahannya pun benar-benar menjadi penyejuk bagi hati yang sedang membara.

Andaisaja orang yang berakhlak mulia ini tidak ada, maka siapapun akan merasa kehilangan, akan terasa ada sesuatu yang kosong di rongga qolbu ini. Orang yang wajib, adanya pasti penuh manfaat. Begitulah kurang lebih perwujudan akhlak yang baik, dan ternyata ia hanya akan lahir dari semburat kepribadian yang baik pula.

✔ *Manusia SUNNAH.*
Keberadaannya bermanfaat, tetapi kalau pun tidak ada, tidak tercuri hati kita. Tidak ada rongga kosong akibat rasa kehilangan. Hal ini terjadi mungkin karena kedalaman dan ketulusan amalnya belum dari lubuk hati yang paling dalam. Karena hati akan tersentuh oleh hati. Seperti halnya kalau kita berjumpa dengan orang yang berhati tulus, perilakunya benar-benar akan meresap masuk ke rongga qolbu siapapun.

✔ *Manusia MUBAH.*
Ada tidak adanya tidak berpengaruh. Di kantor kerja atau bolos sama saja. Seorang pemuda yang ketika ada di rumah keadaan menjadi berantakan, dan kalau tidak adapun tetap berantakan. Inilah pemuda yang mubah. Ada dan tiadanya tidak membawa manfaat, tidak juga membawa mudharat.

✔ *Manusia MAKRUH.*
Keberadannya justru membawa mudharat. Kalau dia tidak ada, tidak berpengaruh. Artinya kalau dia datang ke suatu tempat maka orang merasa bosan atau tidak senang.

Misalnya, ada seorang ayah sebelum pulang dari kantor suasana rumah sangat tenang, tetapi ketika klakson dibunyikan tanda sang ayah sudah datang, anak-anak malah lari ke tetangga, ibu cemas, dan pembantu pun sangat gelisah. Inilah seorang ayah yang keberadaannya menimbulkan masalah.

✔ *Manusia HARAM.*
Keberadaannya malah dianggap menjadi musibah, sedangkan ketiadaannya justru disyukuri. Jika dia pergi ke kantor, perlengkapan kantor pada hilang, maka ketika orang ini dipecat semua karyawan yang ada malah mensyukurinya.

Masya Allah... tidak ada salahnya kita merenung sejenak, tanyakan pada diri ini: _apakah kita ini seorang  yang menguntungkan orang lain atau hanya jadi benalu saja_?

Masyarakat merasa mendapat manfaat tidak dengan kehadiran kita? Adanya kita di masyarakat sebagai manusia apa? _Wajib, sunah, mubah, makruh, atau haram_? Kenapa tiap kita masuk ruangan teman-teman malah pada menjauhi, apakah karena perilaku sombong kita?

Kepada ibu-bu, hendaknya tanyakan pada diri masing-masing: _apakah anak-anak kita sudah merasa bangga punya ibu seperti kita? Punya manfaat tidak kita ini_?

Bagi para ayah cobalah mengukur diri, _saya ini seorang ayah atau gladiator? Saya ini seorang pejabat atau seorang penjahat?_

Kepada para mubaligh, da'i harus bertanya, _benarkah kita menyampaikan kebenaran atau hanya mencari penghargaan dan popularitas saja_?

Saudaraku tercinta... 
Semoga di madrasah Ramadhan ini, kita semua lulus menjadi manusia *WAJIB*, atau minimal manusia *SUNNAH*. Aamiin...

_Wallaahu a'lam bish-shawwabbish-shawwab._

No comments:

Post a Comment

JUDUL NOVEL

KISAH PEREMPUAN BAU LAWEYAN # 1

Kisah Perempuan Bahu Laweyan Yang Menikahi 9 Laki-laki  #01 WAJAHNYA tampak segar. Dia baru mandi dibawah pancuran air gunung Penanggungan. ...

POSTING POPULER