Monday, May 28, 2018

Tak Cukup Mujahid

TAK CUKUP JADI MUJAHID UNTUK BELA ISLAM

Saya Muslim sejak dalam kandungan…ya iyalah Ibu dan Ayah saya muslim. Tanpa berdebat keduanya sepakat bahwa bayi yang lahir yaitu saya, otomatis muslim. Seandainya orang tua saya non muslim maka sejak bayi, saya disebut ka……takanlah begitu. Jadi, agama saya adalah warisan yang saya syukuri karena kehidupan baik-baik saja, dan Islam tetap menjadi keyakinan saya hingga kini dan seterusnya.

Saya belajar Islam seadanya, jadi ilmu tentang agama mungkin hanya se’uprit’ atau cetek banget lah. Udah gitu saya bukan Habib, jelas ayah saya orang Garut dan ibu asli Cianjur tapi saya yakin kalau dirunut panca kakinya bisa jadi saya keturunan Nabi Adam AS. Belum pernah saya coba buktikan sih, yakin aja. Jadi kalau teman-teman hanya akan percaya bila kata-kata itu keluar dari seorang Habib maka stop bacanya sampai sini saja, ga usah dilanjutin karena ga akan percaya, ya kan…..eits salaman dulu…..daaah…

Nah, mereka sudah pergi kita lanjutin ya…

Akhir-akhir ini saya sering mendengar kata Mujahid diucapkan. Kata Mujahid ditujukan bagi mereka yang berjihad, berjuang ‘membela’ Islam. Mujahid adalah mereka yang mengorbankan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk berjuang membela agama, *bahkan pengorbanannya sampai merelakan kehilangan nyawa* . Siapa yang bisa menyalahkan keyakinan ini ? tidak ada ! karena menjadi Mujahid diperintahkan dalam  Al Quran. Bila Al Quran tidak cukup menjelaskan maka sunah Rasul menjadi pegangan. Dicontohkan oleh Rasul Muhammad SAW dan para sahabatnya bagaimana beliau-beliau berkorban jiwa raga membela Islam. Mujahid menjadi karakter mentalitas umat yang tangguh, pantang menyerah, berani dan penuh totalitas. Itulah Mujahid, PEJUANG !

Nah, namun…..selain menjadi Mujahid, Rasulullah SAW juga memiliki dua karakter lainnya. *Yaitu Muwahid dan Mujaddid..* (karena ilmu agama saya cetek tadi, ya baru dua ini tambahannya). *Muwahid adalah PEMERSATU*. Orang yang memiliki kemampuan mempersatukan. Mau bukti ? kejadian pertama, mungkin masih pada inget, kalau lupa wajar karena kejadiannya lebih dari 1400 tahun yang lalu, wajar kita berbeda pendapat tentang suatu kebenaran ribuan tahun yang lampau. Kejadian minggu lalu aja banyak yang lupa hehe.

OK ya, kejadian pertama saat Muhammad belum menjadi nabi ada keributan antar kepala suku Quraisy yang mau memasang batu Hajar Aswad pada dinding Ka’bah, semua merasa paling berhak…lalu siapa yang benar ? tak ada solusi sampai Muhammad muncul dan memberi ide supaya masing-masing suku yang bertikai memegang keempat ujung kain dan bersama-sama meletakkan batu Hajar Aswad tersebut. Alhamdulillah perdamaian terjaga. Ok kan beliau ? cerdas sekali.

Kejadian kedua, setelah Muhammad menjadi Nabi. Ketika datang ke kota Yastrib yang kemudian, namanya berubah menjadi Madinah. Apa yang beliau lakukan ? Mengumpulkan para kepala suku yang ada dikota itu, *baik kaum Nasrani, kaum Yahudi, kaum Tsamud, dll* yang mana mereka seringkali bertikai lalu kemudian dibuat sebuah perjanjian yang kemudian dikenal sebagai *Piagam Madinah* yang pada intinya mereka mau bersama-sama, bersatu, membangun Madinah. Betul begitu bukan ? Alhamdulillah…keren sekali ini !

Cukup dua kejadian itu saja, karena itu kejadian besar dan fenomenal yang meyakinkan saya bahwa karakter Muwahid ini penting, sudah dicontohkan tapi kita abaikan…di Madinah, *bersatu tak hanya sesama Muslim lho dan Non Muslim tidak dipaksa menjadi Muslim. Bersatu itu karena beda-beda, kalau sama itu namanya SERAGAM*

Karakter yang ketiga adalah Mujaddid yang bermakna PEMBAHARU. Ya Muhammad SAW adalah seorang pembaharu. Seorang yang selalu membuat hal-hal baru untuk memajukan Islam. Buktinya apa?…ini dia, Muhammad SAW pernah membuat perjanjian Hudaibiyah saat perang melawan pasukan Abu Jahal. Inti perjanjian itu semacam gencatan senjata dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi kedua belah pihak. Bayangkan ! tidak pernah ada kisah peperangan sebelum Muhammad yang melakukan itu.

Satu lagi, tahukah kamu *bahwa Piagam Madinah* diakui sebagai satu bentuk tatanan pemerintahan baru yang didasari atas kesepakatan tertulis dengan kata lain dianggap yang pertama kali membuat Sistem pemerintahan Modern. Belum pernah ada yang seperti itu sebelumnya di dunia. Saat itu seluruh kekuasaan berbentuk kerajaan atau kabilah yang dikepalai seorang kepala suku dan kepemimpinan diwariskan turun temurun. *Piagam Madinah itu inovasi ! Muhammad seorang innovator* (bahasa lain dari Mujaddid).

Inovasi juga dilakukan para sahabat Nabi di masa kepemimpinannya, yang terbesar adalah inovasi yang dilakukan Khalifah Usman yang membukukan Al Quran sehingga kita bisa melihat wujudnya hingga sekarang. Tuh kan, harus berterimakasih kita semua karena punya kitab Al Quran yang bisa dipegang dan dibaca, padahal sebelumnya berserakan berupa hapalan yang lalu dikumpulkan, disusun, ditulis, dicetak, dan diperbanyak. Mau menyangkal itu sebuah inovasi ?

Jadi, ketiga karakter itu Mujahid-Muwahid-Mujaddid mestinya menjadi satu paket utuh yang wajib kita miliki bila tujuan akhirnya adalah mewujudkan *Islam yang Rahmatan Lil Alamin*. Karena kalau hanya membahas kata Mujahid saja kita hanya berdebat tentang cara, tapi kalau melaksanakan ketiganya maka pilihan cara berjuang bisa sangat berbeda.

Umat Islam yang berpikir untuk ‘mempersatukan’ tidak mungkin melakukan jihad dengan *membuat bom 💣*, ya mana bisa bersatu bila kamu menyakiti.

Umat Islam yang  berhasil ‘mempersatukan’-lah yang sangat mungkin melakukan pembaharuan. Kita ga mungkin berinovasi kalau setiap saat energi kita hanya untuk berdebat kebenaran. *Inovasi itu butuh energi positif, butuh kreatif, butuh suasana yang harmonis*. Umat Islam harus melakukan inovasi untuk memperbaiki kehidupan dunia ini, bukan cuma memberi stempel pada produk hasil inovasi. Perlu dibuat Majelis Urusan Inovasi !

Saya malah memperkirakan, bahwa Mujahid-Muwahid-Mujaddid itu adalah tahapan yang harus dilalui bila ingin sampai pada *Rahmatan Lil Alamin* Sudah sampai tahap mana hari ini kita ?..........dan untuk melewatinya Tuhan memberi *tantangan keragaman yang luar biasa di negeri ini*. Mungkin Tuhan menganggap Umat Islam Indonesia ini cerdas dan akan mengerti maksud dan tujuanNya.

Iya ga sih ? iya in aja ya…kasian saya nulisnya sambil puasa.

Wassalam.

No comments:

Post a Comment

JUDUL NOVEL

KISAH PEREMPUAN BAU LAWEYAN # 1

Kisah Perempuan Bahu Laweyan Yang Menikahi 9 Laki-laki  #01 WAJAHNYA tampak segar. Dia baru mandi dibawah pancuran air gunung Penanggungan. ...

POSTING POPULER