Thomas Alva Edison, Sang Inspirator Penemu Lampu Pijar Yang Semangatnya Selalu Berpijar
Semua orang di dunia ini pasti pernah mengalami kegagalan, ya kan? begitu pula denganku. Namun cara setiap orang mengatasi dan menghadapi kegagalan itu berbeda – beda, ada yang langsung nyerah dan putus asa, tapi ada juga yang tetap semangat menggapai apa yang diinginkan dan terus bangkit dari kegagalan. Suatu hari aku pernah gagal, waktu itu aku sediiiiih bangetzzz, ku Cuma bisa nangis dan meratapi apa yang udah aku lakuin. Aku hampir putus asa dan terpuruk dalam kegagalan. Berhari – hari aku masih terlarut dalam kesedihan. Hingga akhirnya saat aku membaca sebuah buku, aku pun sadar bahwa aku tak boleh seperti ini terus. Tahukah kenapa buku itu bisa menyadarkan ku??
Dari buku itu aku tahu bahwa kegagalan yang aku alami belum ada apa-apanya dibanding kegagalan yang dialami oleh Thomas Alva Edison, sang penemu lampu lampu pijar. Kalian semua pasti tahu dia,tapi...Tahukah kalian..berapa kali dia gagal???10 kali?100 kali?1000 kali????Thomas Alva Edison pernah gagal 10083 kali dalam percobaannya untuk menciptakan lampu pijar. Aku sangat malu,,,,ternyata kegagalan dan kesedihanku tak ada apa-apanya dibanding kegigihan serta semangat Edison untuk terus melakukan percobaan meski ia telah melewati kegagalan sebanyak itu. Semangat Edison itu pun tak sia-sia, berkat jasanya kita tak lagi berada di dalam kegelapan. Coba bayangkan jika Edison menyerah dalam kegagalannya, mungkin hingga saat ini kita tak akan menemui lampu. Sungguh hebat perjuangan beliau, inilah yang membuat ku sadar. Ku ingin meniru sikapnya, yang tak pernah kenal lelah untuk terus mencoba meski kegagalan demi kegagalan terus menimpa.
Semangat Thomas Alva Edison itulah yang selalu menginspirasi hidupku, sebanyak apapun kegagalan yang datang janganlah kau menyerah, hilangkan kata gagal dalam hidup mu seperti apa yang diucapkannya ” tidak ada kata gagal, yang ada hanyalah kurang tepatnya cara dalam belajar ”. Mungkin itu yang membuat Edison tak pernah lelah untuk mencoba. Karena beliau sudah kehilangan dengan apa yang disebut “kegagalan”.
Tak hanya itu ternyata kehidupan Edison juga mengalami masa – masa yang kurang menyenangkan. Saat Edison masih kecil ia hanya bertahan sekolah selama 3 bulan, hal ini karena gurunya menganggap bahwa Edison terlalu bodoh dan tidak bisa menerima pelajaran apapun. Gurunya memutuskan untuk mengeluarkan Edison dari sekolah itu. Secara fisik, bungsu dari tujuh bersaudara yang lahir tanggal 11 Februari 1847 di Milan, Ohio, Amerika Serikat ini memang agak tuli. Namun itu tak menjadikannya penghalang. Setelah dikeluarkan dari sekolah, ibunya, Nancy memutuskan untuk mengajari Edison di rumah, kebetulan beliau juga berprofesi sebagai guru. Edison kecil mulai diajari membaca, menulis dan berhitung. Tak disangka, Edison sangat cepat menyerap pelajaran yang diterima dari ibunya. Edison kecil sangat gemar membaca la membaca berbagai jenis buku. Berjilid-jilid ensiklopedi dibacanya tanpa jemu. Ia juga membaca buku sejarah Inggris dan Romawi, Kamus IPA karangan Ure, dan Principia karangan Newton, dan buku Ilmu Kimia karangan Richard G. Parker.
Meskipun tidak sekolah, Edison kecil menunjukkan sifat ingin tahu yang mendalam dan selalu ingin mencoba. Sebelum mencapai usia sekolah dia sudah membedah hewan-hewan, bukan untuk menyiksa hewan-hewan tersebut, tetapi murni didorong oleh rasa ingin tahunya yang besar. Bahkan suatu hari Edison juga pernah mengerami telur ayam. .Pada usia sebelas tahun Edison membangun laboratorium kimia sederhana di ruang bawah tanah rumah ayahnya. Setahun kemudian dia berhasil membuat sebuah telegraf yang meskipun bentuknya primitif tetapi bisa berfungsi.
Tentu saja percobaan-percobaan yang dilakukannya membutuhkan biaya yang lumayan besar. Edison sangat memahami keadaan ekonomi orang tuanya, di usia 12 tahun ia tak enggan jadi pengasong koran, kacang, permen, dan kue di kereta api yang beroperasi antara kota Port Huron dan Detroit. Sebagian keuntungannya diberikan kepada orang tuanya dan sebagian lagi ia gunakan untuk biaya melakukan percobaan Agar waktu senggangnya di kereta api tidak terbuang percuma Edison meminta ijin kepada pihak perusahaan kereta api, “Grand Trunk Railway”, untuk membuat laboratorium kecil di salah satu gerbong kereta api. Di sanalah ia melakukan percobaan dan membaca literatur ketika sedang tidak bertugas.Kemudian ia menjadi operator telegraf, Ia pindah dari satu kota ke kota lain. Di New York ia diminta untuk menjadi kepala mesin telegraf yang penting. Mesin-mesin itu mengirimkan berita bisnis ke seluruh perusahaan terkemuka di New York.
Tahun 1861 terjadi perang saudara antara negara-negara bagian utara dan selatan. Topik ini menjadi perhatian orang-orang. Thomas Alva Edison melihat peluang ini dan membeli sebuah alat cetak tua seharga 12 dolar, kemudian mencetak sendiri korannya yang diberi nama “Weekly Herald”. Koran ini adalah koran pertama yang dicetak di atas kereta api dan lumayan laku terjual. Oplahnya mencapai 400 sehari.Pada masa ini Edison hampir kehilangan pendengarannya akibat kecelakaan. Tetapi dia tidak menganggapnya sebagai cacat malah menganggapnya sebagai keuntungan karena ia banyak memiliki waktu untuk berpikir daripada untuk mendengarkan pembicaraan kosong.
Pada musim panas 1862, Edison menyelamatkan seorang anak berusia tiga tahun yang hampir di tabrak oleh mobil. Ayah dari anak yang diselamatkan adalah kepala stasiun kereta api di tempatnya berjualan. Dan sebagai rasa terima kasih, kepala stasiun tersebut mengajari Edison cara menggunakan telegraph. Setelah 5 bulan mempelajari telegraph, Edison bekerja sebagai ahli telegraph selama 4 tahun. Hampir semua gaji yang didapatnya dihabiskan dengan membangun berbagai macam laboratorium dan peralatan listrik.
Edison sangat senang mempelajari sesuatu dan membaca buku-buku yang ada. Dari semua yang dipelajarinya, Edison menerapkan pelajaran tersebut dengan cara bereksperimen di laboratorium kecilnya. Edison tinggal di laboratoriumnya, hanya tidur 4 jam sehari, dan makan dari makanan yang dibawa oleh asistennya ke laboratoriumnya
Tahun 1868 Edison mendapat pekerjaan sebagai operator telegraf di Boston. Seluruh waktu luangnya dihabiskan untuk melakukan percobaan-percobaan tehnik. Tahun ini pula ia menemukan sistem interkom elektrik.
Thomas Alva Edison mendapat hak paten pertamanya untuk alat electric vote recorder tetapi tidak ada yang tertarik membelinya sehingga ia beralih ke penemuan yang bersifat komersial. Penemuan pertamanya yang bersifat komersial adalah pengembangan stock ticker. Edison menjual penemuaannya ke sebuah perusahaan dan mendapat uang sebesar 40000 dollar. Pada tahun 1870 ia menemukan mesin telegraf yang lebih baik. Mesin-mesinnya dapat mencetak pesan-pesan di atas pita kertas yang panjang. Uang yang dihasilkan dari penemuannya itu cukup untuk mendirikan perusahaan sendiri.
Uang ini digunakan oleh Edison untuk membuka perusahaan dan laboratorium di Menlo Park, New Jersey (1874). Di laboratorium inilah ia menghasilkan berbagai penemuan yang kemudian mengubah pola hidup sebagian besar orang-orang di dunia.
Tahun 1877 ia menemukan phonograph. Pada tahun ini pula ia menyibukkan diri dengan masalah yang pada waktu itu menjadi perhatian banyak peneliti: lampu pijar. Edison menyadari betapa pentingnya sumber cahaya semacam itu bagi kehidupan umat manusia. Oleh karena itu Edison mencurahkan seluruh tenaga dan waktunya, serta menghabiskan uang sebanyak 40.000 dollar dalam kurun waktu dua tahun untuk percobaan membuat lampu pijar. Persoalannya ialah bagaimana menemukan bahan yg bisa berpijar ketika dialiri arus listrik tetapi tidak terbakar. Total ada sekitar 6000 bahan yang dicobanya. Melalui usaha keras Edison, akhirnya pada tanggal 21 Oktober 1879 lahirlah lampu pijar listrik pertama yang mampu menyala selama 40 jam. Tahun 1882 ia memasang lampu-lampu listrik di jalan-jalan dan rumah-rumah sejauh satu kilometer di kota New York. Hal ini adalah pertama kalinya di dunia lampu listrik di pakai di jalan-jalan. Pada tahun 1890, ia mendirikan perusahaan General Electric.
Masih banyak lagi hasil penemuan Edison yang bermanfaat. Secara keseluruhan Edison telah menghasilkan 1.039 hak paten. Penemuannya yang jarang disebutkan antara lain : telegraf cetak, pulpen elektrik, proses penambangan magnetik, torpedo listrik, karet sintetis, baterai alkaline, pengaduk semen, mikrofon, transmiter telepon karbon dan proyektor gambar bergerak.
Thomas Edison juga berjasa dalam bidang perfilman. Ia menggabungkan film fotografi yang telah dikembangkan George Eastman menjadi industri film yang menghasilkan jutaan dolar seperti saat ini. Dia pun membuat Black Maria, suatu studio film bergerak yang dibangun pada jalur berputar.
Kemudian sejarah ilmu pengetahuan mencatat nama orang yang hidup tahun 1847-1931 ini (meninggal di West Orange, New York, pada tanggal 18 Oktober 1931 pada usia 84 tahun), sebagai penemu terbesar di dunia dengan 3000 penemuan. Ia bahkan pernah menemukan 400 macam penemuan dalam masa 13 bulan. . Edison melakukan percobaan dan eksperimen terus menerus hingga penemuan-penemuannya menjadi sempurna. Mungkin kata yang cocok untuk menggambarkan kepandaian Edison adalah: "Genius adalah 99% kerja keras"
Thomas Alva Edison
Kurang lebih itulah biografi beliau. Aku sangat kagum dan tercengang dengan apa yang dilakukannya. Harusnya ini bisa lebih memotivasiku jadi orang yang lebih baik. Aku nggak boleh menyerah dengan kegagalan, meski kegagalan itu datang bertubi-tubi. Kita, bahkan khususnya aku, patut meniru kecerdasan Thomas Alva Edison, yang selalu memiliki semangat dalam hidupnya. Semua keterbatasan dan kekurangan yang kita miliki harusnya nggak menjadikan kita menyerah pada keadaan.
Dulu waktu SMP, aku pernah gagal mendapat nilai ujian nasional yang memuaskan. Padahal waktu try out nilaiku selalu bagus, tapi entah kenapa saat menjelang ujian nasional, niai – nilai try out ku mulai menurun. Dan,,,hal yang tak ku inginkan pun terjadi, aku gagal masuk jajaran 10 besar siswa peraih nilai UN tertinggi di sekolahku. Aku,,,mencoba menahan air mataku saat perpisahan. Aku sediiih karena udah mengecewakan kedua orang tuaku, padahal mereka udah memberiku kepercayaan. Sungguh, itu bener – bener hal yang nggak mungkin ku lupakan dalam hidupku. Kegagalan itu menjadi pelajaran buatku, karena mempertahankan sesuatu memang lebih berat daripada meraihnya. Saat itu aku udah gagal untuk mempertahankan nilai-nilaiku yang udah baik. Tapi sekarang aku harus merubah cara fikirku, aku nggak mau lagi jatuh dalam kegagalan yang sama. Aku akan berusaha untuk belajar, mendapat nilai yang baik dan terus bisa mempertahankannya. Aku pengen lulus SMA dengan nilai tinggi, bisa ikut PMDK, dan meraih mimpi-mimpiku yang lainnya. Aku harus bisa!!!!
Mungkin saat ini ku belum bisa jadi siswa yang baik, nilai-nilai ku masih jauh dari harapan orang tua, kegagalan dalam ulangan dan dalam belajar akan menjadi cambuk untukku. Karena ku tahu, kita nggak akan menemukan keberhasilan sebelum kita mengalami kegagalan. Ya kan???Buat temen-temen yang merasa gagal dan hampir putus asa, “jangan menyerah”. Tetap lakukan yang terbaik dan selalu semangat untuk terus bangkit dari kegagalan. Yakinlah, bahwa setelah itu Tuhan akan memberikan kemudahan dan hal yang terbaik untuk kita. Percayalah, apapun dapat terjadi, asalkan kita mau bekerja keras.
Aku harus belajar banyak dari Edison, ku nggak boleh kayak gini terus. Kapan aku bisa maju kalau aku nggak merubah sifatku yang gampang meyerah dan putus asa. Ku harus lebih banyak latihan nulis, dan ngirimin ke media. Tak peduli itu akan diterima atau nggak, karena itulah impianku, menjadi seorang “Penulis”. Edison aja yakin kalau dia bisa menciptakan lampu pijar walaupun beribu kegagalan menghampirinya.
Oh iya selain itu dari sekarang kita harus kerja keras, terutama anak-anak muda. Kalau kita punya kerja sambilan nggak perlu malu sama teman. Hal itu malah bagus, karena akan melatih kemandirian kita dan pengalaman kita juga bertambah. Lihat aja Edison yang udah bekerja sejak usia muda, dia nggak pernah malu walaupun Cuma bekerja sebagai pedagang asongan di kereta. Pekerjaannya itu juga nggak membuatnya berhenti belajar, dia masih menyempatkan waktunya buat baca buku dan mengadakan berbagai penelitian. Kenapa kita nggak mencontohnya????apalagi sekarang fasilitas udah tersedia di mana-mana. Kita bisa kok kerja sambilan dari hal – hal mudah, misalnya kita hobi nulis, kan bisa dikirim ke media cetak, bisa juga jualan pulsa atau yang hobi masak, bisa juga coba-coba jualan. Siapa tahu malah nanti kita bisa nyiptain lapangan kerja sendiri. Ayolah kawan,,,jangan Cuma mengandalkan apa yang udah dikasih orang tua. Tapi manfaatin fasilitas yang ada menjadi lebih berguna dan menguntungkan buat kita. Kita manfaatkan peluang yang ada dan nggak boleh ada waktu yang terbuang percuma. Kita adalah generasi penerus bangsa,,,!!nggak mau kan ngeliat bangsa ini makin tertinggal dari negara-negara lain???so manfaatin masa muda sebaik-baiknya.
Aku ingin memiliki semangat sepertimu Edison,,, semangat yang selalu berpijar sepanjang masa, yang tak kan redup oleh kegagalan. Aku juga nggak peduli kalau misalkan tulisan ini nggak menang, yang penting aku udah berusaha. Ini adalah latihan dan salah satu cara untuk menggapai impianku sebagai seorang penulis. Mungkin tulisan ini juga nggak ada apa-apanya dibanding tulisan temen-temen yang lain, tapi ku harap tulisan ini bisa bermanfaat dan menginsiprasi temen-temen semua. Ayo kita tebarkan semangat “AKU BISA”. Kita pasti bisa, bisa menggapai apa yang kita inginkan.
Hidayanti Hida
http://www.facebook.com/note.php?note_id=389541927637
No comments:
Post a Comment