Saturday, July 14, 2018

Pesona Tauhid

Pesona Tauhid

Oleh : M.Mush'ab

Tujuan diciptakannya manusia di dunia ini salah satunya adalah supaya dia menghambakan(ubudiyyah) dirinya kepada Sang Khaliq, akan tetapi tidak semua bisa menjalankan amanah tersebut karena memang di dunia ini Allah memberikan ujian bagi para hambaNya untuk menseleksi mereka siapakah yang berhak mendapatkan gelar ahsanu amalan(yang paling bagus amal ibadahnya), dan untuk mencapai pada tingkatan ubudiyah tersebut manusia terlebih dahulu harus melewati tingkatan ma'rifat(mengenal) siapa yang hendak disembah olehnya atau biasa disebut ma'rifatullah(mengenal Allah), karena bagaimana seseorang bisa menghambakan diri pada sesuatu tanpa mengenal sesuatu tersebut.

Dalam tingkatan ma'rifatullah ini ada kewajiban pertama yang harus dilakukan sebagai seorang hamba, yaitu adalah annadzor(memikirkan siapa penciptanya), kenapa dia harus memikirkan siapa penciptanya karena banyak didunia ini yang tidak percaya bahwa dia ada yang menciptakan, maka wajib bagi seorang hamba untuk memikirkan itu, disamping juga manusia dilebihkan oleh Allah SWT dari makhluq yang lainnya dengan akalnya, dan sudah banyak bukti di muka bumi ini yang menyatakan bahwa sang pencipta itu ada, dan bukti-bukti tersebut bisa dengan mudahnya bisa digapai oleh semua manusia kecuali mereka-mereka yang tidak mau berfikir dan yang mempunyai kekurangan dalam akalnya.

Di dalam hukum akal yang disepakati semua manusia ada yang disebut wajib akal, apa itu wajib akal? Wajib akal adalah akal tidak bisa menolak keberadaan sesuatu tersebut dan sesuatu itu harus dan pasti bisa digambarkan oleh akal, sebagai contoh : sesuatu yang bervolume pasti mempunyai ruang, akal kita tidak bisa membayangkan sesuatu yang bervolume tapi tidak mempunyai ruang, maka ini disebut wajib akal, maka kalau kita lihat alam semesta ini dengan segala keindahan yang ada maka akal wajib mengatakan bahwa alam ini pasti ada yang mencipta, karena akal menolak jika ada sesuatu benda yang bagus tanpa ada yang membuatnya, dan ini menjadi bukti juga bahwa yang menciptakan alam semesta ini hanyalah satu(wahdaniyah) karena dengan segala keindahan dan teraturnya alam semesta ini tidak mungkin diciptakan lebih dari satu pencipta, inilah yang Allah SWT firmankan di dalam Alquran :

(لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ)
[Surat Al-Anbiya' 22]

"Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan."

Peroses berfikir seperti inilah yang menjadikan nabi ibrahim AS berhasil menemukan siapakah pencipta dia, setelah beliau memikirkan apakah matahari dan bulan sebagai penciptanya yang berhak disembah? Ternyata setelah pencarian panjang barulah beliau menemukan jawabannya bahwa yang berhak disembah adalah dia Yang Maha Esa.

Yang kedua ketika manusia sudah mengetahui bahwa dia ada yang menciptakan maka disini akal manusia juga harus berfikir apa tujuan diciptakannya dia di muka bumi ini, tapi bagaimana cara menghubungkan komunikasi antara sang pecipta dengan hamba, maka disini diperlukan perantara komunikasi tersebut yaitu adalah Rasulullah (utusan Allah SWT)dan diharuskan utusan Allah itu dari yang sejenisnya yaitu harus manusia juga karena kalau bukan dari yang sejenisnya sulit untuk diimani dan dipercayai, seperti yang difirmankan oleh Allah di dalam Alquran :

(يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا ۚ)
[Surat Al-An'am 130]

"Wahai golongan jin dan manusia! Bukankah sudah datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri, mereka menyampaikan ayat-ayat-Ku kepadamu dan memperingatkanmu tentang pertemuan pada hari ini?"

Dan juga utusan Allah tersebut tidak akan diimani dan dipercayai kecuali ada bukti yang kongkrit bahwa dia adalah utusan Allah, maka disini Allah memberikan bukti tersebut ketika sang Rasul bertugas dalam berdakwah, bukti tersebut adalah mukjizat(sesuatu yang diluar kebiasaan), dengan adanya mukjizat ini maka objek dakwah akan percaya bahwa dia adalah utusan tuhan yang ditugaskan untuk menyampaikan risalah tuhan, dan risalah tersebut adalah ubudiyyah lillah(penghambaan kepada Allah SWT) sebagaimana yang disebutkan di dalam Alquran :

(وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ)
[Surat Adz-Dzariyat 56]

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

Ketika keyakinan ini sudah tertancapkan di dalam hati maka diharuskan bagi seorang hamba untuk mengungkapkan keyakinannya itu dengan kesaksian dengan lisannya, maka wajib baginya mengucapkan Asyhadu alla ilaaha illa Allah, wa asyhadu anna muhammad rasulullah(saya bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa muhammad adalah utusan Allah), setelah memberikan kesaksian tersebut maka wajib bagi dia untuk melaksanakan segala perintah yang diperintahkan oleh Allah dan RasulNya, maka untuk terealisasinya tauhid yang sempurna dibutuhkan 3 aspek :
1. Mempercayai dengan hati(tashdiq bil qolbi)
2. Bersaksi dengan lisan(alqoulu bilisan)
3. Mengamalkan dengan anggota tubuh(alamlu bilarkan).

Ketika 3 aspek ini sudah tertancap didalam jiwa maka ketauhidan itu susah untuk dicabut kembali, banyak contoh yang bisa kita ambil ibrah, diantaranya adalah bilal bin rabah r.a seorang budak sahaya ketika di masa awal islam yang diuji ketika awal dia masuk islam dengan berbagai macam cobaan salah satunya adalah mantan majikannya yaitu umayyah tidak menghendaki budaknya tersebut masuk islam, maka beliau menyiksa budaknya tersebut dengan berbagai macam siksaan salah satunya adalah dengan ditindihkan batu besar yang panas di atas dadanya dan dijemur di padang pasir yang panas, akan tetapi dengan ketauhidan yang menancap didalam hati bilal beliau terus bersabar seraya berkata 'ahadun ahad'(Yang Maha Esa), begitu juga dengan sahabat yang lain yaitu khabab ibnul irt yang disiksa sampai hendak digantung oleh kuffar quraisy, lalu beliau ditawarkan apakah mau muhammad saw menggantikak posisi beliau(disiksa), beliau menjawab dengan keimanan yang membara di dalam hatinya "tidak" bahkan dia tidak rela nabi muhammad saw tersakiti walaupun hanya dengan sebuah duri, begitu juga dengan ashhabul ukhdud, mereka rela menceburkan diri mereka kedalam bara api yang sangat panas untuk mempertahankan keimanan mereka, inilah yang disebut halawatul iman(manisnya keimanan)  sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits :

لا يَجِدُ أحَدٌ حَلاوةَ الإيمانِ حتَّى يُحِبَّ المرءَ لا يحبُّهُ إلَّا للَّهِ ، وحتَّى أن يُقذَفَ في النَّارِ أحبُّ إليهِ مِن أن يَرجعَ إلى الكفرِ بعدَ إذ أنقذَه اللَّهُ ، وحتَّى يَكونَ اللَّهُ ورسولُهُ أحبَّ إليهِ مِمَّا سواهُما

"Seseorang tidak akan menemukan manisnya iman sampai dia  mecintai seseorang tidak mencintainya kecuali hanya karena Allah swt, dan sampai dia lebih cintai jika dia diceburkan ke dalam api daripada dia kembali kedalam kekafiran setelah Allah selamatkan dia, dan sampai Allah dan RasulNya lebih dia cintai daripada yang lainnya"(HR Bukhari)

Wallahu a'lam

JUDUL NOVEL

KISAH PEREMPUAN BAU LAWEYAN # 1

Kisah Perempuan Bahu Laweyan Yang Menikahi 9 Laki-laki  #01 WAJAHNYA tampak segar. Dia baru mandi dibawah pancuran air gunung Penanggungan. ...

POSTING POPULER