اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 124
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Seruan Rasulullah agar Bekerja
Di Madinah masih ada orang-orang muslim yang hidup tanpa rumah dan tanpa pekerjaan. Mereka ini tinggal di masjid dan hidup tenang dari harta zakat yang diberikan oleh orang lain. Setiap hari yang mereka lakukan adalah berdzikir dan sholat di masjid.
Sebagian masyarakat sangat menghormati orang-orang yang tiada henti-hentinya berdzikir, sholat, dan berdoa itu.
Rasulullah ﷺ menemukan salah seorang di antara mereka yang benar-benar mengkhususkan dirinya untuk beribadah. Orang itu terlihat begitu kurus karena sholat setiap siang dan malam hari.
Rasulullah ﷺ juga melihat kekaguman orang-orang kepada laki-laki tadi. Dahi Rasulullah ﷺ sedikit berkerut sehingga beliau bertanya kepada orang-orang,
“Siapa yang memberi dia makan?”
“Saudaranya ya Rasulullah.” jawab seseorang.
“Saudaranya itu jauh lebih ahli ibadah daripada dia,” demikian Sabda Rasulullah ﷺ.
Setelah itu Rasulullah ﷺ pun menghimbau semua orang yang hidup menganggur agar mau bekerja. Jika kita masih mempunyai kaki dan tangan, tidak ada alasan untuk tidak bekerja. Yang terbaik bagi seseorang adalah makan dari hasil pekerjaannya sendiri.
Rasulullah ﷺ menceritakan kisah Nabi Daud. Walaupun dia seorang raja yang berkuasa dia tetap makan dari hasil pekerjaannya sendiri.
Maka tersentaklah orang-orang, ternyata ibadah itu mempunyai arti sangat luas. Bekerja untuk menafkahi keluarga termasuk ibadah besar jika diniatkan dengan ikhlas karena Allah semata.
Sejak itu kaum muslimin pun bekerja dengan giat. Apa pun yang halal mereka kerjakan, apalagi banyak ladang-ladang gembala dan sumur-sumur peninggalan orang Yahudi yang kini menjadi milik kaum muslimin.
Bekerja sebagai gembala, pencari kayu bakar dan pembuat tembikar jauh lebih baik daripada orang yang terus berdiam diri di masjid hanya untuk berdzikir.
Rasulullah ﷺ adalah teladan kesungguhan yang sempurna. Apabila beliau telah memusatkan perhatiannya pada ibadah, maka dipusatkan lah perhatiannya sepenuhnya. Dan apabila melaksanakan suatu pekerjaan lain maka takkan beliau sudahi pekerjaan itu sebelum benar-benar selesai.
Larangan Minum Khamr
Setelah itu muadzin Rasulullah ﷺ berseru, “Setelah adzan, orang mabuk jangan ikut sholat!”
Maka banyaklah kaum muslim yang mulai mengurangi minum khamr sedapat mungkin. Namun Umar kembali berkata lagi,
“Ya Allah jelaskanlah kepada kami hukum khamr itu. Jelaskanlah dengan tegas Ya Allah. Hal ini menyesatkan pikiran dan harta.”
Umar berkata begitu karena pernah ada sekelompok muslimin Anshor dan Muhajirin yang berkelahi sambil mabuk. Khamr betul-betul membuat mereka saling menarik janggut dan memukul kepala orang lain.
Akhirnya turun ayat yang melarang khamr dengan tegas,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Surah Al-Ma’idah (5:90)
اِنَّمَا يُرِيْدُ الشَّيْطٰنُ اَنْ يُّوْقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاۤءَ فِى الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ وَعَنِ الصَّلٰوةِ فَهَلْ اَنْتُمْ مُّنْتَهُوْنَ
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu dengan jalan (meminum) khamar dan berjudi, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan dari sholat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). Surah Al-Ma’idah (5:91)
Begitu ayat ini turun para sahabat langsung menghentikan kebiasaan minum khamr.
“Semua umatku selamat kecuali orang-orang yang berbuat maksiat secara terang-terangan” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Termasuk orang-orang yang berbuat maksiat secara terang-terangan adalah orang yang dengan bangga menceritakan perbuatan hinanya agar mendapat pujian serta kekaguman dari teman-temannya.
Kerajaan Romawi dan Persia
Saat Rasulullah ﷺ hidup, ada dua kerajaan besar yang saling bermusuhan, yaitu Romawi dan Persia. Perang di antara keduanya menghasilkan kemenangan yang silih berganti. Pada suatu saat Romawi yang menang, pada saat yang lain Persialah yang menaklukkan lawannya.
Pada mulanya Persia yang menang, mereka menguasai Palestina dan Mesir, menaklukkan Baitul Maqdis atau Yerusalem dan berhasil merebut salib besar (the truth cross) yang disucikan orang Romawi yang beragama Kristen.
Setelah itu berganti Romawi yang menang. Mereka berhasil merebut kembali Mesir, Syam, dan Palestina.
Heraklius, kaisar Romawi saat itu memenuhi nazarnya dengan berziarah ke Yerusalem sambil berjalan kaki untuk mengembalikan salib besar ke tempatnya semula.
Nama dua kerajaan besar itu benar-benar menggetarkan hati para penguasa-penguasa kecil di daerah sekitarnya. Tidak ada sebuah kerajaan kecil pun yang mempunyai pikiran untuk menentang kehendak kedua kekaisaran itu. Yang mereka inginkan adalah berdamai dengan keduanya.
Termasuk hal itulah yang selama ini telah dilakukan oleh negeri-negeri Arab.
Yaman dan Irak berada di bawah pengaruh Persia. Sementara itu Mesir sampai ke Syam dibawah kekuasaan Romawi.
Bersambung
No comments:
Post a Comment