Sunday, July 27, 2014

Ketupat


KETUPAT tdk lepas dari perayaan Idul Fitri. Dlm perayaan idul fitri, tentunya di situ ada satu hal yg tdk pernah pisah dr perayaan ketupat lebaran. Istilah tsb tlh m'jamur di semua kalangan umat Islam t'utama di pulau Jawa.

Ketupat atau Kupat sangatlah identik dgn Hari Raya Idul Fitri. Buktinya saja dimana ada ucapan Selamat Idul Fitri t'tera gambar dua buah ketupat atau lebih. Apakah Ketupat ini hanya sekedar pelengkap Hari Raya saja ataukah ada sesuatu makna yg t'kandung di dlmnya

Ketupat.

Sejarah Ketupat. Adalah kanjeng Sunan Kalijaga yg pertama kali m'perkenalkan pd masyarakat jawa. Sunan Kalijaga m'budayakan 2 kali BAKDA, yaitu Bakda Lebaran n Bakda Kupat. Bakda Kupat dimulai seminggu sesdh lebaran. Pd hari yg disebut BAKDA KUPAT tsb, di tanah Jawa wkt itu hampir setiap rmh t'lihat m'anyam ketupat dr daun kelapa muda.

Stlh selesai dianyam, ketupat diisi dgn beras kemudian dimasak. Ketupat tsb diantarkan ke kerabat yg lebih tua, sbg lambang keb'samaan.

Arti Kata Ketupat. Dlm filosofi Jawa, Ketupat Lebaran bukanlah sekedar hidangan khas Hari Raya Lebaran. Ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau kupat dlm bhs Jawa merupakan kependekan dr Ngaku Lepat dan Laku Papat. Ngaku lepat artinya m'akui kesalahan. Laku papat artinya empat tindakan.

Ngaku Lepat. Tradisi sungkeman m'jadi implementasi ngaku lepat (m'akui kesalahan) bagi orang : jawa. Prosesi sungkeman yakni b'simpuh di hadapn org tua seraya mmohon ampun, dan ini msh m'budaya hingga kini. Sungkeman m'ajarkan pentingnya m'hormati org tua, b'sikap rendah hati, mmohon keikhlasan dan ampunan dr org lain, khususnya org tua.

Laku Papat. Laku papat artinya empat tindakan dlm perayaan Lebaran.

Empat tindakan tersebut adalah : 1. Lebaran. 2. Luberan. 3. Leburan. 4. Laburan.

Arti Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan. Lebaran. Lebaran : B'makna usai, menandakan b'akhirnya wkt puasa. B'asal dr kata lebar yg artinya pintu ampunan tlh t'buka lebar.

Luberan : B'makna meluber atau melimpah. Sbg simbol ajaran b'sedekah utk kaum miskin. Pengeluaran zakat fitrah m'jelang Lebaran pun selain m'jadi ritual yg wajib dilakukan umat Islam, jg m'jadi wujud kepedulian kpd sesama manusia.

Leburan : Maknanya adalah habis dan melebur. Maksudnya pd momen Lebaran, dosa dan kesalahan kita akan melebur habis krn setiap umat islam dituntut utk saling memaafkan satu sama lain.

Laburan : B'asal dr kata labur atau kapur. Kapur adalah zat yg biasa digunakan utk penjernih air maupun pemutih dinding. Maksudnya spy manusia slalu m'jaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.

Nah, itulah arti kata ketupat yg sebenarnya. Selanjutnya kita akan m'coba m'bahas filosofi dari ketupat itu sendiri.

Filosofi Ketupat :

1. M'cerminkan B'ragam kesalahan manusia. Hal ini bi t'lihat dr rumitnya bungkusan ketupat ini.

2. Kesucian hati. Stlh Ketupat dibuka, maka akn t'lihat nasi putih dan hal ini m'cerminkan kebersihan dan kesucian hati stlh memohon ampunan dari segala kesalahan.

3. M'cerminkan kesempurnaan. Bentuk Ketupat begitu sempurna dan hal ini dihubungkan dgn kemenangan umat Islam stlh sebulan lamanya b'puasa dan akhirnya m'injak Idul Fitri.

4. Krn ketupat biasanya dihidangkan dgn lauk yg b'santan, maka dlm pantun Jawa pun ada yg bilang "KUPAT SANTEN", Kulo Lepat Nyuwun Ngapunten (Saya Salah Mohon Maaf).

Itulah makna, arti serta filosofi dari ketupat. Betapa besar peran Para Wali dlm m'perkenalkn Agama Islam dgn menumbuh-kembangkan tradisi budaya sekitar, spt tradisi Lebaran dan hidangan ketupat. Oleh krn itu, kita seharusnya memuliakan budaya atau ajaran yg tlh disampaikan para Wali di Indonesia. Ketok e riyaya ne bareng tgl 28 Juli..

Oleh: Astihoet

Friday, July 25, 2014

Ramadhan

Aku lihat RAMADHAN dari kejauhan... Lalu kusapa ia..."Hendak ke mana?" Dengan lembut ia berkata, "Aku harus pergi, mungkin JAUH & sangat LAMA.

Tolong sampaikan pesanku untuk orang MUKMIN:

"Syawal akan tiba sebentar lagi, ajaklah SABAR untuk menemani hari-hari dukanya, peluklah ISTIQOMAH saat ia kelelahan dalam perjalanan TAQWA, bersandarlah pada TAWADHU saat kesombongan menyerang, mintalah nasehat QUR'AN & SUNNAH di setiap masalah yang dihadapi...

Sampaikan pula salam & terima kasih untuknya karena telah menyambutku dengan suka cita dan melepas kepergianku dengan derai air mata...
Kelak akan kusambut ia di SURGA dari pintu AR RAYAN...

Selamat meraih pahala terbaik di detik-detik terakhir RAMADHAN...

Masih ada beberapa hari lagi untuk bercengkrama dengan RAMADHAN...

"Ya ALLAH, andai di hari ini ada diantara hamba2-Mu yang Engkau angkat derajatnya, Engkau ampuni dosa2nya, Engkau lapangkan rizkinya, Engkau muliakan keturunannya, Engkau lepaskan dari semua kesulitannya, Engkau indahkan akhlaknya dan Engkau berkahi segala hartanya...

Maka Insya ALLAH jadikanlah saudaraku yg sdg membaca ini beserta Keluarganya se baik2 hamba yg mendapatkannya.....

آمِّيْنَ آمِّيْنَ آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِ

Empat Manusia Yang Tidak Merugi

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar – banar berada dalam kerugian. Kecuali orang
orang yang beriman, beramal shaleh, saling
menasehati dengan kesabaran,” (Al-Ashr 1-3)

BETAPA dahsyat jika dalam setiap waktu kita bisa merenungi tiga ayat pendek tersebut, mungkin dari sejak kecil kita pun sudah terbiasa untuk menghafalnya yang termasuk
bagian dari surat-surat pendek.

Pun demikian banyak dari kehidupan kita ini melewati yang namanya waktu (masa), seiring
berganti tahun baru hijriyah beberapa hari yang lalu, kita pun banyak yang melewati untuk mensyukurinya terlebih pada momen 10 Muharram yang sangat sarat dengan sejarah.

Jika kita lihat secara saksama terjemahan surat di atas karena jika benar apa yang kita lewati saat sia-sia sungguh kita benar-benar telah merugi dalam hidup ini.

Namun, ada empat kriteria manusia yang tidak merugi dari penjelasan ayat tersebut dan ini secara garis besar terlihat pada ilustrasi/gambar di atas dimana tertulis; Beriman, Beramal Shaleh, Kebenaran, dan
Kesabaran.

Pertama, disebut dengan Beriman karena ini adalah hal pokok manusia hidup yang merupakan ciptaan Allah SWT, maka wajiblah
baginya untuk beriman kepada Allah. Iman pun bukan datang begitu saja, melainkan dibarengi dengan ilmu. Seperti yang tersurat
dalam hadis “Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)
Maka dari itu sudah sepatutnya untuk setiap muslim menuntut ilmu, belajar tentang akidah, ibadah, muamalah dan lainnya.

Dalam firman Allah SWT, “Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Quran itu dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengannya siapa yang Kami
kehendaki di antara hamba-hamba
Kami.” (Asy Syuura: 52).
Sehingga kita bisa
menjadi orang yang tidak merugi selamanya.

Kedua, Beramal shaleh ini adalah bagian yang dari mempelajari ilmu. Dimana ilmu yang ada diamalkan, sehingga menjadi amal shaleh dan perilaku yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.
“Seorang hamba tidak akan beranjak dari tempatnya pada hari kiamat nanti hingga dia ditanya tentang ilmunya, apa saja yang telah
ia amalkan dari ilmu tersebut.” (HR. Ad
Darimi nomor 537 dengan sanad shahih).

Ketiga , Adapun kebenaran dalam hal ini adalah mengatakan yang hak (amar makruf nahi mungkar). Mungkin ini juga sering disebut dengan ajaran atau mengajarkan
sesama dalam hal berdakwah.
Menyampaikan setiap petunjuk dari apa yang telah Allah sampaikan kepada Malaikat lalu kepada Nabi
dan Rasul-NYA.

Allah SWT berfirman dalam surat Fushshilat ayat 33 yang artinya “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri?

Dan Rasul pun pernah bersabda, “Tidak sempurna keimanan salah seorang diantara kalian, hingga ia senang apabila saudaranya
memperoleh sesuatu yang juga ia
senangi.” (HR. Bukhari). Maka, bukanlah hal sepele jika kita telah memiliki sedikit ilmu petunjuk yang benar dari Allah, dengan seyogyanya kita sampaikan pada saudara-saudara kita walaupun itu satu perumpaan satu huruf atau ayat yang kita tahu.

Keempat, Lalu yang terakhir adalah
kesabaran dimana ini menjadi kata yang mudah diucapakan namun pada hakikatnya banyak orang yang mengatakan kesabaran mempunyai batas, sungguh menjadi miris saat kita lihat dewasa ini. Dimana sabar
menjadi salah satu kriteria bahwa kita bisa menjadi orang-orang yang tidak merugi jika mampu menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari.

“Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) para rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan
penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami terhadap mereka”. (QS. Al-An’am : 34)

Terakhir, mengutip dari Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah pernah berkata,
“Maka dengan dua hal yang pertama (ilmu dan amal), manusia dapat menyempurnakan dirinya sendiri. Sedangkan dengan dua hal
yang terakhir (berdakwah dan bersabar), manusia dapat menyempurnakan orang lain.
Dan dengan menyempurnakan keempat kriteria tersebut, manusia dapat selamat dari kerugian dan mendapatkan keuntungan yang
besar”. (Taisiir Karimir Rohmaan hal. 934).
[aulia87]

Tata Cara Kutbah Jum'at

Tata Cara Khutbah Jum'at

1. Membaca basmalah : bismillaahir
rahmaanir rahiimi

2. Mengucapkan salam : assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu

3. Adzan

4. Membaca hamdalah :
innalhamdalillaah, nahmaduhuu
wa nasta'iinuhuu wa nastaghfiruhu
wa na'uudzubillaahi min syuruuri
'anfusinaa wa min syayyi-aati a'maalinaa man yahdillaahu falaa mudhillalahu wa man yudhlilhu falaa haadiyalahu

5. Membaca syahadat :
asyhadu anlaa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalaahu wa asyhadu annaa muhammadan
'abduhuu wa rasuuluhuu laa nabiyya ba'dahu

6. Membaca shalawat :
allaahumma shalli 'alaa syayyidinaa
muhammadin wa 'alaa aalihii wa shahbihii 'ajma'iin

7. Membaca ayat alqur'an yang mengajak bertaqwa kepada allah (biasanya khatib membaca ali imran ayat 102)

fa-uushiikum wa nafsii bit taquullaah qaalallaahu ta'aala fiil qur'aanil kariim a'uudzubillaahi minasy syaithoonir rajiim
yaa ayyuhal ladziina 'aamanuu
ittaquullaaha haqqaa tuqaatihi
wa laa tamuutunnaa illaa wa antum
muslimuun wa qaalallahu ta'aalaa fil qur'aanil karim audzubillaahiminasy syaitoon nirrojiim ...

Membaca ayat alqur'an yang lain sesuai dengan topik khutbah
amma ba'du

8. Berwasiat untuk diri sendiri dan jamaah agar selalu dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT

9. Mulai berkhutbah sesuai topiknya
memanggil jamaah bisa dengan panggilan ayyuhal muslimun atau ma'asyiral muslimin rahimakumullah, atau sidang
jum'at yang dirahmati allah.

10. Menutup khutbah pertama dengan do'a untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat

barakallahu lii wa lakum fill qur'aanil azhiim
wa nafa'nii wa iyyakum bima fiihimaa minal aayaati wa dzikril hakiim wa nafa'anaa bi hadii sayyidal mursaliin wa biqawlihiil qawiim aquulu qawli haadza
wa astaghfirullaahal 'azhiim lii wa lakum wa lii syaa-iril mu'miniina wal mu'minaat
wal muslimiina wal muslimaat min kulli dzanbii fastaghfiruuhuu innahuu huwas samii'ul 'aliim
wa innahuu huwal ghafuurur rahiim

11. Duduk sebentar (tuma'ninah) untuk memberi kesempatan jamaah jum'at untuk beristighfar dan membaca shalawat pelan-
pelan

12. Khutbah kedua aturannya persis sama dengan khutbah pertama semua urutan dari hamdalah, syahadat, shalawat, wasiat taqwa, ayat qur'an, dan do'a untuk seluruh orang muslim/muslimat dan mu'minin/
mu'minat harus dipenuhi. Contoh bacaan yang berbeda pada khutbah kedua :

alhamdulillah, alhamdulillaahi hamdan katsiiraan thayyiban mubaarakan fiihi kamaa yuhibbu rabbunaa wa yuriidhuu wa asyhadu an laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalahu wa asyhadu annaa muhammadan 'abduhuu wa rasuuluhu shallallaahu 'alaihi wa 'alaa aalihii wa shahbihi wa sallam
tasliiman katsiiran ilaa yaumid diin
amma ba'du
fattaquullaahu haqqut taqwaa kamaa amar

13. Bacaan penutup wasiat khutbah kedua dan membaca ayat al qur'an yang menyuruh bershalawat (al ahzab 56)

'ibaadallaah innallaaha amarakum bi amri bi da-aafiati binafsihi
wa tsanii bimalaaikatihil musabbihati biqudsihi wa tsullatsaa bikum ayyuhal mu-minuuna min jannati wa insihi fa qaalallaahu qawlan kariiman innallaaha wa malaaikatahuu yushalluuuna 'alan nabii yaa ayyuhal ladziina 'aamanuu shalluu 'alaihi wa salliimu tasliimaa
allaahumma shalli wa sallim wa baarik 'alaa 'abdukaa wa rusuulikaa muhammad wa aridhallaahumma 'an khulafaa-ur raasyidiin
abi bakri wa 'umaara wa 'utsmaana wa 'alii wa 'an syaa-iril aali wash shahaabati ajma'iin
wat taabi'iina wat taabi'it taabi'iina
wa man tabi'ahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin wa 'alaina ma'ahum birahmatika yaa arhamar raahimiin

14. Membaca do'a

allahummagh fir lil mu'miniina wal
mu'minaat wal muslimiina wal muslimaat al-ahyaa-i minhum wal amwaat innakas samii'un qariibun mujiibud da'wat wa yaa qaadhiyal haajaat
allahumma inna....

baca do'a yang lain dan ditutup do'a
rabbanaa aatinaa fid dun-yaa hasanah wa
fill aakhiraati hasanah wa qinaa 'adzaaban
naar

15. Penutup khutbah kedua (bacaan ini didekritkan oleh khalifah umar bin abdul
aziz harus dibaca karena pada masa itu khutbah jum'at sering digunakan untuk menyerang lawan politik oleh para khatib, diambil dari surat an nahl 90)

'ibaadallah innallaaha ya-muruu bil 'adli wal ihsaan
wa iitaa-i dzil qurbaa
wa yanhaa 'anil fahsyaa-i wal munkari wal
baghyi
yaizhzhukum la'allakum tadzakkaruun
fadzkurullaaha 'azhiimi wa yadzkurkum
fastaghfirullaaha yastajib lakum
wasykuruuhu 'alaa ni'matil latii
wa ladzikrullaahu akbaru
wa aqiimish shalah

16. Iqamat untuk shalat jum'at

Sumber lainnya

Ukhuwah Islamiyah

Selama ini, masyarakat seringkali memaknai ukhuwah Islamiyah sebagai persaudaraan terhadap sesama orang Islam. Mestinya tidak
demikian. Ukhuwah Islamiyah (Islamic brotherhood) berbeda dengan ukhuwah baynal-muslimin atau al-Ikhwanul-Muslimun (moslem brotherhood).

Makna persaudaraan antara sesama orang Islam itu bukan ukhuwah Islamiyah, tetapi ukhuwah baynal-muslimin/ al-Ikhwanul Muslimun (Moslem Brotherhood).

Jika dikaji dari segi nahwu, ukhuwah Islamiyah adalah dua kata yang berjenis mawshuf atau kata
yang disifati (ukhuwah ) dan shifat atau kata yang mensifati (Islamiyah). Sehingga, ukhuwah Islamiyah seharusnya dimaknai sebagai persaudaraan yang berdasarkan
dengan nilai-nilai Islam. Sedangkan
persaudaraan antar sesama umat Islam dinamakan dengan ukhuwah diniyyah .

Dari pemaknaan tersebut, maka dapat dipahami bahwa ukhuwah diniyyah (persaudaraan terhadap sesama orang Islam), ukhuwah wathâniyyah (persaudaraan
berdasarkan rasa kebangsaan), dan ukhuwah basyâriyyah (persaudaraan berdasarkan
sesama makhluk Tuhan) memiliki peluang yang sama untuk menjadi Ukhuwah Islamiyah.

Ukhuwah Islamiyah tidak sekedar
persaudaraan dengan sesama orang Islam saja, tetapi juga persaudaraan dengan setiap
manusia meskipun berbeda keyakinan dan agama, asalkan dilandasi dengan nilai-nilai keislaman, seperti saling mengingatkan, saling menghormati, dan saling menghargai.

JUDUL NOVEL

KISAH PEREMPUAN BAU LAWEYAN # 1

Kisah Perempuan Bahu Laweyan Yang Menikahi 9 Laki-laki  #01 WAJAHNYA tampak segar. Dia baru mandi dibawah pancuran air gunung Penanggungan. ...

POSTING POPULER