Thursday, November 17, 2011

Berbuatlah karena Allah

Problematika besar bangsa ini sejatinya bermula dari sebuah kerusakan kecil. Seperti peristiwa kebakaran hebat, ia bermula dari percikan api yang kecil. Karena itu, kita harus senantiasa mengantisipasi terjadinya kerusakan kecil agar tidak telanjur makin besar.

Kerusakan kecil itu ialah ketidakmurnian niat dalam berbuat atau melakukan sesuatu. Islam sangat memperhatikan masalah niat. Niat yang salah (tidak karena Allah) akan menghilangkan pahala dari kebaikan yang dilakukan meskipun amal tersebut tergolong amal saleh yang dicintai Allah dan rasul-Nya. “Sesungguhnya amalan-amalan itu tergantung niatnya. Sesungguhnya bagi setiap orang adalah apa yang ia niatkan.” (HR Bukhari Muslim).

Jadi, sekalipun seseorang mampu merangkai kata-kata indah nan memukau atau mampu bekerja keras dengan penuh semangat, tapi tidak diniati karena Allah, sia-sialah semuanya. Niat yang buruk atau niat yang ditumpangi oleh kepentingan nafsu akan menimbulkan perselisihan serius sehingga menyebabkan terjadinya perdebatan, perteng karan, perkelahian, bahkan permu suhan dan dendam. Oleh karena itu, ber hati-hatilah dalam mengambil sebuah keputusan sebelum bertindak.

Kita harus memastikan secara jernih bahwa yang kita lakukan benar- benar semata-mata karena Allah agar mendapat keridaan-Nya. Jika sudah memastikan bahwa yang kita lakukan adalah murni karena Allah, lalu direspons keliru oleh orang lain, janganlah terprovokasi untuk marah. Tetaplah tenang dan bersegeralah mengingat Allah. Bahkan jika perlu, mohonkanlah ampun buat orang tersebut dan bermusyawarahlah bersamanya dalam mengambil keputusan. “Maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.” (QS [3]: 159).

Demikianlah yang dicontohkan oleh Khalid bin Walid. Tatkala ia dinonaktifkan sebagai panglima jenderal kaum Muslimin oleh Khalifah Umar bin Khattab, Khalid sama sekali tidak bereaksi negatif, justru ia bersyukur karena Allah telah membebaskan dirinya dari besarnya amanah yang sangat berat. Ketika ditanya oleh sahabatnya perihal penonaktifan dirinya, Khalid menjawab singkat, “Saya berjihad ini karena Allah, bukan karena Umar.” Khalid tetap dalam pasukan meskipun berubah posisi hanya sebagai prajurit biasa.

Sebagai seorang Muslim, sikap seperti itulah yang harus kita pelihara dalam diri kita, yaitu menjaga kemurnian niat dalam berbuat. Jangan sampai hanya karena tidak lagi diberi kesempatan memimpin, lalu langsung meradang dan mencemooh semua orang.

Begitupun bila kita sebagai pemegang kebijakan, hendaknya mengambil keputusan atas dasar niat suci karena Allah yang disertai dengan musyawarah. Jangan sampai membuat keputusan atas dasar kepentingan diri (otoriter), apalagi hanya karena pengaruh pihak lain.

Saat ini dan ke depan, marilah kita tata kembali niat dalam berbuat dan semata-mata hanya mengharap rida Allah SWT. Sekiranya semua umat Islam memahami hal ini dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari, akan terbinalah ukhuwah Islamiyah. Wallahu a’lam.

Dr Abdul Mannan
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/11/10/luf4x0-berbuatlah-karena-allah

Bahaya Menuduh Kafir

Menuduh adalah suatu perbuatan yang tidak menyenangkan. Orang yang dituduh akan terluka hatinya, apalagi tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya tidak disertai dengan bukti-bukti yang benar. Tentu ia akan merasa sangat terzholimi. Tuduhan seperti ini biasanya akan menimbulkan efek-efek negatif, seperti jalinan persaudaraan yang tidak harmonis, penceraian dalam rumah tangga, hilangnya kepercayaan dan harga diri, hilangnya pekerjaan dan jabatan dan sebagainya. Namun efek yang paling berbahaya adalah kerusakan akidah bagi pelakunya.

Oleh sebab itu, Islam telah memperingatkan kepada umatnya supaya tidak melakukan sembarang tuduhan kepada saudara seagamanya. Peringatan ini bisa dilihat dari beratnya hukuman atas seorang yang menuduh suatu perbuatan keji terhadap sesama saudaranya sendiri. Seperti menuduh melakukan perbuatan zina (qadzaf) sedangkan dia tidak mampu menghadirkan empat orang saksi, maka hukuman bagi orang yang menuduh itu adalah didera sebanyak 80 kali dera. (QS. An-Nur:4-5).

Demikian pula menuduh kafir tanpa keterangan yang dapat dipercaya adalah suatu perbuatan yang tidak dibenarkan dalam Islam. Tuduhan inilah yang menimbulkan efek paling berbahaya tadi, yaitu rusaknya akidah.

Berdasarkan kaidah asas Islam dalam perkara akidah disebutkan, bahwa tidak dibolehkan mengkafirkan seseorang dari golongan ahli kiblat, kecuali dengan bukti yang jelas dan akurat. Sebab pada dasarnya, sosok seorang muslim adalah iman, maka mengkafirkan seorang muslim dengan tanpa alasan yang kuat adalah perbuatan yang dilarang. Sekiranya tuduhan tersebut tidak benar, maka sebaliknya orang yang menuduh itu adalah kafir. Hal ini menunjukan betapa kerasnya larangan melakukan perbuatan menuduh dan saling melemparkan tuduhan kafir tanpa dalil. (Lihat: Dr Wahbah Zuhaili, Akhlakul Muslim: 'Alaqatuhu bin Nafsi wal Kaun, Darul Fikr al-Mu'asir, Beirut Lubnan, h. 298).

Pendapat di atas didasarkan kepada dalil Alquran surat al-Ruum ayat 44, Allah SWT. berfirman, "Siapa yang kafir, maka dia sendirilah yang menanggung akibat kekafirannya itu; dan barang siapa yang mengerjakan kebajikan, maka mereka menyiapkan untuk diri mereka sendiri (tempat yang menyenangkan)."

Dalam menafsirkan ayat di atas, Prof Dr Wahbah Zuhaili menjelaskan, bahwa sang penuduh (tanpa bukti yang valid) itu adalah kafir, yaitu entah dia itu fasik karena menutup kebenaran atau ia benar-benar kafir ( kafir mutlak). Sedangkan kufur mutlak, maknanya lebih luas dari fasik. Allah berfirman: "Barang siapa yang kafir setelah datang keterangan-keterangan yang jelas, maka mereka itulah orang-orang yang fasik". (QS Al-Nuur: 55).

Sedangkan, Nabi SAW telah menegaskan, bahwa orang yang menyifatkan saudara muslimnya dengan sifat kekufuran, maka hal itu adalah dosa. Bahkan tuduhan itu berbalik kepada dirinya. Sebagaimana diriwayatkan dari Bukhari dan Muslim dari Abi Dzar RA., bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda: "Barang siapa yang memanggil seseorang dengan kata-kata kafir, atau berkata: wahai musuh Allah, sedangkan tidaklah demikian halnya, maka tuduhan dan kata-kata itu kembali dan berlaku kepada dirinya." (HR Bukhari dan Muslim)

Keterangan nash Alquran dan Hadis di atas hendaknya menjadi perhatian dan pelajaran bagi setiap muslim supaya lebih berhati-hati dan waspada untuk tidak mudah atau tergesa-gesa melemparkan sebuah tuduhan. Apalagi menuduh kafir terhadap sesama saudara muslim sendiri dengan tanpa bukti atau informasi yang valid. Sebab, tuduhan tersebut hanya akan membawa akibat yang membahayakan terhadap banyak pihak, terutama pelakunya sendiri. Di mana kemurnian akidahnya bisa rusak, gara-gara menuduh kafir terhadap saudaranya tanpa bukti dan kebenaran yang jelas dan nyata. Wallahu 'Alam bi Shawab

Imron Baehaqi Lc
Penulis adalah Pengurus Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia, Bidang Dakwah dan Tarjih.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/11/12/luj2r5-bahaya-menuduh-kafir

Friday, November 4, 2011

Pelajaran dari Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail

Kisah keluarga Nabi Ibrahim adalah kisah teladan bagi setiap rumah tangga Muslim dalam menjalani problematika rumah tangga. Serentetan ujian yang bergulir tiada henti dalam kehidupannya. Namun semua itu tidak menjadikan bahtera rumah tangganya goncang bahkan semakin bertambah kuat perkasa.

Sekian tahun lamanya keluarga Ibrahim menanti sang buah hati. Telah banyak linangan air mata dalam doanya untuk di karuniai seorang putra sebagai penerus perjuangannya. Ketika sang buah hati telah hadir dan merekah dalam hatinya, maka Allah hendak menguji keimanan nabi Ibrahim dengan sang buah hatinya. Allah berfirman dalam al-Qur’an.

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Wahai ayahanda, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah Engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar’.” (QS. Ash-Shaffat: 102)

Siapapun pasti akan merasa berduka ketika buah hatinya sakit dan terluka. Apalagi anak semata wayang yang sekian tahun dinanti kehadirannya diperintahkan untuk disembelih sebagai bukti keimanannya. Meski demikian Nabi Ibrahim yakin bahwa mimpi yang dialaminya adalah wahyu dari Allah bukan sekedar halusinasi dan bisikan setan. Akhirnya iapun bertekad melaksanakan perintah Allah tersebut bersama anaknya.

Kebersamaan Ibrahim dan Ismail dalam Menjalankan Perintah Allah

Setelah Nabi Ibrahim mengetahui bahwa hal tersebut adalah wahyu dari Allah, maka segera ia kabarkan kepada Ismail putranya tercinta seraya meminta pendapatnya. Sungguh dia seorang anak yang berbakti pada orang tuanya. Begitu juga santun akhlak dan budi pekertinya.

Ketika mendengar hal tersebut adalah wahyu Allah yang disampaikan pada ayahnya tercinta, maka ia tidak lagi berpikir panjang memberikan jawaban untuk melaksanakan perintah Allah. Isma’il yang masih belia itu dengan tegas mengatakan pada ayahnya.
“Wahai ayahanda, kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Subhanallah… Iman setebal apakah yang menghiasi keluarga Nabi Ibrahim hingga ujian seberat itu dihadapi dengan penuh kesabaran? Kita benar-benar terheran dan takjub dengan keduanya yang bertekad kuat bersama-sama melaksanakan perintah Allah meskipun seolah tak tertahankan oleh jiwa.

Begitulah ketika orang tua tulus berdoa kepada Allah untuk anaknya kemudian mendidik dengan ajaran-ajaran tauhid maka anak akan tumbuh dengan pribadi shalih yang berbakti pada orang tuanya.

Kisah Penyembelihan

Tak terbayangkan suasana tatkala Nabi Ibrahim hendak melaksanakan perintah Allah. Haru-biru dan menegangkan bergejolak dalam jiwa sang ayah yang begitu cinta pada anak semata wayangnya. Keraguan pun terkadang menggelayuti di dalam benak Ibrahim.
Namun setiap setan kali datang menghampiri segera ia tepis dan meminta perlindungan kepada Allah. Ibrahim dan Isrnail pun berserah diri, Kecintaan Ibrahim pada Allah telah mengalahkan kecintaan pada anaknya.

Begitu juga kecintaan Ismail pada Allah mengalahkan kecintaan pada dirinya sehingga rela mengorbankan nyawanya. Maka dimulailah pelaksaan perintah Allah sebagaimana firman-Nya: “Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, nyatalah kesabaran keduanya. “(QS. ash-Shoffat:103)

Ibnu Katsir berkata dalam menafsirkan ayat ini, “Ia (Ibrahim) telungkupkan ke tanah untuk disembelih dari arah tengkuknya tanpa melihat wajahnya saat disembelih agar lebih ringan bagi perasaannya.”

Ketika telah sempurna merebahkan putranya dan mata pisau mulai dipancangkan untuk di ayurikan ke leher Ismail. Saat itu Allah mengetahui kejujuran Ibrahim dan Ismail. Allah berfirman memuji Ibrahim.
“Dan Kami panggillah dia: ‘Hai Ibrohim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik’. ” (QS. ash Shaffat: 104-105)

Akhirnya Allah pun menjadikan jalan keluar dari ujian mereka berdua. Allah ganti Ismail dengan seekor sembelihan yang besar. Allah berfirman, “Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. ash-Shaffat:104-105)

Haru biru telah memenuhi ruang hati Ibrahim dan Ismail. Perasaan gemuruh telah berubah menjadi samudra kebahagian. Gelombang ujian yang begitu dahsyat telah pecah dengan tekad mereka yang tegar bagai karang di tengah lautan. Tak pernah goyang meskipun diterjang kuatnya badai dan gelombang.
Sungguh kisah mereka teladan abadi keluarga muslim sepanjang zaman.

Pelajaran dari Kisah Ismail bagi Seorang Muslim

Dalam kisah Ismail banyak sekali terdapat ibrah dan nasihat yang dapat dijadikan oleh para da’i sebagai topik dakwah di seluruh lini masyarakat, diantara ibrah dan nasihat yang bisa kita petik dari kisah Nabi Ismail adalah:
1. Mengikat diri dalam perintah Allah dan segala perintah-Nya bukanlah dalam rangka menzholimi dan menyusahkan seorang hamba.
2. Ismail adalah suri tauladan bagi pemuda muslim dalam berbakti pada orang tua terlebih ketaatannya kepada perintah Allah.
3. Menghilangkan lara kesedihan dengan taat pada Allah. Itulah obat mujarab. Barangsiapa yang bersedih hati hendaklah mendekatkan diri pada Allah dengan ketaatan.
4. Cobaan Allah terhadap hamba-hamba-Nya yang mukmin menunjukkan bukti kecintaan Allah. Ketika Allah menguji hamba-Nya hakikatnya Dia sedang mencintainya.
5. Berhias dengan akhlak yang Islami yaitu dengan senantiasa menepati janji dan berhusnuzhon kepada Allah.
6. Memenuhi hak keluarga seperti bermusyawarah kepada anak ketika hendak mengerjakan suatu perkara yang berkaitan dengannya begitu juga kebersamaan dalam melaksanakan perintah Allah.
7. Tidak boleh bermaksiat kepada Allah dengan alasan memenuhi hak keluarga.
8. Perintah berkorban kepada Allah dengan harta dan jiwa. Dan dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail di syariatkan bagi umat islam berkurban dengan menyembelih kambing.
9. Kesabaran dan tekad yang kuat dalam menjalankan perintah Allah membuahkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
10. Hendaknya bagi seorang Muslim senantiasa menepis dan membuang keraguan dan bisikan setan ketika hendak menjalankan ketaatan kepada Allah
Demikian beberapa hikmah dari kisah Ibrahim dan Ismail dalam kehidupan seorang Muslim. Sungguh kalau kita mau menggali masih banyak sekali hikmah yag terkandung di dalamnya. Wallahu a’lam bishawab.
http://mimbarjumat.com/archives/1368#more-1368

Wednesday, October 12, 2011

Arti sebuah Senyuman

Tak ada sesuatu yang lebih menyenangkan daripada menimbulkan senyum pada wajah orang lain, terutama pada wajah yang kita cintai. (R. A. Kartini).

Senyum itu memiliki arti dan makna yang sangat mendalam. Nabi Muhammad sendiri suka senyum. Bahkan beliau bersabda bahwa senyum itu sedekah. Bayangkan. Senyum dimaknai sedekah dan tentu saja dapat pahala. Begitu pentingnya senyum itu..!

Ketika kita senyum di hadapan seseorang akan memberi arti yang sangat luas, pada kesempatan ini saya mecoba merenungkan apa sih makna dibalik senyuman. Karena terkadang kita terhanyut dengan senyuman seseorang. Dengan senyuman bisa membawa berkah, simpati dan hal-hal yang positif lainnya. Begitu pula dengan senyuman malah bisa membawa fitnah, bencana bahkan kematian.

Seorang pelayan toko yang pandai senyum akan disenangi oleh pelanggannya, begitu pula karyawan atau pekerja bahkan pejabat sekalipun. Kalau ada pejabat yang pandai senyum akan membuat semua orang senang dan senyumnyalah tentunya dia akan disebut seorang pejabat yang menarik. Karena senang dan tertawa bagian dari kebahagian serta tanda kesehatan yang baik, begitu juga sebaliknya. Apabila dalam pikiran kita selalu berisi kebahagiaan maka kapanpun kita memanggil memori kita yang keluar hanya kebahagiaan. ”Hilangkan rasa benci apapun itu dan berikan lebih banyak, jangan harapkan sesuatu,”

Di sini jelas senyum memiliki makna yang luas, penulis mencoba menjelaskan mengenai 100 arti senyuman mulai 1 sampai 100. Sekedar memberi gambaran secara umum tentang makna senyum itu sendiri. Pertanyaan kita adalah mengapa senyum bisa membuat mata yang memandang terasa enak, nyaman ? bahkan membawa suatu kedamaian ?

Para pujangga menggambarkan bahwa senyuman itu seperti magnet yang memberikan kekuatan menarik perhatian bagi yang memandang dan di senyuman apabila di berikan denga tulus ikhlas akan tampak seperti pijaran sinar kemuliaan yang menyilaukan dan memberi terang aura bagi sipemilik senyuman itu sendiri. Coba qt hayati dalam hati yang jujur, Sudahkan kita senyum ? Kepada siapa kita harus senyum? Berapa lama senyum kita bertahan ? Bagaimana makna dari senyuman kita ? Senyuman kita tulus apa ada tedensi untuk sesuatu hal ? Jawablah dengan hati dan sudah pasti yang bisa menjawab adalah kita sendiri yang mempunyai senyuman tersebut. Lebih pantas kita bercermin pada diri kita sendiri apabila kita ingin mendapat suatu kemulyaan dari Sang Pencipta senyum yaitu Allah SWT.

Senyum adalah hidayah dari Allah SWT untuk semua hamba yang memancar seperti pijaran sinar alamiah yang memancar dari wajah – wajah makhluk ciptaan Allah SWT. Tanpa kita sadari terkadang kita selalu meremehkan arti senyum itu sendiri. Apalagi saat terjadi polemik hidup yang menghimpit jiwa justru senyum kian tenggelam dan surut oleh derita. Untuk sebuah senyum aja rasanya seperti harus membayar ratusan ribu. Amat sayang dan sulit . Sungguh memprihatinkan! Kalau sudah demikian lengkap sudah lukisan jiwa seperti rumah yang kosong tanpa cahaya penerangan. Gelap, suram dan menyeramkan. Sungguh pun demikian amat disayang apabila sinar kemulyaan dari Allah SWT kita sia-siakan. Sayang kan ? Bukankah Rasulullah pernah mengajarkan untuk senyum? Karena senyum itu ibadah. Tinggal kita yang harus bisa menyiasati agar senyum yang kita berikan itu tidak menimbulkann fitnah. Itu tugas kita untuk mentelaah arti senyum yang akan kita berikan sebagai seorang muslim.

Seperti tema dari artikel yang ditulis oleh penulis tentang 100 makna Senyuman kali ini adalah bagaimana cara kita menangkap arti dari senyum yang kita terima dan senyum yang seharusnya kita berikan. Dalam situasi seperti saat ini tekanan hidup kian mencengkeram leher, situasi politik menyayat hati, putusnya harapan dan cita cinta mengakibatkan hati luka patah, kegagalan dalam bercinta dan kasus lain-lain yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang harus kita lakukan suya kita bisa tersenyum ?

Di sini ada beberapa tip yang mungkin bisa membantu kita menyiasati diri agar tidak terlalu laru pada persoalan hidup dan sebaliknya kita bisa memberikan senyum yang indah dan tulus untuk semua orang. Insya Allah!

Pertama, kita harus menyelami arti problematika hidup yang sedang kita alami saat ini, kita jangan takut melawan ego kita dan ikrarkan perang melawan Penyakit Hati apapun keadaannya. Hapus air mata yang ada dihati dengan terus dan selalu Istiqfar mohon kekuatan hati kepada Allah SWT. Mulailah ukir senyuman kita kepada orang lain terutama kepada yang sudah memberi senyum kepada kita.

Kedua, adalah bagaimana cara kita agar senyuman itu tulus dan ikhlas ? Bicaralah denga hati dan tekankan pada jiwa dalam tendensi ridho semata- mata karena Allah SWT. Bukankah senyum itu ibadah ?

Ketiga, adalah setelah kita melewati fase pertama yaitu pemahaman diri untuk sebuah kekuatan hati melawan ego dan pembelajaran diri untuk bisa tersenyum,dan setelah senyum bisa tersebut dapat kita aplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Baru kemudian kita lakukan seperti fase kedua yaitu bagaimana cara kita agar bisa tulus tersenyum ataupun membalas sebuah senyuman. Sekarang adalah materi yang ke tiga adalah kita harus mampu menangkap arti senyuman yang kita terima maupun senyuman yang kita berikan. Bagaimana caranya ? Intinya kita harus tahu dan bisa menempatkan senyum kepada siapa kita harus sampaikan. Kita harus bisa pisahkan antara senyuman itu kepada seseorang yang kita hormati sebagai tanda penghormatan atau kepada saudara, rekan dan orang yang kita cintai. Ada batas-batas tertentu yang harus kita ketahui dan kita pandang sebagai norma yang harus kita jalankan. Bagaimana supaya senyuman itu tidak berdampak pada fitnah. Naudzubillah!.

Keempat, terkait dengan sistem nilai seyogyanya kita tidak memberikan senyum yang mengarah atau “tatapan mata yang mengundang“. karena hal ini akan menjadi cikal bakal mala petaka, fitnah dan hal-hal yang tidak kita inginkan. Bermurah senyum tidak berarti harus melanggar sistem nilai.

Demikian sedikit gambaran tentang arti senyuman. Hidup ini akan akan lebih indah apabila kita mampu mengaplikasikan senyuman tersebut kedalam hiasan kehidupan sehari-hari. Seperti air telaga bening yang tertimpa sinar Surya, begitulah ketulusan hati dan jiwa seseorang akan terpancar dari senyum yang ditunjukkan apabila dilakukannya dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Laksana kilauan cahaya diantara gelap senantiasa memberi terang kepada keadaan sekitarnya. Seperti hamparan rerumputan hijau menyejukan mata. Sungguh senyuman adalah penghilang dahaga bagai siraman air diantara padang yang tandus. Memberi sejuk dan damai. Subhanallah! Agar kiranya kita senantiasa bersyukur ttg segala sesuatu yang sudah Allah SWT beri untuk kita jalani dan mohon kepada- NYA agar apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari menjadi bekal ibadah di akherat kelak. Amin. Wass

Friday, October 7, 2011

Rasulullah Menyuruh Kita Bersikap Ramah

Rasulullah SAW bersabda, "Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR Thabrani dan Daruquthni, dari Jabir RA).

Hadis di atas kembali mengingatkan jati diri kemanusiaan kita agar selalu bersikap ramah dalam berinteraksi sosial di antara sesama. Suatu sikap yang dalam satu bulan terakhir ini menjadi pertanyaan kita semua, khususnya menyangkut sikap kita sebagai manusia untuk menghargai hak-hak kemanusiaan sesama.

Aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton, Solo, (25/9) lalu merajalelanya korupsi di berbagai bidang dan pelbagai kerusuhan yang menjurus konflik SARA seperti kasus di Ambon beberapa waktu lalu, makin menguatkan bahwa kita mulai tidak ramah dengan nilai-nilai kemanusian dan kemajemukan. Kita mulai tidak acuh dan tak ramah dalam mengawal bumi pertiwi yang kita cinta ini.

Bila melihat hadis di atas, sangat jelas dan tegas bahwa objek yang dituju dari hadis tersebut adalah "orang beriman". Jadi, sikap keramahan itu menjadi satu hal yang mutlak harus diintegrasikan dalam diri orang yang beriman. Artinya, kualitas keimanan seseorang itu salah satunya bisa diukur dari seberapa jauh ia sebagai seorang mukmin dalam kehidupan sosialnya itu melaksanakan "keramahan" kemanusiaannya (baca menghargai dan menghormati).

Praksisnya, bila orang beriman itu hidup dalam kemajemukan, maka ia bisa menghargai dan menerima segala perbedaan. Bila ia seorang pejabat, maka ia bisa menyuarakan dan amanah pada aspirasi rakyatnya. Dan bila ia seorang pemimpin, maka ia bisa menyalurkan segala energi kepemimpinannya untuk mewujudkan kemakmuran rakyatnya.

Implementasi wujud keramahan tersebut menjadi hal paling esensial, mengingat hakikat orang beriman itu tidak hanya pandai melafalkan sumpah tertentu, akan tetapi yang lebih penting dari itu adalah wujud konkret tindakannya di masyarakat. "Al-imanu tashdiiqun bil qalbi, wa ikrarun bil lisan, wa a'malun bil arkan" (orang beriman itu tidak hanya membenarkan dalam hati, dan mengikrarkan di lisan, tapi lebih dari itu adalah melaksanakan dalam bentuk perbuatan).

Dengan memperhatikan esensi orang beriman ini, maka kalimat berikutnya dari hadis tersebut sangat kontekstual, bahwa sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Artinya, keberadaan kita sebagai manusia (dalam posisi apa pun) akan sangat ditentukan seberapa jauh kita bisa memberi manfaat bagi sekelilingnya. Kalau prinsip ini dijadikan pegangan utama, maka tentu tidak ada namanya anasir-anasir tindakan merendahkan kemanusiaan yang muncul di hati.

Tidak ada namanya "kezaliman struktural" manakala kita diberi amanah menjalankan kekuasaan. Tak ada namanya ketakutan akan turunnya pencitraan ketika kita senantiasa berpegang pada kebenaran. Semua tindakan akan tersubordinasikan untuk meraih tujuan hakiki orang beriman, yaitu rida Allah SWT. Semoga Allah senantiasa memberi hidayah kepada kita semua untuk selalu berada pada garis kebenaran-Nya, sampai kita semua menghadap-Nya dengan husnul khatimah. Amin ya Rabbal 'alamin.

Ida Fauziyah
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/10/06/lsme9u-rasulullah-menyuruh-kita-bersikap-ramah

Monday, October 3, 2011

Etika Berbicara

Allah berfirman: "Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir." (QS Qâf [50]:18)

Kebanyakan dari kita tidak menyadari bahwa apa yang kita ucapkan akan ada catatannya. Kita seenaknya saja berkata-kata. Bahkan terkadang kita mengeluarkan kata-kata yang tidak disukai oleh Allah dan Rasul-Nya. Alih-alih bisa menyejukkan hati orang yang mendengarnya, kata-kata yang keluar dari mulut kita kebanyakan kata-kata yang bisa menjadikan hati membatu, lebih jauhnya lagi memicu permusuhan dan pertengkaran. Baik kita melakukannya secara langsung maupun melalui alat-alat komunikasi.

Sekarang ini, tidak sedikit orang yang dijebloskan ke penjara hanya gara-gara menuliskan sebuah kalimat di jejaring sosial yang mengandung pelecehan. Di dunia saja kata-kata yang kita ucapkan sudah diperhitungkan orang lain, apalagi di akhirat kelak. Ingat pepatah mengatakan “mulutmu adalah harimaumu.” Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai menjaga lisan kita. Jika lisan kita terjaga maka kita akan selamat.

Islam telah memberikan peraturan kepada kita dalam segala aspek kehidupan. Termasuk dalam cara berbicara atau berkomunikasi. Rasulullah Saw. Mengaitkan kesempurnaan iman seseorang dengan perkataan yang keluar dari lisannya. Beliau bersabda: "Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka berkatalah yang baik atau diamlah.” (HR Bukhari dan Muslim).

Perkataan yang baik adalah perkataan yang mengandung hikmah dan bisa mendekatkan diri kepada Allah. Dan contoh terbaik yang bisa kita ikuti dalam bertutur adalah Rasulullah Saw, para sahabat dan salafushalih. Ada beberapa etika yang harus kita perhatikan dalam berbicara atau bercakap-cakap dengan orang lain. Dalam al-Wafi disebutkan beberapa etika berbicara, diantaranya:

#1 Hendaklah kita membicarakan sesuatu yang bermanfaat, dan menahan diri dari pembicaraan yang mengandung sesuatu yang diharamkan. Allah Swt berfirman: "Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna," (Qs al-Muminûn [23]:3). Lagha dalam ayat ini maksudnya adalah perkatataan/pembicaraan yang bathil, seperti ghibah, namimah, dan sebagainya.

#2 Hendaklah kita tidak banyak membicarakan hal-hal yang mubah, karena akan menjurus kepada sesuatu yang haram dan makruh. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kalian banyak berkata-kata kecuali perkataan yang mengandung dzikrullah, karena banyak berkata-kata yang tidak mengandung dzikrullah akan membuat hati membatu, sedangkan sejauh-jauhnya manusia adalah orang yang keras hatinya.” (HR Tirmidzi dari Ibnu ‘Umar).

Dalam sebuah riwayat ‘Umar ra.berkata,”Siapa saja yang banyak berbicara/berkata-kata maka akan sering pula ia tergelincir, siapa saja yang banyak tergelincir maka akan banyak pula dosanya, dan siapa saja yang dosanya maka nerakalah tempat yang lebih utama baginya.”

#3 Hendaklah kita berbicara sesuai dengan kebutuhan, atau dalam rangka menerangkan kebenaran, dan amar makruf nahyi mungkar, sehingga diharapkan dari hal tersebut kita dapat mengambil pelajaran berupa sifat-sifat yang mulia dan meninggalkan perbuatan maksiat, karena jika diam/ tidak banyak mengomentari kebenaran dengan komentar yang bukan-bukan maka setan pun akan termangu dan tidak akan bisa berbuat banyak.


Itulah beberapa di antara etika berbicara yang harus kita perhatikan. Apalagi di zaman sekarang ini, kebanyakan orang lebih senang membicarakan sesuatu yang sia-sia dan lebih nyaman mendengarkan syair-syair yang tidak bermutu daripada mendengarkan ayat-ayat suci dan menyebut-nyebut asma Allah. Sehingga peluang untuk mendapatkan rahmat Allah terasa sangat jauh. Dengan menjaga lisan kita dan membiasakannya untuk mengeluarkan kata-kata yang bermakna dan bermanfaat maka kita memiliki peluang yang sangat besar meraih keridoan dan rahmat-Nya.

Hamzah Zaelani
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/10/01/lsdg5f-etika-berbicara

Thursday, September 22, 2011

Thomas Alva Edison, Sang Penemu Lampu Pijar

Thomas Alva Edison, Sang Inspirator Penemu Lampu Pijar Yang Semangatnya Selalu Berpijar
Semua orang di dunia ini pasti pernah mengalami kegagalan, ya kan? begitu pula denganku. Namun cara setiap orang mengatasi dan menghadapi kegagalan itu berbeda – beda, ada yang langsung nyerah dan putus asa, tapi ada juga yang tetap semangat menggapai apa yang diinginkan dan terus bangkit dari kegagalan. Suatu hari aku pernah gagal, waktu itu aku sediiiiih bangetzzz, ku Cuma bisa nangis dan meratapi apa yang udah aku lakuin. Aku hampir putus asa dan terpuruk dalam kegagalan. Berhari – hari aku masih terlarut dalam kesedihan. Hingga akhirnya saat aku membaca sebuah buku, aku pun sadar bahwa aku tak boleh seperti ini terus. Tahukah kenapa buku itu bisa menyadarkan ku??

Dari buku itu aku tahu bahwa kegagalan yang aku alami belum ada apa-apanya dibanding kegagalan yang dialami oleh Thomas Alva Edison, sang penemu lampu lampu pijar. Kalian semua pasti tahu dia,tapi...Tahukah kalian..berapa kali dia gagal???10 kali?100 kali?1000 kali????Thomas Alva Edison pernah gagal 10083 kali dalam percobaannya untuk menciptakan lampu pijar. Aku sangat malu,,,,ternyata kegagalan dan kesedihanku tak ada apa-apanya dibanding kegigihan serta semangat Edison untuk terus melakukan percobaan meski ia telah melewati kegagalan sebanyak itu. Semangat Edison itu pun tak sia-sia, berkat jasanya kita tak lagi berada di dalam kegelapan. Coba bayangkan jika Edison menyerah dalam kegagalannya, mungkin hingga saat ini kita tak akan menemui lampu. Sungguh hebat perjuangan beliau, inilah yang membuat ku sadar. Ku ingin meniru sikapnya, yang tak pernah kenal lelah untuk terus mencoba meski kegagalan demi kegagalan terus menimpa.

Semangat Thomas Alva Edison itulah yang selalu menginspirasi hidupku, sebanyak apapun kegagalan yang datang janganlah kau menyerah, hilangkan kata gagal dalam hidup mu seperti apa yang diucapkannya ” tidak ada kata gagal, yang ada hanyalah kurang tepatnya cara dalam belajar ”. Mungkin itu yang membuat Edison tak pernah lelah untuk mencoba. Karena beliau sudah kehilangan dengan apa yang disebut “kegagalan”.

Tak hanya itu ternyata kehidupan Edison juga mengalami masa – masa yang kurang menyenangkan. Saat Edison masih kecil ia hanya bertahan sekolah selama 3 bulan, hal ini karena gurunya menganggap bahwa Edison terlalu bodoh dan tidak bisa menerima pelajaran apapun. Gurunya memutuskan untuk mengeluarkan Edison dari sekolah itu. Secara fisik, bungsu dari tujuh bersaudara yang lahir tanggal 11 Februari 1847 di Milan, Ohio, Amerika Serikat ini memang agak tuli. Namun itu tak menjadikannya penghalang. Setelah dikeluarkan dari sekolah, ibunya, Nancy memutuskan untuk mengajari Edison di rumah, kebetulan beliau juga berprofesi sebagai guru. Edison kecil mulai diajari membaca, menulis dan berhitung. Tak disangka, Edison sangat cepat menyerap pelajaran yang diterima dari ibunya. Edison kecil sangat gemar membaca la membaca berbagai jenis buku. Berjilid-jilid ensiklopedi dibacanya tanpa jemu. Ia juga membaca buku sejarah Inggris dan Romawi, Kamus IPA karangan Ure, dan Principia karangan Newton, dan buku Ilmu Kimia karangan Richard G. Parker.

Meskipun tidak sekolah, Edison kecil menunjukkan sifat ingin tahu yang mendalam dan selalu ingin mencoba. Sebelum mencapai usia sekolah dia sudah membedah hewan-hewan, bukan untuk menyiksa hewan-hewan tersebut, tetapi murni didorong oleh rasa ingin tahunya yang besar. Bahkan suatu hari Edison juga pernah mengerami telur ayam. .Pada usia sebelas tahun Edison membangun laboratorium kimia sederhana di ruang bawah tanah rumah ayahnya. Setahun kemudian dia berhasil membuat sebuah telegraf yang meskipun bentuknya primitif tetapi bisa berfungsi.
Tentu saja percobaan-percobaan yang dilakukannya membutuhkan biaya yang lumayan besar. Edison sangat memahami keadaan ekonomi orang tuanya, di usia 12 tahun ia tak enggan jadi pengasong koran, kacang, permen, dan kue di kereta api yang beroperasi antara kota Port Huron dan Detroit. Sebagian keuntungannya diberikan kepada orang tuanya dan sebagian lagi ia gunakan untuk biaya melakukan percobaan Agar waktu senggangnya di kereta api tidak terbuang percuma Edison meminta ijin kepada pihak perusahaan kereta api, “Grand Trunk Railway”, untuk membuat laboratorium kecil di salah satu gerbong kereta api. Di sanalah ia melakukan percobaan dan membaca literatur ketika sedang tidak bertugas.Kemudian ia menjadi operator telegraf, Ia pindah dari satu kota ke kota lain. Di New York ia diminta untuk menjadi kepala mesin telegraf yang penting. Mesin-mesin itu mengirimkan berita bisnis ke seluruh perusahaan terkemuka di New York.

Tahun 1861 terjadi perang saudara antara negara-negara bagian utara dan selatan. Topik ini menjadi perhatian orang-orang. Thomas Alva Edison melihat peluang ini dan membeli sebuah alat cetak tua seharga 12 dolar, kemudian mencetak sendiri korannya yang diberi nama “Weekly Herald”. Koran ini adalah koran pertama yang dicetak di atas kereta api dan lumayan laku terjual. Oplahnya mencapai 400 sehari.Pada masa ini Edison hampir kehilangan pendengarannya akibat kecelakaan. Tetapi dia tidak menganggapnya sebagai cacat malah menganggapnya sebagai keuntungan karena ia banyak memiliki waktu untuk berpikir daripada untuk mendengarkan pembicaraan kosong.

Pada musim panas 1862, Edison menyelamatkan seorang anak berusia tiga tahun yang hampir di tabrak oleh mobil. Ayah dari anak yang diselamatkan adalah kepala stasiun kereta api di tempatnya berjualan. Dan sebagai rasa terima kasih, kepala stasiun tersebut mengajari Edison cara menggunakan telegraph. Setelah 5 bulan mempelajari telegraph, Edison bekerja sebagai ahli telegraph selama 4 tahun. Hampir semua gaji yang didapatnya dihabiskan dengan membangun berbagai macam laboratorium dan peralatan listrik.

Edison sangat senang mempelajari sesuatu dan membaca buku-buku yang ada. Dari semua yang dipelajarinya, Edison menerapkan pelajaran tersebut dengan cara bereksperimen di laboratorium kecilnya. Edison tinggal di laboratoriumnya, hanya tidur 4 jam sehari, dan makan dari makanan yang dibawa oleh asistennya ke laboratoriumnya

Tahun 1868 Edison mendapat pekerjaan sebagai operator telegraf di Boston. Seluruh waktu luangnya dihabiskan untuk melakukan percobaan-percobaan tehnik. Tahun ini pula ia menemukan sistem interkom elektrik.

Thomas Alva Edison mendapat hak paten pertamanya untuk alat electric vote recorder tetapi tidak ada yang tertarik membelinya sehingga ia beralih ke penemuan yang bersifat komersial. Penemuan pertamanya yang bersifat komersial adalah pengembangan stock ticker. Edison menjual penemuaannya ke sebuah perusahaan dan mendapat uang sebesar 40000 dollar. Pada tahun 1870 ia menemukan mesin telegraf yang lebih baik. Mesin-mesinnya dapat mencetak pesan-pesan di atas pita kertas yang panjang. Uang yang dihasilkan dari penemuannya itu cukup untuk mendirikan perusahaan sendiri.

Uang ini digunakan oleh Edison untuk membuka perusahaan dan laboratorium di Menlo Park, New Jersey (1874). Di laboratorium inilah ia menghasilkan berbagai penemuan yang kemudian mengubah pola hidup sebagian besar orang-orang di dunia.

Tahun 1877 ia menemukan phonograph. Pada tahun ini pula ia menyibukkan diri dengan masalah yang pada waktu itu menjadi perhatian banyak peneliti: lampu pijar. Edison menyadari betapa pentingnya sumber cahaya semacam itu bagi kehidupan umat manusia. Oleh karena itu Edison mencurahkan seluruh tenaga dan waktunya, serta menghabiskan uang sebanyak 40.000 dollar dalam kurun waktu dua tahun untuk percobaan membuat lampu pijar. Persoalannya ialah bagaimana menemukan bahan yg bisa berpijar ketika dialiri arus listrik tetapi tidak terbakar. Total ada sekitar 6000 bahan yang dicobanya. Melalui usaha keras Edison, akhirnya pada tanggal 21 Oktober 1879 lahirlah lampu pijar listrik pertama yang mampu menyala selama 40 jam. Tahun 1882 ia memasang lampu-lampu listrik di jalan-jalan dan rumah-rumah sejauh satu kilometer di kota New York. Hal ini adalah pertama kalinya di dunia lampu listrik di pakai di jalan-jalan. Pada tahun 1890, ia mendirikan perusahaan General Electric.

Masih banyak lagi hasil penemuan Edison yang bermanfaat. Secara keseluruhan Edison telah menghasilkan 1.039 hak paten. Penemuannya yang jarang disebutkan antara lain : telegraf cetak, pulpen elektrik, proses penambangan magnetik, torpedo listrik, karet sintetis, baterai alkaline, pengaduk semen, mikrofon, transmiter telepon karbon dan proyektor gambar bergerak.

Thomas Edison juga berjasa dalam bidang perfilman. Ia menggabungkan film fotografi yang telah dikembangkan George Eastman menjadi industri film yang menghasilkan jutaan dolar seperti saat ini. Dia pun membuat Black Maria, suatu studio film bergerak yang dibangun pada jalur berputar.

Kemudian sejarah ilmu pengetahuan mencatat nama orang yang hidup tahun 1847-1931 ini (meninggal di West Orange, New York, pada tanggal 18 Oktober 1931 pada usia 84 tahun), sebagai penemu terbesar di dunia dengan 3000 penemuan. Ia bahkan pernah menemukan 400 macam penemuan dalam masa 13 bulan. . Edison melakukan percobaan dan eksperimen terus menerus hingga penemuan-penemuannya menjadi sempurna. Mungkin kata yang cocok untuk menggambarkan kepandaian Edison adalah: "Genius adalah 99% kerja keras"


Thomas Alva Edison

Kurang lebih itulah biografi beliau. Aku sangat kagum dan tercengang dengan apa yang dilakukannya. Harusnya ini bisa lebih memotivasiku jadi orang yang lebih baik. Aku nggak boleh menyerah dengan kegagalan, meski kegagalan itu datang bertubi-tubi. Kita, bahkan khususnya aku, patut meniru kecerdasan Thomas Alva Edison, yang selalu memiliki semangat dalam hidupnya. Semua keterbatasan dan kekurangan yang kita miliki harusnya nggak menjadikan kita menyerah pada keadaan.

Dulu waktu SMP, aku pernah gagal mendapat nilai ujian nasional yang memuaskan. Padahal waktu try out nilaiku selalu bagus, tapi entah kenapa saat menjelang ujian nasional, niai – nilai try out ku mulai menurun. Dan,,,hal yang tak ku inginkan pun terjadi, aku gagal masuk jajaran 10 besar siswa peraih nilai UN tertinggi di sekolahku. Aku,,,mencoba menahan air mataku saat perpisahan. Aku sediiih karena udah mengecewakan kedua orang tuaku, padahal mereka udah memberiku kepercayaan. Sungguh, itu bener – bener hal yang nggak mungkin ku lupakan dalam hidupku. Kegagalan itu menjadi pelajaran buatku, karena mempertahankan sesuatu memang lebih berat daripada meraihnya. Saat itu aku udah gagal untuk mempertahankan nilai-nilaiku yang udah baik. Tapi sekarang aku harus merubah cara fikirku, aku nggak mau lagi jatuh dalam kegagalan yang sama. Aku akan berusaha untuk belajar, mendapat nilai yang baik dan terus bisa mempertahankannya. Aku pengen lulus SMA dengan nilai tinggi, bisa ikut PMDK, dan meraih mimpi-mimpiku yang lainnya. Aku harus bisa!!!!

Mungkin saat ini ku belum bisa jadi siswa yang baik, nilai-nilai ku masih jauh dari harapan orang tua, kegagalan dalam ulangan dan dalam belajar akan menjadi cambuk untukku. Karena ku tahu, kita nggak akan menemukan keberhasilan sebelum kita mengalami kegagalan. Ya kan???Buat temen-temen yang merasa gagal dan hampir putus asa, “jangan menyerah”. Tetap lakukan yang terbaik dan selalu semangat untuk terus bangkit dari kegagalan. Yakinlah, bahwa setelah itu Tuhan akan memberikan kemudahan dan hal yang terbaik untuk kita. Percayalah, apapun dapat terjadi, asalkan kita mau bekerja keras.

Aku harus belajar banyak dari Edison, ku nggak boleh kayak gini terus. Kapan aku bisa maju kalau aku nggak merubah sifatku yang gampang meyerah dan putus asa. Ku harus lebih banyak latihan nulis, dan ngirimin ke media. Tak peduli itu akan diterima atau nggak, karena itulah impianku, menjadi seorang “Penulis”. Edison aja yakin kalau dia bisa menciptakan lampu pijar walaupun beribu kegagalan menghampirinya.

Oh iya selain itu dari sekarang kita harus kerja keras, terutama anak-anak muda. Kalau kita punya kerja sambilan nggak perlu malu sama teman. Hal itu malah bagus, karena akan melatih kemandirian kita dan pengalaman kita juga bertambah. Lihat aja Edison yang udah bekerja sejak usia muda, dia nggak pernah malu walaupun Cuma bekerja sebagai pedagang asongan di kereta. Pekerjaannya itu juga nggak membuatnya berhenti belajar, dia masih menyempatkan waktunya buat baca buku dan mengadakan berbagai penelitian. Kenapa kita nggak mencontohnya????apalagi sekarang fasilitas udah tersedia di mana-mana. Kita bisa kok kerja sambilan dari hal – hal mudah, misalnya kita hobi nulis, kan bisa dikirim ke media cetak, bisa juga jualan pulsa atau yang hobi masak, bisa juga coba-coba jualan. Siapa tahu malah nanti kita bisa nyiptain lapangan kerja sendiri. Ayolah kawan,,,jangan Cuma mengandalkan apa yang udah dikasih orang tua. Tapi manfaatin fasilitas yang ada menjadi lebih berguna dan menguntungkan buat kita. Kita manfaatkan peluang yang ada dan nggak boleh ada waktu yang terbuang percuma. Kita adalah generasi penerus bangsa,,,!!nggak mau kan ngeliat bangsa ini makin tertinggal dari negara-negara lain???so manfaatin masa muda sebaik-baiknya.

Aku ingin memiliki semangat sepertimu Edison,,, semangat yang selalu berpijar sepanjang masa, yang tak kan redup oleh kegagalan. Aku juga nggak peduli kalau misalkan tulisan ini nggak menang, yang penting aku udah berusaha. Ini adalah latihan dan salah satu cara untuk menggapai impianku sebagai seorang penulis. Mungkin tulisan ini juga nggak ada apa-apanya dibanding tulisan temen-temen yang lain, tapi ku harap tulisan ini bisa bermanfaat dan menginsiprasi temen-temen semua. Ayo kita tebarkan semangat “AKU BISA”. Kita pasti bisa, bisa menggapai apa yang kita inginkan.

Hidayanti Hida

http://www.facebook.com/note.php?note_id=389541927637

Monday, September 19, 2011

Berbaik Sangka kepada Allah

Ibu Aisyah sibuk mempersiapkan pesta pernikahan putri bungsunya. Rumah sederhana yang dibangun sedikit demi sedikit dari menyisihkan sebagian gajinya sebagai pegawai negeri sudah semakin semarak. Dinding rumah bagian dalam dan luar sudah dicat baru. Khusus kamar pengantin sudah direhab sedemikian rupa. Tempat tidur, lemari, dan sebuah meja hias sudah siap. Sepekan sebelum hari pernikahan, undangan sudah habis disebar. Untuk ipar besan dan karib kerabat dekat diundang langsung dengan mengirim utusan. Persiapan dapur pun sudah lengkap.

Calon mantunya seorang sarjana berusia 32 tahun. Dia tinggal dan bekerja di ibu kota. Kabarnya, keadaan ekonominya sudah cukup mapan untuk membangun rumah tangga. Sementara anak gadisnya berusia 24 tahun dan baru saja meraih sarjana keguruan dari perguruan tinggi di ibu kota provinsi tempat dia berdomisili. Mereka dijodohkan oleh kedua orang tua, bukan melalui pacaran.

Dua hari sebelum hari pernikahan, calon mantunya belum juga pulang dari Jakarta. Entah mengapa Ibu Aisyah khawatir. Kadang-kadang muncul pikiran buruk, bagaimana kalau sampai hari H calon mantunya tidak juga muncul. Cepat-cepat pikiran buruk itu dibuangnya. Setiap habis shalat fardu, Ibu Aisyah tidak lupa berdoa agar apa yang dikhawatirkan tidak terjadi.

Sore sehari sebelum hari H, calon mantunya belum juga pulang. Barangkali pesawatnya delay. Semalaman Ibu Aisyah tidak bisa tidur. Pagi-pagi sekali dia telepon rumah calon besannya, ternyata belum juga pulang. Waktu itu masih ada harapan, semoga calon mantunya pulang dengan pesawat paling pagi dari Jakarta. Namun, harapannya sia-sia, bahkan sampai malam pun calon mantunya belum muncul. Padahal, pernikahan seharusnya sudah dilaksanakan bakda Zhuhur.

Betapa malu, sedih, dan kecewanya Ibu Aisyah. Apalagi putrinya, sungguh ia sangat terpukul. Sebagai guru agama di sebuah sekolah dasar negeri, Ibu Aisyah mencoba menabahkan hatinya dan berbaik sangka kepada Allah SWT. "... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS 2: 216).

Ibu Aisyah berusaha menenangkan putrinya, berharap ada hikmah di balik peristiwa tersebut. Beberapa hari kemudian, Ibu Aisyah tahu bahwa calon mantunya rupanya sudah berpacaran beberapa tahun dengan gadis pilihannya di Jakarta, tetapi ibunya tidak merestuinya. Tidak mau mengecewakan ibunya, dia menerima calon yang dicarikan ibunya. Tetapi, rupanya dia merasa bersalah dengan pacarnya. Semakin dekat dengan hari kepulangannya, dia semakin merasa bersalah dan akhirnya membatalkan pernikahannya di kampung.

Tak sampai sebulan, Ibu Aisyah dapat berita bahwa calon mantunya mati bunuh diri. Rupanya dia dikejar-kejar oleh rasa bersalah kepada ibu bapaknya, calon istri dan calon kedua mertuanya. Akhirnya, setan mengalahkannya.

Di satu sisi, Ibu Aisyah prihatin, tetapi di sisi lain diam-diam dia menyadari inilah rahasia mengapa Allah tidak merestui perjodohan putrinya dengan pemuda yang lemah iman dan singkat pikiran seperti itu. Inilah pelajaran dari kasus Ibu Aisyah. Berbaik sangkalah kepada Allah SWT.

Prof Dr Yunahar Ilyas
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/09/19/lrqau5-berbaik-sangka-kepada-allah

Jangan Tertipu Pemimpin Sombong

Saat ini, kebohongan seakan telah menjadi tradisi. Korupsi jadi budaya. Tetapi, bagaimanapun kita tidak boleh terpedaya. Alquran telah mewanti-wanti kita untuk istiqamah dalam iman. Kelak akan ada sebuah dialog menarik di dalam neraka yang patut kita renungkan. Peserta dialog terdiri atas penghuni neraka, setan, para pemimpin yang sombong (ketika di dunia memimpin dengan hawa nafsunya), serta para pengikut setianya.

"Dan mereka semuanya (di Padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong, "Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan kami dari azab Allah (walaupun) sedikit saja? Mereka menjawab, "Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri."

"Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih." (QS 14: 21,22).

Ayat di atas (21), mendeskripsikan secara gamblang bahwa masyarakat atau kaum yang membantu pemimpinnya untuk sombong secara terus-menerus berbuat kerusakan dengan menuruti hawa nafsunya, maka kelak pemimpin dan yang dipimpin akan sama-sama masuk neraka.

Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam memilih pemimpin. Salah memilih pemimpin, kita akan rugi di dunia dan sengsara di akhirat. Begitu pula tatkala memegang amanah sebagai pemimpin, harus lebih hati-hati lagi. Sebab, seorang pemimpin bertanggung jawab terhadap masyarakat yang dipimpinnya, baik di dunia maupun di akhirat.

Ayat berikutnya (22) menjelaskan perihal pengakuan setan di hadapan Allah setelah selesainya urusan hisab di Padang Mahsyar. Setan mengatakan bahwa dia hanya bisa menggoda manusia. Siapa yang tergoda maka dia akan tersesat dari kebenaran, sehingga mereka memandang kejahatan sebagai perbuatan yang baik dan terpuji. Maka, tidaklah heran jika Allah memerintahkan kita untuk berpikir, mengambil pelajaran, dan terus-menerus mengingat kebesaran-Nya, agar tidak terjerumus dalam kesesatan.

Terhadap kondisi seperti itu, jangankan Tuhan, setan pun mengolok manusia untuk mencerca dirinya sendiri. Maka dari itu, waspadalah jangan sampai tertipu dan mencerca diri sendiri karena kebodohan kita mematuhi seruan setan dan mengabaikan aturan Tuhan. "Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah setan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah." (QS 35: 5). Wallahu a'lam.
Dr Abdul Mannan
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/09/17/lrniet-jangan-tertipu-pemimpin-sombong

Sunday, September 18, 2011

PEKA DAN PEDULI TERHADAP DERITA ORANG LAIN

"Aku beristighfar mohon ampun kepada Allah swt selama tiga puluh tahun karena mengatakan Alhamdulillâh," ujar al-Syibli rahimahullâhu Ta'ala pada suatu hari kepada muridnya.

"Bukankah ucapan Alhamdulillâh adalah pujian dan syukur terhadap Allah, mengapa mesti beristighfar karenanya?" tanya muridnya heran. "Karena ucapan itu lahir dari perasaan yang salah" jawab al-Syibli.

Maka al-Syibli pun mulai bercerita, "Tiga puluh tahun lalu aku adalah seorang pedagang kain di pasar kota Baghdad ini. Suatu hari terjadi kebakaran hebat di kota Baghdad. Merasa cemas dengan keselamatan daganganku, segera aku bergegas menuju pasar. Api pun telah membakar di mana-mana. Seluruh toko di pasar itu hangus terbakar, kecuali tokoku sendiri.

Melihat tokoku tidak terbakar api, spontan aku mengatakan Alhamdulillâh! Tetapi sesaat kemudian aku menyesali ucapanku, karena Alhamdulillâh yang aku katakan adalah ungkapan kegembiraan melihat tokoku selamat tetapi tidak peduli dengan toko lain yang hangus dimakan api. Setiap mengenang kejadian itu aku beristighfar mohon ampun kepada Allah".

Melihat orang-orang yang tinggal di kolong jembatan, kita ingat rumah kita yang layak dan enak, maka kita pun mengatakan Alhamdulillâh.

Jika ucapan ini lahir dari rasa senang terhadap nikmat yang kita dapatkan tanpa ada rasa prihatin terhadap penderitaan orang yang tidak punya tempat tinggal itu, maka kita harus beristighfar memohon ampun kepada Allah atas tidak pekanya perasaan kitaMelihat orang lain yang menderita kelaparan, kita ingat bahwa kita selalu mendapatkan makanan setiap hari, lantas kita mengatakan Alhamdulillâh.

Nabi saw bersabda,

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ


Tidaklah beriman seseorang sampai ia menyukai kebaikan bagi saudaranya seperti ia menyukai kebaikan untuk dirinya sendiri." (HR. al-Bukhari, Muslim, al-Nasai dan al-Tirmidzi dari Anas bin Malik ra)

Artinya jika kita senang perut kita kenyang maka jika ada orang lain yang kelaparan maka terasa perihlah hati kita dan kita pun rela berbagi makanan dengan mereka. Itu tandanya ada iman di hati kita.

Jika kita senang tubuh kita sehat, melihat orang lain yang sedang sakit terasa perihlah hati kita dan terdorong untuk meringankan penderitaan orang itu. Ini tandanya ada iman di hati kita.

Puasa Ramadhan mengajarkan kita arti lapar dan haus. Kita berpuasa, ada makan sahurnya dan ada berbukanya. Kita berpuasa hanya tiga belas setengah jam di siang hari, bukan sehari semalam. Kita berpuasa hanya sebulan dalam satu tahunnya, bukan sepanjang tahun. Puasa kita memang singkat, tetapi tafakur kita lah yang harus sangat panjang. Tafakur panjang membuat mata dan telinga hati kita mendengar dan melihat jeritan derita orang di sekitar kita.

Tidak sedikit orang yang berpuasa dua puluh empat jam dalam satu hari, tanpa makan sahur tanpa berbuka. Mereka berpuasa karena memang tidak ada makan. Jika kita menderita karena menahan lapar dan haus dalam waktu yang tidak terlalu lama, mereka pasti jauh lebih menderita karena kelaparan yang sudah terlalu lama.

"Tidaklah beriman seseorang sampai ia menyukai kebaikan bagi saudaranya seperti ia menyukai kebaikan untuk dirinya sendiri."

http://my.opera.com/abizaki/blog/peka-dan-peduli-terhadap-derita-orang-lain

Tuesday, September 13, 2011

Biarkan Hati Menjawabnya

Seorang bertanya kepada gurunya yang mulia, “Kebanyakan orang mengatakan bahwa saya ini orang yang baik, maka bagaimana saya bisa tahu bahwa saya benar-benar orang baik?” Sang guru pun berkata: “Nampakkanlah sikap dan perilaku yang selama ini kamu sembunyikan di hadapan orang-orang baik. Jika mereka merasa senang, maka itu pertanda bahwa engkau adalah orang baik. Sebaliknya jika mereka merasa tidak senang, maka itu adalah pertanda bahwa engkau bukan orang baik.”

Rasulullah SAW telah menjelaskan kepada para sahabatnya bahwa, “Kebajikan itu adalah baiknya budi pekerti dan dosa itu apa-apa yang meragu-ragukan dalam jiwamu dan engkau tidak suka dilihat orang lain dalam melakukan hal itu”. Bahkan dalam hadis lain disebutkan bahwa sesungguhnya dari apa yang telah didapat oleh manusia dari kata-kata kenabian yang pertama adalah, “Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu.”

Ketika sahabat lain bertanya kepada Rasulullah SAW tentang ‘kebaikan', beliau pun bersabda, “Mintalah fatwa dari hatimu”. “Kebaikan itu adalah apa-apa yang tentram jiwa padanya dan tentram pula hati padanya. Dan dosa itu adalah adalah apa-apa yang syak dalam jiwa dan ragu-ragu dalam hati, walaupun orang-orang memberikan fatwa padamu dan mereka membenarkannya”.

Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan ilham berupa potensi di dalam jiwa manusia serta hidayah untuk dapat membedakan dan memilih jalan keburukan (kefasikan) dan kebaikan (ketakwaan) sebagai wujud dari kesempurnaan ciptaan-Nya. “Dan jiwa serta penyempurnaan (ciptaan-Nya), maka Allah mengilhamkan ke dalam jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan” (QS 91:7-8). “Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)” (QS 90: 10).

Dan Allah SWT telah berfirman pula di dalam Alquran mulia, “Hanya pada Tuhanmu sajalah hari itu tempat kembali. Pada hari itu akan diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya, dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri. Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya” (QS 75: 12-15).

Tujuan utama dari ibadah puasa, sebagaimana digariskan oleh Allah SWT (QS 2: 183), adalah agar kita bertakwa atau bertambah takwa. Selain penghapusan kesalahan dan pengampunan dosa, takwa membuahkan furqan.

Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar” (QS Al-Anfal(8): 29).

Dalam bahasa lugas furqan berarti kriteria, pembeda antara kebenaran dan kebatilan. Menurut ulama tafsir, di dalamnya terkandung makna ketegaran jiwa (tsabatul qulub), kejernihan mata hati (quwwatul-bashaair), dan petunjuk terbaik (husnul hidayah).

Ibadah puasa melatih manusia untuk bersikap tegar dalam menyikapi dan menghadapi berbagai kenyataan, permasalahan, kesulitan dan tekanan hidup. Puasa melatih manusia untuk berani berkata tidak untuk semua hal yang tidak disukai Allah SWT, apalagi yang dilarangnya. Selain melatih ketajaman “mata” (sight) untuk menangkap berbagai fakta puasa juga melatih kejernihan “mata hati dan pikiran” (insight) membaca apa yang ada di balik fakta. Dalam Insight terkandung kemampuan untuk secara jernih dan intuitif melihat keadaan dari suatu situasi yang kompleks (perspectiveness) serta kemampuan untuk memahami dan menemukan solusi secara mandiri (self-awareness). Puasa membebaskan manusia dari "bussines as usual" sehingga dapat lebih peka menangkap sinyal-sinyal Ilahi.

Puasa dengan tujuan takwa mengasah ketajaman mata, hati, pikiran dan kesadaran kita untuk membedakan kebenaran dan kebatilan. Dengan furqan (kriteria), kita dapat mengambil keputusan dan tindakan terbaik dengan tegar sesuai kriteria dan petunjuk Allah SWT. Kepada Allah SWT kita berlindung dari hati yang menutup diri terhadap pancaran cahaya Ilahi. Kepada Zat Yang Maha Kuasa Membolak-balikkan hati, kita memohon agar dapat melihat kebenaran sebagai kebenaran, melihat kebatilan sebagai kebatilan, di manapun, sampai kapanpun.

Wallahu 'a'lam.

Abi Muhammad Ismail Halim
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/09/08/lr6pkt-biarkan-hati-menjawabnya

Kumpulan kata mutiara kehidupan Kahlil Gibran - Makna Inspirasi

Bicara kata-kata mutiara rasanya belum lengkap jika tidak menyinggung Kahlil Gibran, yang merupakan tokoh inspirator yang memberikan pengaruh sangat besar (mungkin paling besar) dalam dunia kata2 mutiara.

"Antara Inspirasi dan Motivasi"

Kalimat-kalimat mutiara dari Penyair Kahlil Gibran adalah bentuk syair /puisi yang merupakan sumber inspirasi . Inspirasi-inspirasi yang bagus penting dan diperlukan sebagai penyegar pikiran dan penemuan ide-ide, yang bisa menciptakan motivasi yang kuat dalam mengambil sikap dan tindakan

"Makna inspirasi yang baik dalam merealisasikan gagasan"

Gagasan atau ide-ide adalah ibarat makanan dan minuman di dalam rumah anda , dan suasana hati atau suasana kejiwaan atau pola EQ anda, adalah ibarat rumah-nya .

Jika rumah anda bersih,nyaman dan indah, maka makanan dan minuman yang ada di rumah anda akan lebih nyaman dinikmati oleh anda atau tamu-tamu anda . Sebaliknya meski makanan dan minuman dirumah anda sangat lezat dan mewah, tapi jika rumah anda kotor, berantakan, penuh kerusuhan, maka selezat apapun makanan-minuman bisa tak ada rasanya, bahkan bisa tak ada gunanya.

Itulah kenapa banyak orang sering gagal mewujudkan gagasan-gagasan (ide) cemerlang , karena mereka kurang memperdulikan suasana hati dan kejiwaan mereka.


Oke, Berikut saya kumpulkan sekian banyak kalimat mutiara dari Khalil Gibran tersebut:

KEHIDUPAN
Sebab kehidupan tidak berjalan mundur, pun tidak tenggelam dimasa lampau.

KERJA
Kerja adalah wujud nyata cinta. Bila kita tidak dapat bekerja dengan
kecintaan, tapi hanya dengan kebencian, lebih baik tinggalkan pekerjaan
itu. Lalu, duduklah di gerbang rumah ibadat dan terimalah derma dari
mereka yang bekerja dengan penuh suka cita.

PENYAIR
Penyair adalah orang yang tidak bahagia, kerana betapa pun tinggi jiwa mereka, mereka tetap diselubungi airmata.
Penyair adalah adunan kegembiraan dan kepedihan dan ketakjuban, dengan sedikit kamus.
Penyair adalah raja yang tak bertakhta, yang duduk di dalam abu istananya dan cuba membangun khayalan daripada abu itu.
Penyair adalah burung yang membawa keajaiban. Dia lari dari kerajaan
syurga lalu tiba di dunia ini untuk berkicau semerdu-merdunya dengan
suara bergetar. Bila kita tidak memahaminya dengan cinta di hati, dia
akan kembali mengepakkan sayapnya lalu terbang kembali ke negeri
asalnya.

SUARA KEHIDUPANKU
Suara kehidupanku memang tak akan mampu menjangkau telinga kehidupanmu;
tapi marilah kita cuba saling bicara barangkali kita dapat mengusir
kesepian dan tidak merasa jemu.

KEINDAHAN KEHIDUPAN
Keindahan adalah kehidupan itu sendiri saat ia membuka tabir
penutup wajahnya. Dan kalian adalah kehidupannya itu, kalianlah
cadar itu. Keindahan adalah keabadian yang termangu di depan cermin. Dan
kalian; adalah keabadian itu, kalianlah cermin itu.

RUMAH
Rumahmu tak akan menjadi sebuah sangkar, melainkan tiang utama sebuah kapal layar.

PUISI
Puisi bukanlah pendapat yang dinyatakan. Ia adalah lagu yang muncul daripada luka yang berdarah atau mulut yang tersenyum.

NILAI
Nilai dari seseorang itu di tentukan dari keberaniannya memikul tanggungjawab, mencintai hidup dan pekerjaannya.

PENDERITAAN
Penderitaan yang menyakitkan adalah koyaknya kulit pembungkus
kesadaran- seperti pecahnya kulit buah supaya intinya terbuka merekah
bagi sinar matahari yang tercurah.
Kalian memiliki takdir kepastian untuk merasakan penderitaan dan
kepedihan. Jika hati kalian masih tergetar oleh rasa takjub menyaksikan
keajaiban yang terjadi dalam kehidupan, maka pedihnya penderitaan tidak
kalah menakjubkan daripada kesenangan.
Banyak di antara yang kalian menderita adalah pilihan kalian sendiri
- ubat pahit kehidupan agar manusia sembuh dari luka hati dan penyakit
jiwa. Percayalah tabib kehidupan dan teguk habis ramuan pahit itu
dengan cekal dan tanpa bicara.

SAHABAT
Sahabat adalah keperluan jiwa yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau subur dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu. Kerana kau menghampirinya
saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa memerlukan kedamaian.

SIKAP MANUSIA
Jauhkan aku dari manusia yang tidak mahu menyatakan kebenaran
kecuali jika ia berniat menyakiti hati, dan dari manusia yang bersikap
baik tapi berniat buruk, dan dari manusia yang mendapatkan penghargaan
dengan jalan memperlihatkan kesalahan orang lain.

DUA HATI
Orang yang berjiwa besar memiliki dua hati; satu hati menangis dan yang satu lagi bersabar.

HUTANG KEHIDUPAN
Periksalah buku kenanganmu semalam, dan engkau akan tahu bahwa engkau masih berhutang kepada manusia dan kehidupan.

INSPIRASI
Inspirasi akan selalu bernyanyi; kerana inspirasi tidak pernah menjelaskan.

POHON
Pohon adalah syair yang ditulis bumi pada langit. Kita tebang
pohon itu dan menjadikannya kertas, dan di atasnya kita tulis kehampaan
kita.

FALSAFAH HIDUP
Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan
semua hasrat -keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan .
Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap
pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta

KERJA
Bekerja dengan rasa cinta, bererti menyatukan diri dengan diri kalian sendiri,dengan diri orang lain dan kepada Tuhan.
Tapi bagaimanakah bekerja dengan rasa cinta itu ? Bagaikan menenun
kain dengan benang yang ditarik dari jantungmu, seolah-olah kekasihmu
yang akan memakainya kelak.

LAGU GEMBIRA
Alangkah mulianya hati yang sedih tetapi dapat menyanyikan lagu kegembiraan bersama hati-hati yang gembira.

KEBEBASAN
Ada orang mengatakan padaku, “Jika engkau melihat ada hamba
tertidur, jangan dibangunkan, barangkali ia sedang bermimpi akan
kebebasan.”
Kujawab,”Jika engkau melihat ada hamba tertidur, bangunkan dia dan ajaklah berbicara tentang kebebasan.”

ORANG TERPUJI
Sungguh terpuji orang yang malu bila menerima pujian, dan tetap diam bila tertimpa fitnah.

BERJALAN SEIRINGAN
Aku akan berjalan bersama mereka yang berjalan. Kerana aku tidak akan
berdiri diam sebagai penonton yang menyaksikan perarakan berlalu.

DOA
Doa adalah lagu hati yang membimbing ke arah singgahsana Tuhan meskipun ditingkah oleh suara ribuan orang yang sedang meratap.

PENYIKSAAN
Penyiksaan tidak membuat manusia tak bersalah jadi menderita:
penindasan pun tak dapat menghancurkan manusia yang berada di pihak
Kebenaran: Socrates tersenyum ketika disuruh minum racun, dan Stephen
tersenyum ketika dihujani dengan lemparan batu. Yang benar-benar
menyakitkan hati ialah kesedaran kita yang menentang penyiksaan dan
penindasan itu, dan terasa pedih bila kita mengkhianatinya.

KATA-KATA
Kata-kata tidak mengenal waktu. Kamu harus mengucapkannya atau menuliskannya dengan menyedari akan keabadiannya.

BICARA WANITA
Bila dua orang wanita berbicara, mereka tidak mengatakan apa-apa;
tetapi jika seorang saja yang berbicara, dia akan membuka semua tabir
kehidupannya.

KESADARAN
Aku tidak mengetahui kebenaran mutlak. Tetapi aku menyedari kebodohanku itu, dan di situlah terletak kehormatan dan pahalaku.

ILMU DAN AGAMA
Ilmu dan agama itu selalu sepakat, tetapi ilmu dan iman selalu bertengkar.

NILAI BURUK
Alangkah buruknya nilai kasih sayang yang meletakkan batu di satu sisi bangunan dan menghancurkan dinding di sisi lainnya.

MENUAI CINTA
Manusia tidak dapat menuai cinta sampai dia merasakan
perpisahan yang menyedihkan, dan yang mampu membuka fikirannya,
merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan.

SELAMATKAN AKU
Selamatkan aku dari dia yang tidak mengatakan kebenaran
kecuali kalau kebenaran itu menyakiti; dan dari orang yang berperilaku
baik tetapi berniat buruk; dan dari dia yang memperoleh nilai dirinya
dengan mencela orang lain.

CINTA
Salahlah bagi orang yang mengira bahwa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama dan rayuan yang terus menerus.
Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta
dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan abad.

CINTA
Ketika cinta memanggilmu maka dekatilah dia walau jalannya
terjal berliku, jika cinta memelukmu maka dakaplah ia walau pedang di
sela-sela sayapnya melukaimu.

CINTA
Cinta tidak menyedari kedalamannya dan terasa pada saat
perpisahan pun tiba. Dan saat tangan laki-laki menyentuh tangan seorang
perempuan mereka berdua telah menyentuh hati keabadian.

CINTA
Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia kerana cinta itu
membangkitkan semangat- hukum-hukum kemanusiaan dan gejala alami pun
tak mampu mengubah perjalanannya.

CINTA
Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam
kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang
akan datang

ATAS NAMA CINTA
Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan
pendekatan yang tekun. Cinta adalah kesesuaian jiwa dan jika itu tak
pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan
abad.

CINTA YANG BERLALU
Cinta berlalu di depan kita, terbalut dalam kerendahan hati; tetapi
kita lari daripadanya dalam ketakutan, atau bersembunyi di dalam
kegelapan; atau yang lain mengejarnya, untuk berbuat jahat atas namanya.

CINTA LELAKI
Setiap lelaki mencintai dua orang perempuan, yang pertama adalah imaginasinya dan yang kedua adalah yang belum dilahirkan.

TAKDIR CINTA
Aku mencintaimu kekasihku, sebelum kita berdekatan, sejak pertama kulihat engkau.
Aku tahu ini adalah takdir. Kita akan selalu bersama dan tidak akan ada yang memisahkan kita.

CINTA PERTAMA
Setiap orang muda pasti teringat cinta pertamanya dan mencuba menangkap
kembali hari-hari asing itu, yang kenangannya mengubah perasaan
direlung hatinya dan membuatnya begitu bahagia di sebalik, kepahitan
yang penuh misteri.

LAFAZ CINTA
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak
sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin
mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat
dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

LAFAZ CINTA
Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah,
kerana kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah…
kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan
duka perpisahan.

KALIMAH CINTA
Apa yang telah kucintai laksana seorang anak yang tak
henti-hentinya aku mencintai… Dan, apa yang kucintai kini… akan
kucintai sampai akhir hidupku, kerana cinta ialah semua yang dapat
kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya

CINTA DAN AIRMATA
Cinta yang dibasuh oleh airmata akan tetap murni dan indah sentiasa.

WANITA
Seorang wanita telah dilengkapi oleh Tuhan dengan keindahan
jiwa dan raga adalah suatu kebenaran, yang sekaligus nyata dan maya,
yang hanya bisa kita fahami dengan cinta kasih, dan hanya bisa kita
sentuh dengan kebajikan.

BANGSA
Manusia terbahagi dalam bangsa, negara dan segala perbatasan.
Tanah airku adalah alam semesta. Aku warganegara dunia kemanusiaan.

KESENANGAN
Kesenangan adalah kesedihan yang terbuka bekasnya. Tawa dan airmata datang dari sumber yang sama.
Semakin dalam kesedihan menggoreskan luka ke dalam jiwa semakin mampu sang jiwa menampung kebahagiaan;

WARISAN
Manusia yang memperoleh kekayaannya oleh kerana warisan, membangun istananya dengan yang orang-orang miskin yang lemah.

RESAH HATI
Jika manusia kehilangan sahabatnya, dia akan melihat
sekitarnya dan akan melihat sahabat-sahabatnya datang dan
menghiburkannya. Akan tetapi apabila hati manusia kehilangan
kedamaiannya, dimanakah dia akan menemukannya, bagaimanakah dia akan
bisa
memperolehinya kembali?

JIWA
Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan
kerana alasan duniawi dan dipisahkan di hujung bumi. Namun jiwa tetap
ada di tangan cinta… terus hidup… sampai kematian datang dan menyeret
mereka kepada Tuhan.

LUAHAN
Setitiss airmata menyatukanku dengan mereka yang patah hati;
seulas senyum menjadi sebuah tanda kebahagiaanku dalam kewujudan… Aku
merasa lebih baik jika aku mati dalam hasrat dan kerinduan…dari aku
hidup menjemukan dan putus asa.

LAGU KEINDAHAN
Jika kamu menyanyikan lagu tentang keindahan, walau sendirian di puncak gurun, kamu akan didengari.

DIRI
Dirimu terdiri dari dua; satu membayangkan ia mengetahui
dirinya dan yang satu lagi membayangkan bahawa orang lain mengetahui ia.

TEMAN MENANGIS
Kamu mungkin akan melupakan orang yang tertawa denganmu, tetapi tidak mungkin melupakan orang yang pernah menangis denganmu.

PEMAHAMAN DIRI
Orang-orang berkata, jika ada yang dapat memahami dirinya
sendiri, ia akan dapat memahami semua orang. Tapi aku berkata, jika ada
yang mencintai orang lain, ia dapat mempelajari sesuatu tentang dirinya
sendiri.

HATI LELAKI
Ramai wanita yang meminjam hati laki-laki; tapi sangat sedikit yang mampu memilikinya.

PENULIS
Kebanyakan penulis menampal fikiran-fikiran mereka yang tidak karuan dengan bahan tampalan daripada kamus.

HARTA BENDA
Harta benda yang tak punya batas, membunuh manusia perlahan
dengan kepuasan yang berbisa. Kasih sayang membangunkannya dan pedih
peri nestapa membuka jiwanya.

OBOR HATI
Tuhan telah menyalakan obor dalam hatimu yang memancarkan cahaya
pengetahuan dan keindahan; sungguh berdosa jika kita memadamkannya dan
mencampakkannya dalam abu.

KESEPIAN
Kesepianku lahir ketika orang-orang memuji kelemahan-kelemahanku yang ramah dan menyalahkan kebajikan-kebajikanku yang pendiam.

KEABADIAN PANTAI
Aku berjalan selalu di pantai ini. Antara pasir dan buih, Air pasang
bakal menghapus jejakku. Dan angin kencang menyembur hilang buih putih.
Namun lautan dan pantai akan tinggal abadi

MEMAHAMI TEMAN
Jika kamu tidak memahami teman kamu dalam semua keadaan, maka kamu tidak akan pernah memahaminya sampai bila-bila.

MANUSIA SAMA
Jika di dunia ini ada dua orang yang sama, maka dunia tidak akan cukup besar untuk menampung mereka.

MENCINTAI
Kekuatan untuk mencintai adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan
kepada manusia, sebab kekuatan itu tidak akan pernah direnggut dari
manusia penuh berkat yang mencinta.

CERMIN DIRI
Ketika aku berdiri bagaikan sebuah cermin jernih di hadapanmu,
kamu memandang ke dalam diriku dan melihat bayanganmu. Kemudian kamu berkata,
Aku cinta kamu.
Tetapi sebenarnya, kamu mencintai dirimu dalam diriku

KEBIJAKSANAAN
Kebijaksanaan tidak lagi merupakan kebijaksanaan apabila ia menjadi
terlalu angkuh untuk menangis, terlalu serius untuk tertawa, dan
terlalu egois untuk melihat yang lain kecuali dirinya sendiri. (keinginan yang bijak)

KEBENARAN
Diperlukan dua orang untuk menemui kebenaran; satu untuk mengucapkannya dan satu lagi untuk memahaminya.

NYANYIAN PANTAI

Apakah nyanyian laut berakhir di pantai atau dalam hati-hati mereka yang mendengarnya?

Note :

Nama :Gibrān Khalīl Gibrān bin Mikhā'īl bin Sa'ad
Lahir: 6 Januari 1883
Bsharri, Mount Lebanon Mutasarrifate, Ottoman Syria (sekarang Lebanon)

Meninggal : 10 April 1931 (umur 48)
New York, Amerika Serikat

Pekerjaan :
-Penyair
-Pelukis
-Pemahat
-Penulis
-Filsuf

http://www.yousaytoo.com/kumpulan-kata-mutiara-kehidupan-kahlil-gibran-makna-inspirasi/102180

Friday, September 2, 2011

Akhlak Mulia Kepada Khaliq dan Makhluq

Istilah akhlak mulia bukanlah hal asing bagi kita. Hal itu karena akhlak mulia merupakan cita-cita yang diharapkan terwujud di setiap pribadi manusia. Tak ubahnya dengan angan-angan yang senantiasa terbayang dan diimpi-impikan setiap insan, akhlak mulia akan senantiasa terkenang dan tak usang dimakan peradaban. Ia akan senantiasa dinantikan sebagai penghias karakter seluruh generasi di segenap masa. Ia pun didoktrinkan kepada anak-anak agar menjadi kebiasaan di saat dewasa hingga usia senja. Oleh karena itulah, terasa demikian penting bagi kita untuk mengkajinya meskipun berulang-ulang.

Mengubah Cara Pandang yang Salah

Kebanyakan orang beranggapan bahwasannya akhlak mulia itu identik dengan interaksi sesama manusia dalam lingkungannya. Akibatnya, ada yang berpemikiran bahwa inti akhlak mulia dalam agama islam itu adalah interaksi bergaul atau mu’amalah dengan sesama manusia secara baik, dengan tidak melakukan tindakan yang menyebabkan kerugian bagi orang lain.

Mereka pun berpandangan bahwasannya kejahatan terbesar adalah tindakan yang merugikan orang lain. Adapun tindak kesyirikan, kekafiran, bid’ah, menyembelih hewan untuk tumbal, menyediakan kembang dan kemenyan untuk sesaji, membaca zodiac dan ramalan bintang dan mempercayainya, menyia-nyiakan shalat dan ibadah lainnya, dianggap oleh mereka sebagai perkara pribadi yang tak perlu dipermasalahkan dan tak sepantasnya mendapat teguran, karena menyangkut hak asasi manusia yang menuntut untuk dihargai privasinya. Mereka menilai bahwa teguran hanyalah untuk pelaku tindak kriminal, koruptor dan orang yang mengambil hak orang lain atau orang yang menyakiti tetangga.

Padahal, akhlak mulia merupakan aset berharga yang seharusnya diterapkan pula dalam hal hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Bahkan, hendaknya mereka sadar bahwa dampak kesyirikan yang diremehkan sebagai bentuk akhlak buruk kepada Allah Sang Pencipta adalah tidak adanya ampunan Allah untuk mereka, kecuali jika mereka bertaubat.
Sadarilah, bahwa tidak mendapat ampunan Allah berarti kita akan dimasukkan ke dalam neraka yang penuh derita dan duka yang kekal selamanya. Sebagaimana firman-Nya, yang artinya:

“sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisaa: 116).

Sebaliknya, tak jarang pula manusia yang beranggapan bahwa akhlak Islam adalah sekedar menunaikan hak Allah Sang Pencipta tanpa perlu menunaikan hak sesama manusia. Padahal menunaikan hak sesama merupakan bagian dari menunaikan hak Allah Sang Pencipta. Allah lah tempat kita memohon pertolongan dari kerancuan berpikir semacam ini.

Meskipun demikian keadaannya, sebenarnya tak kita pungkiri pula adanya bentuk kepedulian terhadap penerapan akhlak mulia yang mencakup kedua aspek tersebut, yang telah dapat kita rasakan dengan munculnya istilah hablum minannaas dan hablum minallaah.

Istilah ini dapat kita temukan ketika di kajian-kajian yang tersebar di negeri kita ini. Mengenai maknanya secara bahasa, kita serahkan kepada ahlinya dan saat ini kita lebih menekankan kepada maksudnya yaitu istilah hablum minannaas, artinya yang terkait dengan sesama tetangga dan sesama manusia.
Adapun hablum minallaah dimaksudkan untuk hubungan manusia dengan Sang Pencipta.

Dinasehatkan pula bahwasannya penerapan kedua hal tersebut hendaknya berimbang di dalam kehidupan kita. Namun sayangnya, istilah hanya tinggal istilah saja tanpa kesan mendalam di dalam dada. Hal itu disebabkan hubungan tersebut hanya dianggap sekedar mengingat nama dan tegur sapa jika terkait dengan sesama manusia dan sekedar dzikir, shalat, puasa, zakat, haji jika terkait dengan Sang Pencipta. Berawal dari sinilah kita bertolak menuju cara pandang yang benar bahwa hubungan dengan sesama manusia (hablum minannaas) memerlukan etika demikian pula hubungan manusia dengan Sang Pencipta (hablum minallaah) juga memerlukan etika yang baik dan benar.

Etika yang baik dan benar dalam kedua hubungan tersebut perlu diterapkan dalam kehidupan kita dalam wujud akhlak mulia. Akhlak mulia dalam hubungan sesama manusia inilah akhlak mulia kepada makhluq dan akhlak mulia dalam hubungan dengan Allah selaku Sang Pencipta makhluq dinamakan akhlak mulia kepada khaliq.

Akhlak Mulia adalah Cerminan Iman di Dada

Bagaimana pula seseorang memisahkan antara iman dan akhlak sedangkan terdapat hadits Rasulullaah Shallallaah ‘alaih wa sallam yang artinya:

“Kaum mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya diantara mereka.” (HR. At Tirmidzi).

Tentunya pemisahan itu adalah hal yang tak mungkin dan menyulitkan, sedangkan dalam pelajaran yang bisa didapatkan di madrasah-madrasah saja terdapat materi aqidah akhlak dalam satu paket buku rujukan. Hal itu seakan memperkuat bahwa aqidah yang merupakan bentuk iman yang terdapat di dalam dada seseorang adalah sesuatu yang berkaitan erat dengan akhlaknya. Dengan demikian, hendaknya kita bersemangat dan berusaha menghiasi diri dengan akhlak mulia dalam dua aspek tersebut. Hal itu disebabkan,

“Tidaklah beriman salah seorang diantara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya, sesuatu yang ia cintai untuk dirinya.” (terj. HR. Bukhari dan Muslim).

Syaikh Abdul Muhsin Al ‘Abbaad hafizhahullaah menjelaskan bahwa tidak sempurna keimanan seorang muslim hingga mengamalkan isi hadits tersebut, yakni mencintai kebaikan untuk saudaranya sebagaimana ia suka jika kebaikan tersebut ada pada dirinya. Kebaikan tersebut adalah meliputi perkara dunia dan akhirat serta dalam pergaulan. Hal itu mungkin membutuhkan kerja keras, akan tetapi yakinlah bahwa dengan kesungguhan dan kemauan serta niat yang ikhlas untuk menggapai kebaikan dan ridha-Nya, insya Allaah akhlak mulia bukanlah angan-angan semata dan akan dibukakan jalan keluarnya.

Ingatlah selalu motivasi ayat ini :

“Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh-pen-) untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (terj.QS. Al-Ankabut: 69)

Barangkali ada pula yang merasa berat dan bergumam: “bagaimana mungkin kedua aspek akhlak mulia bisa menghiasi diriku sedangkan masa laluku demikian suram, kebiasaan burukku demikian sulit kutinggalkan, karena demikianlah aku dididik dari semenjak aku dalam buaian, usiaku telah lanjut dan rambutku pun telah memutih, sering sakit-sakitan dan kesibukanku demikian banyak serta sedikit waktu luangku untuk mengolah kepribadian…” kemudian ada pula yang tetap bermaksiat dan enggan melakukan latihan karena beranggapan akhlak buruk itu tak dapat diubah sebagaimana bentuk badan tak dapat diubah. Hendaknya pendapat semacam ini ditanggapi dengan pernyataan bahwa andaikan akhlak itu menolak perubaan, tentu nasihat dan peringatan tidaklah ada artinya.

Bagaimana engkau mengingkari perubaan akhlak sedangkan kita sama-sama melihat anjing liar bisa dijinakkan. Meskipun tidak dipungkiri bahwa sebagian akhlak ada yang mudah diubah dan ada yang sulit tetapi bukan mustahil diubah. Pengubahan akhlak buruk menjadi mulia bukan berarti mematikan akhlak tersebut sama sekali. Akan tetapi pengubahan tersebut adalah dalam rangka membawa akhlak menuju jalan tengah. Yaitu jalan yang sifatnya tidak tidak mengabaikan dan tidak pula berlebihan. Sebagaimana amarah, jika berlebihan akan menjadi tercela dan harus diubah. Namun, bukan berarti amarah tersebut dihilangkan karena diantara sifat orang yang bertaqwa adalah dia pernah marah, namun dia tahan marahnya. Allah berfirman, yang artinya:

“Dan orang-orang yang menahan amarahnya.” (QS. Ali Imran: 134)

dalam ayat tersebut Allah tidak menggunakan kata-kata “dan orang-orang yang membekukan amarahnya.”
Oleh karena itu, hentikanlah bisikan-bisikan syaitan yang membisikan kemustahilan dalam perubaan karakter buruk, akan tetapi “Berusahalah untuk melakukan yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan menjadi lemah (merasa tidak mampu-pen-)..” (terj. HR. Muslim).

Inilah Sejatinya akhlak Mulia

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa akhlak mulia mencakup dua aspek, yaitu: akhlak mulia kepada khaliq (sang pencipta) dan akhlak mulia kepada makhluq (sesama manusia).

Pembahasan mengenai akhlak mulia kepada makhluq sebenarnya cukup luas, hanya saja untuk kali ini kita membatasi pada manusia sebagai makhluq sosial.

Terkait akhlak mulia kepada khaliq, hendaknya tercakup didalamnya tiga perkara berikut:

1. Membenarkan berita-berita dari Allaah, baik berita tersebut terdapat dalam Al Qur’an ataupun disampaikan melalui lisan rasul-Nya yang mulia dalam hadits-haditsnya. Meskipun terkadang berita-berita dalam Al Qur’an dan hadits-hadits shahih itu tak sejalan dengan keterbatasan akal kita, hendaknya kita kesampingkan akal kita yang terbatas dan membenarkan berita tersebut dengan sepenuh keimanan tanpa adanya keraguan. Karena

“Dan siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah?” (QS. An Nisaa: 87)

Konsekuensi dari pembenaran tersebut adalah hendaknya berjuang mempertahankan kebenaran berita tersebut dan tidak roboh oleh argumen-argumen para pemuja akal yang seringkali datang menebarkan syubhat yang meracuni pikiran.

2. Melaksanakan hukum-hukum-Nya, meskipun terasa berat realitanya, ketika kita harus melawan hawa nafsu, akan tetapi hendaknya kita berakhlak mulia kepada Allah dengan menjalankan hukum-Nya dengan lapang dada dan penuh suka cita dan bukan mengharap penilaian manusia. Misalnya, ketika kita menjalani puasa wajib menahan lapar dan dahaga bukanlah hal ringan bagi hawa nafsu kita. Namun, akhlak mulia kepada Allah adalah dengan menjalani hal tersebut dengan lapang dada dan ketundukan serta kepuasan jiwa.

3. Sabar dan ridha kepada takdir-Nya, kendatipun terkadang pahit dan tak menyenangkan, hendaknya seorang insan berakhlak mulia kepada Allah dengan kesabaran menjalani takdir tersebut karena dibalik hal itu tentunya Allah menyimpan hikmah yang besar dan tujuan yang terpuji.

Adapun akhlak mulia kepada makhluq, hendaknya tercakup di dalamnya tiga hal pula:

1. Tidak menyakiti orang lain, terkait jiwa, harta dan kehormatannya. Dengan demikian tak sepantasnya memukulnya tanpa alasan apalagi membunuhnya, tak selayaknya mencuri hartanya dan tak sepatutnya mengolok-olok dan melukai perasaannya dengan panggilan buruk ataupun menggunjingnya. Perhatikanlah sabda Rasulullaah shallallaah ‘alayh wa sallam yang artinya:

“Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian dan kehormatan-kehormatan kalian haram atas kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

kemudian sabdanya lagi yang artinya:

“Seorang muslim adalah orang yang kaum muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari).

2. Berderma dengan memberikan bantuan berupa materi maupun non materi (bisa berupa ilmu, motivasi, saran dan lain-lain)

3. Bermuka manis. Hal ini hendaknya tak dianggap remeh karena
“Janganlah engkau menganggap enteng perbuatan baik sedikit pun, meskipun (sekedar-pen-) engkau berjumpa dengan saudaramu dengan wajah berseri-seri.” (HR. Muslim).

Syaikh Al ‘Utsaimin berkata: “Bermuka manis adalah menampakkan wajah berseri-seri ketika berjumpa dengan orang lain, lawannya adalah bermuka masam. “ kemudian beliau membawakan kisah Ibnu ‘Abbas radhiyallaah ‘anhu yang ditanya tentang kebaikan maka Ibnu ‘Abbas radhiyallaah ‘anhu menjawab, “wajah yang berseri-seri dan tutur kata yang halus.” Syaikh kemudian menyebutkan syair milik seorang penyair yang artinya,

“Wahai anakku sesungguhnya kebaikan itu sesuatu yang mudah
Wajah yang berseri-seri dan tutur kata yang ramah”

Meskipun demikian, bermuka manis ini tak kemudian tanpa arahan. Hal itu karena terkadang kita perlu bermuka masam untuk menghindari bahaya tertentu. Misalnya, ketika kita bertemu dengan seorang yang olah bicaranya pandai dan berpengaruh tetapi dalam perkara yang buruk maka hendaknya kita tunjukkan muka masam kita sebagai tanda ketidaksukaan kita terhadap dirinya. Hal itu disebabkan jika kita bermuka manis padanya dikhawatirkan kita akan terbawa pengaruhnya dan sulit melepaskan diri dari pengaruhnya yang buruk.

Dengan demikian, kita perlu mengingat nasehat nan berfaidah dari Imam Ibnul Qayyim Rahimahullaah dalam kitabnya Ighatsah Al-Lahafan Min Mashayidi Asy Syaithan:
“Termasuk dari macam-macam perangkap syaitan dan tipu dayanya bahwa syaitan mengajak seorang hamba Allah kepada berbagai macam bentuk dosa dan kenistaan dengan sebab akhlak baik si hamba tersebut dan kemurahan hatinya…”
Oleh karena itu, dalam bab bermuka manis ini hendaknya kita menempatkan sesuai pada tempatnya.

Demikianlah kiranya yang bisa diuraikan. Semoga bermanfaat di dunia hingga di akhirat yang kekal.

Syaikh As sa’dy dalam kitabnya, Bahjah Qulubil Abrar menyebutkan pula bahwa akhlak mulia kepada makhluq adalah badzalun nadaa (suka membantu orang lain), ihtimaalul adzaa (bersabar dengan gangguan orang lain) dan kafful adzaa (tidak mengganggu orang lain). Kemudian beliau menyebutkan ayat Al Qur’an yang artinya:

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: 199)

dan

“Tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS. Fushilat: 34-35)

Kemudian beliau berkata bahwa barangsiapa yang berakhlak mulia kepada khaliq dan pula kepada makhluq, sungguh orang tersebut telah meraih kebaikan dan keberuntungan. Wallaahu a’laam.

Dengan iman yang kuat, tekad yang membaja dan niat yang tulus, ilmu yang bermanfaat, amal shalih, sabar dan do’a, insya Allah akhlak mulia bisa menjadi milik kita. Setelah itu, hendaknya kita meniatkan usaha kita menggapai akhlak mulia tersebut hanya mengharap pahala dan menggapai ridha-Nya kemudian mengikuti cara-cara yang dituntunkan oleh Rasulullaah shallaallaah ‘alaihi wa sallam karena sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim rahimaullaah dalam kitabnya Madaarijus Saalikiin bahwasaannya,

“Pensucian jiwa lebih berat dan lebih sulit dibandingkan pengobatan badan, barangsiapa mensucikan jiwanya dengan latihan, usaha keras dan menyendiri tanpa ada contoh dari para Rasul maka ia seperti orang sakit yang menyembuhkan dirinya dengan pendapatnya semata.”

Hal itu tentunya bisa mengakibatkan overdosis atau kurang dosisnya sehingga tujuan pengobatan pun tak tercapai. Allahul musta’aan.

Diantara senjata seorang muslim dalam perbaikan akhlak adalah dengan mencari teman yang baik dan do’a. Contoh do’a yang Rasulullaah shallallaah ‘alayh wa sallam ajarkan terkait akhlak adalah:

اللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي

Allahumma kamaa hassanta khalqy, fahassin khuluqy
“Wahai Allaah sebagaimana Engkau telah membaguskan tubuhku, maka baguskanlah akhlak ku.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Ibn Hibban)

اللَّهُمَّ إنِّي أعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأخْلاَقِ ، وَالأعْمَالِ، والأهْواءِ

Allahumma innii a’udzubika min munkaraatil akhlaaq wal a’maal wal ahwaa-i
“Wahai Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kemungkaran-kemungkaran akhlak, amal perbuatan dan hawa nafsu.” (HR. At Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albaniy)

Akhirnya, hanya kepada Allahlah kita hendaknya memohon pertolongan. Dan hanya kepada-Nyalah kembalinya segala pujian yang karena nikmat-Nya sematalah menjadi sempurna segala kebaikan. Allahu ta’alaa a’laam bish shawaab.

***

http://muslimah.or.id/adab-doa/akhlak-mulia-kepada-khaliq-dan-makhluq.htm

JUDUL NOVEL

KISAH PEREMPUAN BAU LAWEYAN # 1

Kisah Perempuan Bahu Laweyan Yang Menikahi 9 Laki-laki  #01 WAJAHNYA tampak segar. Dia baru mandi dibawah pancuran air gunung Penanggungan. ...

POSTING POPULER