Wednesday, September 22, 2010

HAKIKAT SUKSES

Bila ingin mencapai sesuatu, katakanlah kita ingin maju, sukses dan berhasil dalam hidup, tentu kita punya kiat-kiat untuk menggapainya. Dalam buku “Unlimited Power” (Kuasa Tak Terbatas) oleh Anthony Robbins ada tujuh hal yang diperlukan untuk dapat meraih sukses itu, yaitu:

Pertama, Gairah. Ini adalah langkah pertama untuk membangkitkan semangat yang berkobar dalam jiwa, sehingga timbul hasrat yang besar untuk meraih sukses tersebut.

Dahulu para pejuang bangsa ini tidak ada kata menyerah dalam merebut kemerdekaan, mereka bergairah atau berani terus menghadapi para penjajah meskipun dengan senjata seadanya. Demikian juga jago marketing yang ingin memasarkan produknya, mereka tidak bosan-bosan mensosialisasikan barang dagangannya untuk meraih perhatian pembeli.

Hal ini mengingatkan kita akan firman Allah SWT: “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap ” (QS. Alam Nasyrah: 7-8).

Kedua,
Percaya Diri. Orang sukses itu mengetahui apa yang mereka inginkan, dan percaya bahwa mereka bisa mendapatkannya. Percaya dalam hal ini adalah kebulatan tekad yang tertanam dalam hati umat manusia yang dapat dijadikan sebagai motivator, dinamisator, dan generator yaitu menjadi daya dorong.

Kebulatan tekad menjadi daya yang ampuh untuk menciptakan kebaikan dalam kehidupan seseorang. Percaya diri adalah modal dasar seseorang dalam melihat apa yang diinginkannya dan membangkitkan semangatnya untuk memperolehnya. Abu Bakar ash-shiddiq r.a, khulafaurrasyiddin yang sangat mantap kepercayaannya, hingga meraih gelar ash-shiddiq dari Rasulullah SAW.

Ketiga, Strategi. Ini merupakan suatu alat bagi seseorang yang ingin sukses meraih sesuatu. Tidak cukup bergairah dan percaya diri, tetapi juga harus mempunyai strategi yang jitu, sebagai suatu langkah untuk menggapai yang diangankan.

Keempat, Kejelasan nilai. Nilai-nilai inilah alat motivasi yang paling ampuh. Kalau kita ingin mengubah suatu kebiasaan buruk, perubahannya bisa dibuat sangat cepat kalau kita kaitkan perubahan tersebut dengan nilai-nilai yang tinggi. Nilai-nilai yang digunakan secara benar itulah yang paling berkuasa mengubah perilaku kita, sehingga berbobot dan berwibawa.

Kelima, Energi. Inilah daya (kekuatan) yang harus dimiliki. Jika kita ingin memperoleh kesuksesan di berbagai aspek kehidupan. energi bisa menjadi vitalitas untuk mengambil tindakan atas apa yang ingin dicapai.

Keenam, Mampu menjalin hubungan. Apabila kita mampu menjalin hubungan yang harmonis, maka kita akan mempunyai banyak teman, saling bantu membantu satu dengan yang lain. Memang manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendirian tanpa orang lain. Oleh karena itu, kita harus pandai untuk meraih simpati orang lain, tentu dengan banyak bergaul dengan sesama. Manusia semua sama di hadapan Allah SWT, tidak ada perbedaan, melainkan takwanya (QS. Al-Hujuraat: 13).

Cara untuk meminta bantuan orang tersebut adalah dengan meraih simpatinya. Ikatan ajaib yang menyatukan manusia dan menjadikan mereka merasa seperti mitra (kawan/teman).

Ketujuh, Penguasaan Komunikasi. Di dalam Al Qur’an ada doa, seperti berikut ini:
“….. Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS.Thaahaa: 25-28).

Semua yang diuraikan di atas adalah merupakan langkah-langkah atau proses untuk menjadi orang sukses. Apabila langkah-langkah tersebut dilakukan seseorang secara konsisten dan konsekuen dengan tidak melupakan komitmennya secara murni, maka kesuksesan akan berpihak kepadanya.

Bagi orang yang beriman kesuksesan yang paling diidamkan-idamkan adalah seperti untaian doa berikut ini: “…. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS. Al Baqarah: 201). Dengan perkataan lain, kita dapat meraih ampunan dan ridha-Nya.

Semoga kita diberikan kekuatan dan kemampuan untuk melakukan tujuh poin tersebut agar kita dapat meraih sukses pada kehidupan di dunia ini maupun di akhirat nanti. Amiiinn

Sumber : Lembar Risalah An-Natijah, No. 24/Thn. XIV - 12 Juni 2009

Tuesday, September 21, 2010

TUJUH MINUMAN PENGGANTI AIR PUTIH

KITA tentu menyadari betapa besar manfaat air putih bagi kesehatan, tapi jujur saja terkadang kita pun bosan untuk meminumnya sehingga menggantinya dengan jenis minuman lain yang memiliki rasa, tapi belum tentu menyehatkan. Sebenarnya ada beberapa jenis minuman yang dapat menggantikan air putih, tapi tetap memiliki manfaat kesehatan.

Selama ini kita direkomendasikan untuk meminum sedikitnya delapan gelas air per harinya guna mengurangi perut kembung, mencegah sakit kepala, menangkal penyakit, dan mencegah kerutan pada kulit. Itulah beberapa manfaat dari air putih yang tentunya membuat kita tak harus membayar mahal karena mudah mendapatkannya. Namun, H2O bukanlah satu-satunya zat yang mampu menjaga kesehatan Anda. Ada banyak jenis minuman yang juga baik bagi kesehatan seperti halnya air putih. Antara lain kopi yang kerap diasumsikan dapat membuat orang menjadi kecanduan. Padahal kopi justru merupakan minuman yang menyehatkan karena dapat menurunkan risiko alzheimer dan parkinson, kanker payudara, kanker kulit, diabetes, batu empedu, bahakan kanker mulut.

Berikut beberapa jenis minuman yang dapat Anda jadikan alternatif sebagi pengganti air putih:

1. Jus jeruk

Jus jeruk dapat membatu menangkal penyakit jantung. Antioksidan di dalam jus jeruk melindungi Anda dari peradangan yang dapat menyebabkan penyakit jantung. Bahkan mereka yang makan fast food lalu meminum jus jeruk memiliki radikal bebas yang jumlahnya lebih sedikit ketimbang mereka yang makan fast food dan diakhiri dengan air. Namun, perhatikanlah takaran gulanya karena terlalu banyak gula juga tak baik bagi kesehatan. Satu gelas jus jeruk sebaiknya mengandung 21 gram dan 122 kalori.

2. Teh kamomil

Percaya atau tidak, teh kamomil dapat membuat Anda merasa tenang. Mereka yang mengonsumsi teh kamomil setiap harinya selama dua bulan akan mengalami penurunan rasa cemas, menurut studi dari Universitas Pennsylvania di Philadelphia. Atasi rasa gelisah pada malam hari dengan meminum secangkir teh kamomil.


3. Jus cranberry

Jus cranberry ampuh mencegah penyakit pada gusi dan infeksi kandung kemih. Bahan alami dalam jus ini mencegah penyakit gussi dengan menangkal bakteri di gigi tepatnya di bawah gusi. Jus cranberry juga berkontribusi 39 persen kebutuhan vitamin C perharinya, meningkatkan kadar kolesterol baik, dan menjaga kesehatan kandung kemih.


4. Susu cokelat

Susu cokelat dapat menjaga perut supaya tetap rata.
Segelas susu cokelat mengandung banyak karbohidrat dan protein yang mampu memulihkan tenaga Anda setelah banyak berkegiatan maupun olahraga. Atlet yang meminumnya setelah
berolahraga cenderung memiliki otot yang lebih sehat ketimbang atlet yang hanya minum air, menurut studi yang dilakukan American College of Sports Medicine. Susu cokelat juga mengurangi rasa sakit dan kelelahan.

5. Teh hijau

Teh hijau diketahui mempu menjaga berat badan. Tikus
yang melakukan latihan dan meminum teh hijau diketahui 22 persen berisiko lebih kecil mengalami penambahan berat badan. Kandungan polifenol dalam teh hijau dapat merevitalisasi metabolisme tubuh sehingga memudahkan pembakaran lemak. Apalagi teh hijau juga kaya akan antioksidan yang mampu menangkal penyakit jantung dan kanker. Cobalah tambahakan es ke dalam teh hijau Anda,pasti lebih menyegarkan.

6. Jus tomat

Jus tomat diketahui dapat menurunkan risiko terkena kanker. Minuman ini kaya akan vitamin B dan lycopene yang mampu menangkal kanker.

7. Teh hitam

Teh hitam mempu melindungi Anda dari kanker kulit. Minuman klasik ini merupakan sumber flavonoid yakni antioksidan yang mengandung zat penangkal kanker. Menurut hasil penelitian, meneguk secangkir teh hitam setiap harinya dapat menurunkan risiko terkena karsinoma sel skuamosa, salah satu tipe kanker kulit hingga 30 persennya. Baik diminum hangat maupun dingin, teh hitam juga baik untuk merawat kulit sehat Anda. (Pri/OL-06)

http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/08/30/3059/3/Tujuh-Minuman-Pengganti-Air-Putih

TERAPI SOLAT

SADARKAH Anda? Gerakan yang Anda selalu lakukan ketika salat, baik itu rukuk, sujud, maupun duduk merupakan gerakan yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sisi medis, salat merupakan obat dari berbagai jenis penyakit.

Ilmuwan China pun mengungkapkan berbagai macam manfaat salat bagi kesehatan berdasarkan waktu pelaksanaannya.

Maka itu, tak mengherankan bila di dalam Alquran ada tidak kurang dari 40 ayat yang menjabarkan salat. Ada gerakan salat menghubungkan ibadah dengan doa, keluarga, ekonomi, dan waktu. Namun, kenapa Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk salat lima waktu? Menurut penelitian dari ilmuwan China, tergambar jelas alasan Allah menetapkan waktu-waktu sholat.

1. Salat subuh
Pukul 05.00-06.00 saat salat subuh merupakan waktu yang abik untuk menerapi pencernaan.

2. Salat zuhur
Pada waktu salat zuhur, ada energi api yang keluar pada dari pukul 12.00 WIB sampai sore yang bermanfaat bagi jantung dan ginjal.

3. Salat ashar
Dalam gerakan sholat ashar, terdapat siklus dari panas ke dingin yang berguna bagi terapi kandung kemih. Secara alamiah, gerakan salat ashar ternyata memisahkan zat-zat kimia dalam tubuh kita.

4. Salat magrib
Ada energi air yang keluar pada pukul 18.00 WIB setelah terbenamnya matahari. Menurut ilmu China waktu maghrib yang disertai gerakan salat sekaligus menerapi ginjal.

5. Salat isya
Salat isya dilakukan setelah matahari terbenam. Waktu ini disebut dapat mengurangi kelebihan energi. Dan, ada energi kayu yang keluar pada pukul 23.00 WIB yang mampu menghancurkan racun-racun di tubuh. Menurut ilmuwan Cina, racun itu dibakar kayu untuk membuang racun di otak.

6. Salat tahajud
Ilmuwan China menyebut sembilan gerakan sholat sebagai gerakan suprayoga karena energi itu akan masuk ke syaraf di tangan dan cara yang paling tepat untuk menangkap energi itu. Karena itulah, saat kita melakukan takbir waktu mengawali sholat dan takbir waktu bangun dari ruku, di situlah energi masuk.

Maka tak mengherankan bukan mengapa Allah menyerukan kita untuk salat. Selain sebagai tiang agama, salat merupakan ibadah wajib yang bersifat terapi. Bila kita rajin melakukan salat, niscaya Allah SWT akan memberikan petunjuk dan kemudahan bagi kita. (Pri/OL-06)

http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/09/02/3072/13/Terapi-Waktu-Salat-Menurut-Ilmu-China

Thursday, September 9, 2010

Kembali Ke Fitrah: Titik Tolak Menuju Masyarakat Madani

Khutbah Idul Fitri:

Oleh: DR. Amir Faishol Fath

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الله أكبر (9مرات) لا إله إلا الله والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد ، . الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله ، أشهد أنى إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ، أدى الأمانة وبلغ الرسالة ، ونصح الأمة ، وجاهد في الله حق جهاده ، وتركنا على المحجو البيضاء ، ليها كنهارها لا يزيغ عنها إلا هالك ، اللهم صل على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين وبعد ، فيا أيها المسلمون، أصيكم وإياي بتقوى الله وطاعته في كل وقت لعلكم تفلحون. قال تعالى : { يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون}. آل عمران 102.

Dari Ramadhan Menuju Titik Fitrah

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd…

Saudaraku Kaum Muslimin rahimakumullah…

Tidak ada perpisahan yang lebih mengharukan dari pada perpisahan dengan Ramadhan. Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Di dalamnya kita semua dihantarkan secara perlahan menuju titik fitrah. Titik penciptaan kita yang bersih dan suci. Kata fitrah di ambil dari kata fathara yafthuru artinya menciptakan. Allah Sang Pencipta tidak pernah bermaksud buruk ketika pertama kali menciptakan manusia. Karena itu tidak mungkin manusia mencapai kesempurnaan dirinya tanpa kembali ke titik asal diciptakannya. Itulah titik di mana manusia benar-benar menjadi manusia. Bukan manusia yang penuh lumuran dosa dan kekejaman. Bukan manusia yang dipenuhi gelimang kemaksiatan dan kedzaliman.

Allah swt. menurunkan Al Qur’an untuk menjadi pedoman agar manusia tetap komitmen dengan kemanusiaannya. Yaitu manusia yang saling mencintai karena Allah, saling memperbaiki menuju keimanan sejati, saling tolong menolong menuju peradaban yang kokoh, saling membantu dalam kebaikan bukan saling membantu dalam dosa dan kemungkaran. Allah mengutus nabi-nabi sepanjang sejarah sebagai contoh terbaik bagaimana menjalankan kewajiban kepadaNya. Tidak ada keselamatan kecuali ikut jejak para Nabi. Dan tidak ada keberkahan kecuali bersungguh-sungguh menjalankan ibadah seperti yang para Nabi ajarkan. Itulah tuntunan fitrah. Bahwa setiap manusia tidak akan bisa kembali ke titik fitrahnya tanpa mengikuti ajaran yang disampaikan para Nabi.

Nabi Allah yang terakhir adalah Nabi Muhammad saw. Dialah penutup nabi-nabi dan rasul-rasul (khaatamun nabiyyiin). Dengan demikian semua tuntunan yang dibawanya pasti seirama dengan fitrah manusia. Maka dengan ikut Nabi Muhammad secara utuh kita akan menjadi manusia yang kembali ke fitrah. Karena itu setiap memasuki bulan Ramadhan kita harus berbicara mengenai bagaimana Nabi Muhammad saw. menjalani ibadahnya selama Ramadhan. Sebab hanya dengan ikut jejaknya kita bisa mencapai hakikat Ramadhan secara mendalam dan sempurna. Rasulullah saw. pernah menegaskan bahwa berapa banyak orang yang berpuasa Ramadhan, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus. Artinya bahwa ia dengan Ramadhan tidak bisa kembali ke fitrahnya, padahal semua rangkaian ibadah Ramadhan adalah tangga kembali menuju fitrah. Mengapa?

Mengapa semua ibadah itu tidak mengantarkan mereka ke titik fitrah? Di manakah letak salahnya? Jawabanya tentu pada manusianya. Sebab ternyata masih banyak orang yang masuk Ramadhan tidak maksimal menjalankan ibadah-ibadah yang Allah dan rasulNya ajarkan. Banyak orang masuk Ramadhan sekedar dengan semangat ritual saja, sementara hakikat keilmuan yang harus dijadikan bekal selama Ramadhan diabaikan. Banyak orang masuk Ramadhan semata menahan lapar dan haus di siang hari, sementara di malam hari mereka kembali ke dosa-dosa. Banyak orang masuk Ramadhan bukan untuk meningkatkan ibadah dan keimanan, melainkan untuk meningkatkan omset-omset maksiat. Pun banyak orang masuk Ramadhan dengan semangat di awal-awal saja, sementara di akhir-akhir Ramadhan di mana Rasulullah beri’tikaf dan memburu malam lailatul qadar, malah ia sibuk dengan permainan-permainan. Bahkan yang sangat menyedihkan adalah bahwa banyak orang yang hanya semangat beribadah di bulan Ramadhan saja, bagitu Ramadhan pergi, semua ibadah itu lenyap seketika dari permukaan. Masjid-masjid yang tadinya ramai dengan shalat malam dan shalat berjamaah, setelah Ramadhan, kembali kosong dan sepi.

Jangan Berbuat Seperti Wanita Pemintal Benang

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd…

Saudaraku Kaum Muslimin rahimakumullah…

Tidak ada ajaran bahwa kita wajib mentaati Allah dan rasulNya hanya di bulan Ramadhan saja, setelah itu kita kembali berbuat dosa. Ramadhan sebagai titik tolak kembali ke fitrah sejati. Bahwa dari Ramadhan kita bangun komitmen ketaatan seumur hidup seperti ketaatan selama Ramadhan. Dalam surah An Nahl 92, Allah berfirman:

وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali”.

Ini sebuah pelajaran yang sangat mahal. Allah merekam kisah seorang wanita yang hidupnya sia-sia. Dari pagi sampai sore ia hanya memintal benang. Sore hari ketika pintalan itu selesai, ia cerai-beraikan kembali. Perhatikan! Allah melarang agar akhlak wanita tersebut tidak terulang kembali. Bahwa perbuatan sia-sia adalah kerugian yang nyata. Karena itu Nabi saw. selalu mengingatkan agar kita selalu istiqaamah. Ketika salah seorang sahabatnya minta nasihat yang bisa dijadikan pegangan seumur hidupnya, Nabi menjawab: qul aamantu billahi tsummastaqim (katakan aku beriman kepada Allah dan beristiqamahlah).

Dalam hadist lain Nabi saw. juga sering mengingatkan sahabat-sahabatnya: laa takun mitsla fulaan, kaana yaquumullaili tsumma taraka (jangalah kamu menjadi seperti fulan, tadinya ia selalu bangun malam, tapi sayang ia kemudian meninggalkannya). Demikianlah, setiap tahun kita menjalani ibadah Ramadhan dengan penuh semangat siang dan malam: siangnya kita berpuasa, malamnya kita tegakkan shalat malam, tetapi benarkah nuansa ketaatan itu akan terus bertahan seumur hidup kita? Atau ternyata itu hanya untuk Ramadhan? Berapa banyak orang Islam yang selama Ramadhan rajin ke masjid, tetapi begitu Ramadhan habis, seakan tidak kenal masjid lagi. Berapa banyak orang Islam yang selama Ramadhan rajin membaca Al Qur’an, tetapi begitu Ramadhan selesai, Al Qur’an dilupakan begitu saja. Mirip dengan kisah wanita yang Allah ceritakan di atas. Selama Ramadhan ketaatan dirangkai, begitu Ramadhan habis, semua ketaatan yang indah itu dicerai beraikan kembali.

Pribadi Bersih Bangun Masyarakat Bersih

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd…

Saudaraku Kaum Muslimin rahimakumullah…

Semua kita mencita-citakan masyarakat yang bersih dan Negara yang bersih. Itulah yang kita kenal dengan masyarakat Madani. Tetapi itu semua hanyalah mimpi tanpa adanya pribadi yang bersih. Karena itu Allah swt. sejak dini menyerukan lahirnya pribadi dan rumah tangga yang bersih. Allah berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَاد لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ(التحريم:6)

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At Tahrim: 6)

Perhatikan, betapa Allah swt. telah memberikan langkah-langkah praktis bagaimana menuju masayarakat yang baik. Yaitu dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Sebab hanya kedua unsur inilah pilar pokok sebuah masyarakat dan Negara. Pribadi yang menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka adalah pribadi yang bersih. Bersih dari dosa-dosa kepada Allah swt. Dari amalan Ramadhan setidaknya ada 5 pelajaran penting yang harus dipertahankan dalam hidup sehari-hari oleh setiap pribadi beriman, sehingga dengannya kelak akan lahir masyarakat yang bersih:

Pertama, Jauhi Harta Haram (Tarkul halal min ajlil ibti’ad ‘anil haram) . Selama Ramadhan kita telah berpuasa dari yang halal. Maka tidak ada alasan untuk mengambil yang haram. Masyarakat yang hidup di atas harta haram adalah masayarakat yang rapuh. Dalam sejarah kita membaca, hancurnya raja-raja terdahulu adalah kerena kedzaliman mereka terhadap rakyatnya. Banyak hak rakyat yang tidak dipenuhi. Akibatnya Allah swt. menghancurkan mereka. Dalam Al Qur’an kita membaca firman Allah:

قُلْ لَا يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ فَاتَّقُوا اللَّهَ يَاأُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ(المائدة100)

Katakanlah: “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertaqwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al Maidah: 100)

Dalam ayat ini Allah befirman bahwa harta haram itu sebagai al khabits (kotoran yang menjijikan). Artinya seandainya harta haram itu Allah menampakkan berupa kotoran niscaya manusia yang berakal tidak akan mengambilnya. Karenanya itu tidak akan pernah sama dengan ath thayyib (yang halal dan baik) sekalipun jumlahnya jauh lebih sedikit. Mengapa? Sebab yang khobits merusak tatanan kehidupan, sementara yang thayyib menyebarkan kebaikan. Oleh sebab itu Allah lalu perintahkan agar bertaqwa: fattaqullah yaa ulil albaab. Apa artinya? Bahwa taqwa tidak akan tercapai selama seseorang masih mengkonsumsi harta haram. Dengan kata lain, hanya dengan menjauhi harta haram seseorang akan terhantar ke level taqwa. Bila masing-masing pribadi bertaqwa otomatis rumah tangga akan bersih dari harta haram. Bila rumah tangga bersih dari harta haram, otomatis masyarakat akan bersih dan lebih dari itu Allah akan melimpahkan keberkahan. Allah berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ(الأعراف96)

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al A’raf: 96)

Kedua, Kendalikan Nafsu dari maksiat (Al isti’la’ ‘alal hawa). Selama Ramadhan kita telah berhasil mengendalikan nafsu dari maksiat. Itu menunjukkan bahwa nafsu sebenarnya sangat lemah. Bahwa manusia bukan makhluk yang dikendalikan nafsu, melainkan dialah yang mengendalikan nafsunya. Berbeda dengan binatang, yang memang tidak punya akal, manusia adalah makhluk yang harus mengatur gejolak nafsunya. Dengan demikian masyarakat yang hidup di atas bimbingan nafsunya adalah masyarakat binatang. Ia makan apa saja tanpa membedakan mana yang halal dan mana yang haram. Ia berbuat apa saja tanpa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Karena itu di tengah masyarakat yang dibimbing nafsunya belaka, mereka menyebar makanan dan minuman haram, seperti babi dan khamr, bahkan itu dianggap biasa. Bukan hanya itu, perzinaan dihalalkan tanpa merasa berdosa sedikitpun. Inilah masyarakat yang rapuh. Dalam Al Qur’an Allah selalu menceritakan hancurnya kaum-kaum terdahulu adalah karena mereka hidup di atas kebebasan nafsunya. Mereka tidak menggunakan akal. Mereka seperti binatang bahkan lebih parah lagi. Allah berfirman:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ(الأعراف179)

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al A’raf: 179)

Dalam surah An Nazi’at ayat 40-41, Allah swt. menegaskan bahwa hanya dengan takut kepada Allah secara jujur seseorang bisa mengendalikan nafsunya. Simaklah Allah berfirman:

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى(40) فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى(41)

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya). (QS. An Nazi’at: 40-41)

Ini menunjukkan bahwa dalam diri manusia ada dua kekuatan yang saling tarik menarik. Kekuatan nafsu dan kekuatan takut kepada Allah (iman). Bila takutnya kepada Allah lebih kuat, maka terkendalikanlah nafsu. Bila nafsu dikendalikan maka ia akan masuk surga. Sebaliknya bila takutnya kepada Allah lebih lemah, maka nafsu akan lebih dominan. Bila nafsu yang dominan maka ia utamakan dunia di atas akhirat. Bahkan ia berani mengorbankan akhiratnya demi dunia. Inilah makna ayat:

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا(16)وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى(الأعلى17)

Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.

Dalam surah An Naziat ayat 37-39 Allah SWT menegaskan bahwa cara hidup mengutamakan dunia dan penuh penyimpangan adalah jalan ke neraka. Allah berfirman:

فَأَمَّا مَنْ طَغَى(37)وَءَاثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا(38)فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى(39)

Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya). (QS. An Nazi’at: 37-39)

Ketiga, Tundukkan Syetan (As saitharah ‘alasy syaithon). Kita telah membuktikn selama Ramadhan bahwa syetan dijadikan tidak berdaya. Lihatlah masjid-masjid penuh selama Ramadhan. Malam harinya – terutama pada sepuluh malam terakhir – sepanjang malam masjid hidup dengan orang-orang ber’tikaf dan shalat malam. Di rumah-rumah, kantor-kantor dan di pusat-pusat ibadah, terdengar suara mendengung orang-orang sedang membaca Al Qur’an. Itu semua adalah bukti nyata bahwa syetan sebenarnya sangat lemah. Maka tidak pantas orang-orang yang mengaku beriman kepada Allah dan hari Kiamat ia masih ikut syetan dan sibuk dengan acara-acara syetan.

Masyarakat yang ikut syetan tidak akan pernah kuat. Ia akan terus dipermainkan dan dijadikan bola pingpong oleh syetan, karena tidak ada syetan yang baik. Ia terus akan dibuat dalam kondisi tidak pernah stabil, karena syetan tidak suka masyarakat yang stabil. Dalam Al Qur’an banyak sekali peringatan dari Allah mengenai bahaya syetan:

1. Syetan adalah musuh yang nyata. Sebab semua syetan pasti mengajak ke neraka, Allah berfirman:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ(فاطر6)

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.

2. Syetan selalu mempengaruhi seseorang supaya keluar dari jalan lurus, dan menuju ke neraka, Allah befirman:

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ(الأعراف16)

Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ(الحجر39(

Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,

3. Syetan telah mengeluarkan Nabi Adam as dan istrinya Hawa dari surga:

فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ

مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ(البقرة 36)

Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”.

4. Syetan mengajak kepada makanan haram, Allah berfirman:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ(البقرة 168)

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

5. Syetan mengajak kepada minuman khamr dan judi, Allah berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ(المائدة 90)

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

6. Syetan mengajak kepada permusuhan, melalui minuman khamr dan judi, bahkan syetan berusaha menghalang-halangi seseorang agar tidak berdzikir kepada Allah dan tidak menegakkan shalat, Allah berfirman:

إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ(91)

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

7. Syetan selalu menakut-nakuti dengan kemiskinanm supaya seseorang tidak berinfaq, dan selalu mempengaruhi agar seseorang berbuat keji dan zina, Allah berfirman:

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (البقرة 268)

Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Masihkah kita akan ikut syetan? Masihkah kita akan terpesona dengan gaya hidup syetan? Masihkah kita akan mecintai para pengikut syetan? Namun ternyata benar, firman Allah SWT bahwa mayoritas manusia lebih memilih ikut syetan dari pada ikut Allah. Allah berfirman:

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلًا فِيهِ شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُونَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ(الزمر29)

Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Keempat, Bersungguh-sungguh ikut apa kata Allah (Ath Tho’ah al muthlaqah lillahi Ta’ala). Selama Ramadhan kita telah berhasil patuh sepenuh hati kepada Allah swt. Bila Allah perintahkan puasa, kita langsung puasa. Padahal itu perbuatan yang sangat berat. Sebab yang kita tahan adalah hal-hal yang sebenarnya halal dan boleh dikerjakan. Itu menunjukkan bahwa tidak ada alasan lagi setelah Ramadhan untuk tidak ikut apa kata Allah. Sebab Dialah Allah Yang Maha Mengetahui. Semua yang datang dariNya pasti benar. Orang-orang yang tidak mengikutiNya pasti celaka. Karena Dialah yang memiliki langit dan bumi. Dialah pula Raja di Hari Pembalasan (maaliki yawmiddin).

Silahkan cari alasan untuk tidak ikut Allah, anda pasti akan menemukan jalan buntu. Allah berfirman:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا(الأحزاب36)

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.

Di hari Kiamat nanti Allah swt. menantang jin-jin dan orang-orang yang sombong, yang tidak mau ikut tuntunanNya. Menantang mereka supaya mereka mencari tempat pelarian, kalau bisa. Silahkan tembus langit atau bumi, jika bisa, tetapi ternyata akhirnya mereka harus menyerahkan diri kepada Allah, apapun kondisinya. Penuh dosa atau penuh amal saleh. Allah berfirman:

يَامَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ(الرحمن33)

Hai jama`ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.

Dalam sejarah banyak contoh kaum terdahulu yang sombong, tidak mau ikut Allah, karenanya mereka menolak ajakan para rasul. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang dengan terang-terangan membunuh nabi-nabi Allah. Semua itu Allah hancurkan. Allah tidak pernah gentar dengan kekuatan apapun dari makhlukNya. Pun Allah tidak pernah takut akibat apapun yang akan terjadi ketika menimpakan adzab kepada mereka. Perhatikan apa yang telah Allah timpakan kaum Aad, Tsamuud, Fir’aun, Nuh dan sebagianya. Allah berfirman dalam surah Al Haaqah ayat 4-12:

كَذَّبَتْ ثَمُودُ وَعَادٌ بِالْقَارِعَةِ(4) فَأَمَّا ثَمُودُ فَأُهْلِكُوا بِالطَّاغِيَةِ(5)وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ(6)سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ(7)فَهَلْ تَرَى لَهُمْ مِنْ بَاقِيَةٍ(8)وَجَاءَ فِرْعَوْنُ وَمَنْ قَبْلَهُ وَالْمُؤْتَفِكَاتُ بِالْخَاطِئَةِ(9) فَعَصَوْا رَسُولَ رَبِّهِمْ فَأَخَذَهُمْ أَخْذَةً رَابِيَةً(10)إِنَّا لَمَّا طَغَى الْمَاءُ حَمَلْنَاكُمْ فِي الْجَارِيَةِ(11)لِنَجْعَلَهَا لَكُمْ تَذْكِرَةً وَتَعِيَهَا أُذُنٌ وَاعِيَةٌ(الحاقة12)

Kaum Tsamud dan ‘Aad telah mendustakan hari kiamat. Adapun kaum Tsamud maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa, Adapun kaum ‘Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum ‘Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon korma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka. Dan telah datang Fir’aun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkir balikkan karena kesalahan yang besar. Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras. Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang), kamu ke dalam bahtera, agar kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.

Dalam surah Al Fajr: 6-13, lagi-lagi Allah menceritakan kaum-kaum yang pernah Allah adzab tersebut, suatu indikasi bahwa tidak ada jalan bagi satu masyarakat menuju sukses kecuali bersungguh-sungguh ikut apa kata Allah. Bahwa tidak mungkin selamat satu masyarakat yang jauh dari Allah swt. Simaklah Allah berfirman:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ(6)إِرَمَ ذَاتِ الْعِمَادِ(7)الَّتِي لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِي الْبِلَادِ(8)وَثَمُودَ الَّذِينَ جَابُوا الصَّخْرَ بِالْوَادِ(9)وَفِرْعَوْنَ ذِي الْأَوْتَادِ(10)الَّذِينَ طَغَوْا فِي الْبِلَادِ(11)فَأَكْثَرُوا فِيهَا الْفَسَادَ(12)فَصَبَّ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍ(الفجر13)

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Aad?, (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain, dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah, dan kaum Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu, karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab.

Kelima, Tinggalkan dosa-dosa dan kemaksiatan (Al hijratu minadz dzunub). Ramadhan adalah bulan perjuangan menjauhi dosa-dosa. Dan kita telah berhasil membuktikan selama Ramadhan untuk meninggalkan segala bentuk dosa dan kemaksiatan. Bahkan kita berusaha menjauhi sekecil apapun perbuatan yang sia-sia. Sia-sia artinya tidak mengandung nilai pahala sama sekali. Kita berusaha secara maksimal untuk menjadikan setiap detik yang kita lewati memberikan makna dan menjadi ibadah kepada Allah swt. Setiap saat lidah kita basah dengan dzikir, jauh dari pembicaraan dusta dan kebohongan. Pandangan kita selalu tertuju kepada ayat-ayat Al Qur’an dan terjaga dari segala yang diharamkan. Langkah kaki kita senantiasa terhantar menuju masjid. Tangan kita banyak memberikan sedekah dan seterusnya.

Masyarakat yang jauh dari dosa-dosa dan kemaksiatan adalah masyarakat yang berkah. Sebaliknya masyarakat yang penuh dengan dosa-dosa dan kemaksiatan adalah masrakat yang rentan. Ibarat tubuh penuh dengan penyakit dan kotoran yang menjijikkan. Maka ia tidak produktif dan bahkan tidak bisa diharapkan darinya kebaikan. Imam Ibn Qayyim Al Jauziyah dalam bukunya yang sangat terkenal “al jawaabul kaafii liman sa’ala ‘anid dawaaisy syaafii” menyebutkan beberapa bahaya dosa di antaranya sebagai berikut:

1. Dosa memperlemah kesadaran akan keagungan Allah dalam hati. Artinya seorang yang penuh dengan dosa-dosa tidak akan bersungguh-sungguh lagi mengagungkan Allah. Kaki terasa berat untuk melangkah ke masjid. Badan terasa sulit untuk bangun pada waktu fajar menegakkan shalat subuh. Telinga tidak suka lagi mendengarkan ayat-ayat Al Qur’an, lama kelamaan hati menjadi keras seperti batu bahkan bisa lebih keras dari batu. Maka ia tidak sensitive atau tidak tergetar lagi dengan keagungan Allah. Allah berfirman:

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ(البقرة 74)

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.

2. Dosa menghilangkan ruh cemburu. Maka ia tidak akan sensitive bila melihat orang-orang berbuat dosa. Ia tidak tersinggung lagi dengan istrinya yang auratnya dilihat semua orang. Bahkan ia sengaja mengizinkan untuk mempertontonkan auratnya di depan banyak orang. Ia tidak merasa tersinggung dengan anaknya yang berbuat dosa di depan matanya. Akibat lebih lanjut dosa-dosa menjadi marajalela. Maka menyebarlah kerusakan di muka bumi. Bila kerusakan menyebar, maka turunlah adzab dari Allah swt. Allah berfirman:

الَّذِينَ طَغَوْا فِي الْبِلَادِ(11)فَأَكْثَرُوا فِيهَا الْفَسَادَ(12)فَصَبَّ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍ(الفجر13)

yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu, karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab.

3. Dosa membuat seseorang tidak mempunyai rasa malu. Artinya bahwa seseorang yang biasa berbuat dosa, lama-kelamaan tidak merasa berdosa. Bahkan ia tidak merasa malu berbuat dosa di depan siapapun. Ingat bahwa yang membedakan antara manusia dan binatang adalah bahwa ia mempunyai rasa malu. Dalam sebuah hadits Nabi saw. bersabda: kalau kamu tidak mempunyai rasa malu kerjakan apa saja yang kamu sukai. Artinya bahwa seorang yang terbiasa berbuat dosa ia tidak akan mempunyai rasa malu. Bila rasa malu hilang maka hilanglah kebaikan. Perhatikan Nabi bersabda: “Rasa malu itu semuanya baik”. Maksudnya bahwa semakin kuat rasa malu dalam diri seseorang akan semakin menyebar darinya kebaikan. Dengan demikian masyarakat yang mempunyai rasa malu adalah masyarakat yang baik dan penuh nuansa kemanusiaan. Sebaliknya masyarakat yang penuh dosa-dosa adalah masyarakat yang jauh dari kemanusiaan dan penuh nuansa kekejaman, kedzaliman dan kebinatangan.

4. Dosa membuat seseorang semakin jauh dari kebaikan (ihsan). Artinya tidak mungkin para pendosa itu berbuat ihsan. Dengan kata lain: kepada Allah saja mereka berani, apalagi kepada manusia. Ihsan adalah sikap di mana dengannya seseorang tidak mungkin berbuat dosa. Sebab dari kesadaran ihsan seseorang benar-benar akan menjaga dirinya dari pelanggaran terhadap ajaran Allah. Dalam sebuah hadits Nabi saw. bersabda: al ihsaan an ta’budallaaha kaannaka taraahu, fain lam takun taraahu fa innahuu yaraaka. Maka seorang yang telah terbiasa berbuat dosa secara otomatis ia telah menghancurkan kesadaran ihsannya.

Hilangnya kesadaran ihsan adalah malepetaka bagi kemanusiaan. Bila masyarakat terdiri dari individu yang tidak mempunyai kesadaran ihsan, tidak mustahil masyarakat tersebut akan selalu dihantui berbagai tindakan kedzaliman, jauh dari nilai-nilai kemanusiaan yang mulia.

5. Dosa menghilangkan nikmat dan menggantikannya dengan bencana. Allah swt. selalu menceritakan bahwa diazdzabnya umat-umat terdahulu adalah karena mereka berbuat dosa. Dalam surah Al Ankabuut ayat 40 Allah SWT berfirman:

فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ(العنكبوت40)

Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.

كَدَأْبِ ءَالِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَغْرَقْنَا ءَالَ فِرْعَوْنَ وَكُلٌّ كَانُوا ظَالِمِينَ(الأنفال54)

(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir`aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Fir`aun dan pengikut-pengikutnya; dan kesemuanya adalah orang-orang yang zalim.

أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ مِدْرَارًا وَجَعَلْنَا الْأَنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْنًا ءَاخَرِينَ(الأنعام6)

Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.

Penutup

Saudaraku Kaum Muslimin rahimakumullah…

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd…

Kesimpulannya adalah bahwa tidak mungkin individu yang kotor, hidup di alam dosa, akan melahirkan masyarakat yang baik. Karena itu jalan satu-satunya untuk membangun masyarakat madani, yaitu masyarakat yang bersih dan beradab, penuh dengan nuansa tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan serta jauh dari kerjasama dalam keburukan dan dosa, adalah hanya dengan kembali kepada fitrah. Kembali bersungguh-sungguh mentaati Allah dan mengagungkanNya. Kembali meramaikan masjid, bersahabat dengan Al Qur’an, mengendalikan nafsu dari dosa-dosa, tundukkan syetan, hidupkan malam dengan qiyamullail, seperti suasana selama Ramadhan.

Ramadhan adalah contoh kehidupan hakiki dan kepribadian hakiki seorang muslim sejati. Itulah rahasia mengapa Allah swt. menjadikan amalan-amalan Ramadhan sebagai tangga menuju taqwa: la’allakum tattaquun? Itu tidak lain karena dari ramadhan akan lahir kesadaran maksimal seorang muslim sebagai hamba Allah. Kesadaran yang menebarkan kasih sayang kepada seluruh manusia, menyelamatkan mereka dari kedzaliman dan aniaya, mengajak mereka kembali kepada Allah, karena itulah fitrah manusia yang hakiki.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم ، أقول قولي هذا فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم ….

Khutbah II

  • الله أكبر (7مرات) لا إله إلا الله والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد ، الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ، ومن سيئات أعمالنا ، من يهد الله فلا مضل له ، ومن يضلل فلا هادي له ، أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ، أشهد أن لاإله إلا الله وحده لا شريك له. وأشهد أن محمدا عبده وسروله . اللهم صل على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين. وبعد ، فيا أيها المسلمون، أصيكم وإياي بتقوى الله وطاعته في كل وقت لعلكم تفلحون. قال تعالى : { يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ(التوبة119).

* * *

  • إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل على محمد في الأولين وصل على محمد في الآخرين. اللهم اغفر لنا ذنوبنا وكفر عنا سيئات وتوفنا مع الأبرار . اللهم إنا نسألك من الخير كله عاجله وآجله ما علمنا منه ومالم نعلم ونعوذبك من الشر كله عاجله وآجله ما علمنا منه وما لم نعلم. اللهم اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك غفور رحيم.

_________

v عباد الله إن الله يأمركم بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون، فاذكروا الله يذكركم ولذكر الله أكبر …

v الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ، لا إله إلا الله والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد. تقبل الله منا ومنكم وكل عام وأنتم بخير ،

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Disampaikan oleh Dr. Amir Faishol Fath di Masjid An Nuur Perdatam, 1 Syawal 1429 H

http://www.dakwatuna.com/2008/khutbah-idul-fitri-1429-h-kembali-ke-fitrah-titik-tolak-menuju-masyarakat-madani/

Tuesday, September 7, 2010

BERBAGAI PERTANYAAN DI PENGHUJUNG RAMADHAN

Kualitas amaliah kita kepada Allah SWT tidak diukur melalui jumlah, kuantitas, berat, dan ringannya ibadah. Akan tetapi, diukur oleh jiwa yang ikhlas. Keikhlasan itu hanya muncul dari jiwa yang zuhud, hati yang tidak dipenuhi oleh hasrat, kecuali hanya kepada Allah. Karena itu, walaupun kecil, sedikit, dan barangkali sepele, jika amaliah itu muncul dari jiwa yang zuhud, nilainya justru besar dan banyak.

Sebaliknya, jika amaliah itu dihitung dengan kuantitas, bahkan dilakukan oleh ribuan orang, tapi keikhlasan dan kezuhudan tidak tertanam dalam hatinya, sebanyak apa pun amaliah itu tetap dinilai kecil. Bagi seorang zahid, amaliah adalah sesuatu yang muncul dari jiwa yang kosong dan dari kepentingan nafsu duniawi. Karena itu, "Dua rakaat dari seorang alim yang zahid itu lebih dicintai oleh Allah daripada ibadah orang yang beribadah, tapi penuh ambisi duniawi," terang Nabi Muhammad SAW sebagaimana diriwayatkan melalui Ibnu Mas'ud RA.

Dengan demikian, ukuran kualitas amal kita terletak dari keikhlasan dan kezuhudan meraih ridha Allah SWT dan surga-Nya. Nah, Ramadhan sebenarnya datang untuk meletakkan pemahaman kita dalam 'halte' ini. Kita berpuasa lalu berbuka. Kita tegakkan yang wajib, bahkan ditambah dengan yang sunah, tangan kita terbuka dan membentang sedekah, yang semua itu harus dikendarai dengan penuh keikhlasan dan kezuhudan sehingga akan mudah sampai pada terminal ridha dan surga-Nya.

Kini, secara perlahan, Ramadhan yang agung akan meninggalkan kita. Tinggal menghitung hari, kita akan menyelesaikan ibadah puasa dan setelah itu berlebaran. Lantas muncul pertanyaan, apa yang telah kita dapat selama bulan penuh rahmat dan ampunan ini? Apakah ada sesuatu yang baru dapat kita petik dari hikmah puasa yang bakal kita terapkan dalam kehidupan kita setelah Ramadhan? Apakah puasa kita kali ini tidak jauh beda dengan puasa-puasa sebelumnya?

Berbagai pertanyaan itu patut kita sampaikan dalam rangka merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan selama menjalankan ibadah Ramadhan. Banyak yang mengatakan, kecenderungan kita lebih banyak melaksanakan ibadah puasa sebagai ritual rutin karena bulan Ramadhan akan selalu ditemui setiap tahun. Banyak orang berpuasa karena memang waktunya berpuasa. Kita berpuasa malah karena kebanyakan orang berpuasa. Artinya, puasa tidak lebih karena mengikuti tradisi.

Tentu saja kita semua tidak mau dituduh berpuasa karena mengikuti tradisi. Bagaimanapun, ada juga dalih bahwa kita berpuasa karena benar-benar mau mengikuti ajaran agama. Ada yang ingin kita kejar yaitu kesucian diri dan kemenangan. Ada yang ingin kita incar, yaitu menjadi manusia ikhlas, zuhud, dan istikamah dalam merangkai ketakwaan. Dalam takwa, ada keseriusan dan ketaatan. Berarti Ramadhan menempa kita untuk menjadi manusia yang serius dalam ketaatan kepada-Nya. Dengan demikian, kesucian diri itu akan kita dapatkan dan kemenangan pun bisa kita raih, yaitu kembali kepada kesucian dan meraih kemenangan di hari yang fitri.

Oleh Ustaz Muhammad Arifin Ilham
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/09/03/133336-berbagai-pertanyaan-di-penghujung-ramadhan

Friday, September 3, 2010

SURAT AL-ASHR

Al-Ashri. Demikian bunyi ayat pertama dari surah al-Ashr. Surah yang sangat dalam dan luas isi kandungannya. Bahkan menurut ahli tafsir Muhammad ‘Abduh, bahwa seandainya hanya surat Al-Ashr ini saja yang diturunkan, maka sudah bisa mencakup seluruh kandungan Al-Quran.

Dalam surah tersebut, Allah SWT bersumpah dengan masa. Tentu kita akan bertanya, kenapa Allah bersumpah dengan masa?. Kenapa Allah bersumpah dengan makhluknya? Sementara kita makhluk-Nya tidak boleh bersumpah dengan selain Allah, karena Dia yang menciptakan seluruh makhluk di alam ini. Kita bersumpah dengan menyebut khaliq (yang menciptakan) para makhluk. Tetapi Allah bersumpah dengan masa, sesuatu yang kebih rendah dari Dzat Allah itu sendiri. Tak lain sebabnya adalah karena masa/waktu itu penting.

Setiap kali Allah bersumpah dengan sesuatu, maka berarti Allah menyuruh kita untuk memperhatikannya. Allah bukan hanya bersumpah atas masa, tetapi juga atas matahari, bulan, siang, malam dan sebagainya. Semuanya itu bertujuan supaya kita memperhatikan benda-benda dan makhluk-makhluk tersebut dalam rangka menambah keimanan kita kepada Allah SWT.

Allah bersumpah dengan masa, karena masa itu adalah sesuatu yang sangat penting. Dimana letak pentingnya masa? Karena masa itu terus berjalan. Masa tidak pernah berhenti, walaupun sesaat. Masa terus berputar dengan cepat. Masa tidak dapat kita kejar. Jangankan masa 5 atau 10 tahun yang lalu, sedetikpun waktu yang baru lewat tidak dapat kita kejar. Karena itu, kita harus bisa mempergunakan masa dengan sebaik-baiknya. Kalau tidak, kita akan menjadi orang yang merugi.

Pepatah Arab mengatakan, “Waktu itu laksana pedang, jika tidak kamu yang memotongnya, maka dia akan memenggalmu”. Dalam menyikapi waktu hanya ada dua pilihan. Mau menjadi orang yang dipenggal oleh waktu (merugi), atau sebaliknya menjadi yang memotong (mengambil keuntungan) dari perjalan waktu.

Dalam ayat selanjutnya dari surat Al-Ashr, Allah SWT menegaskan bahwa semua manusia pada hakekatnya merugi (la fii khusriri). Yang tidak merugi hanya orang-orang yang melakukan empat hal.

1. Aamanuu, yang beriman (beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kkab, rasul-rasul, hari akhir, dan takdir dan ketentuanAllah).
2. Wa ‘amilushshaalihaati, yang beramal shaleh baik sifatnya vertikal maupun horizontal, baik amal-amal mahdhah (ritual) maupunamal-amal sosial.
3. Wa tawaashau bil haqqi, saling menasehati kepada kebenaran dengan cara yang benar.
4. Wa tawashau bishshabri, saling memberi nasehat untuk bersikap sabar dengan cara sabar.

Merugi di sini janganlah diartikan seperti meruginya pedagang. Rugi yang dimaksud mencakup arti yang sangat luas, kerugian di dunia dan kerugian di akhirat. Di dunia, hidupnya tidak pernah tentram, walaupun segala keperluannya terpenuhi, dan di akhirat akan menerima azab yang maha dahsyat.

Orang yang beriman tidak akan merugi, sebab ia mempunyai tali untuk bergantung, rumah tempat berteduh, dan tempat untuk berlindung, yaitu Allah SWT. Orang yang tidak beriman kepada Allah, sama dengan orang yang tidak mempunyai tempat untuk berlindung. Ibarat orang yang berada di tengah lautan tanpa bantuan pelampung. Akibatnya ia akan terombang-ambing didera ombak gelimbang kehidupan dunia. Kadang-kadang dengan sedikit musibah yang menimpanya, dia sudah putus asa. Sedikit saja bahaya yang mengenai dirinya, dia mau bunuh diri.

Namun, iman saja belum cukup. Iman harus diikuti dengan amal sholeh. Iman letaknya di dalam hati, harus dizhahirkan (ditampakkan) dengan amal shaleh. Orang yang mengaku beriman, tetapi amal/ tingkah lakunya tidak shaleh, maka belum termasuk orang yang beriman dalam konteks surat Al- Ashr.

Selanjutnya, merekayang beriman dan beramal shaleh, haruslah saling memberi nasehat, wasiat kepada kebenaran (haq) dengan cara yang benar (ma ‘ruf), dan saling memberi nasehat, wasiat untuk senantiasa menjadi orang yang sabar dan dengan cara-cara yang sabar pula, tidak gegabah dan emosional.

Kata “saling” dalam terjemahan ayat mengindikasikan, bahwa memberi nasehat atau wasiat adalah kewajiban setiap orang yang beriman yang ingin beramal sholeh, tidak harus dimonopoli oleh orang-orang tertentu, sehingga orang-orang selain mereka tidak berhak menyampaikan nasehat. Semua manusia makhluk Allah SWT, sangat berpotensi berbuat khilaf, siapa pun dia. Nah, mereka yang mau terbuka menerima masukan orang lain, akan terbebas dari belenggu kerugian, karena masukan tersebut telah membuat dirinya tidak berlarut-larut dalam kekeliruan yang tidak diketahuinya sebelumnya.

Sumber : Buletin Mimbar Jum’at No. 8 Th. XXIII - 20 Februari 2009
http://mimbarjumat.com/archives/464

MENUJU KEPEMIMPINAN DIRI

Tidak semua manusia memiliki jabatan atau menyandang status sebagai pemimpin. Namun, di sisi Allah SWT, setiap manusia tetaplah seorang pemimpin yang diamanahkan untuk mengelola potensi diri, sumber daya, waktu, dan hidupnya.

Allah SWT bahkan telah mengangkat manusia sebagai khalifah di bumi. Pentingnya kesadaran ini, disabdakan Rasulullah SAW, “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung-jawaban atas kepemimpinannya.”

Kesadaran akan eksistensi diri dan kesadaran akan siapa dirinya yang sebenarnya, akan membantu dalam proses identifikasi dan pembentukan jati diri. Ini pada akhirnya akan berpengaruh pada pembentukan karakter dan kepribadian, juga pada pola manajemen diri dan kehidupan.

Mereka yang menyadari bahwa dirinya pemimpin, maka dalam pengelolaan dan penetapan tujuan hidup senantiasa dicanangkan dengan target dan keluhuran jiwa pemimpin. Prinsip yang dibangun, keyakinan yang terpatri, jalan hidup, akan dipola dan dirancang bagai seorang pemimpin yang sedang membangun kesuksesan.

Harga diri dan kepercayaan dirinya akan dibentuk semulia dan sekuat karakter pemimpin. Parameter hidupnya akan diukur dengan kepribadian dan pola kehidupan seorang pemimpin, Hasilnya, tata nilai, kualitas, dan prestasi dari waktu, amalan, pekerjaan, serta hidupnya, akan lebih tinggi dan mulia daripada yang tidak menyadarinya sebagai pemimpin.

Penyadaran akan ini telah digelorakan para sahabat dan ulama salaf. Imam Syafii dalam syairnya mengungkapkan, “Cita-citaku adalah cita-cita seorang raja (pemimpin). Jiwaku adalah jiwa merdeka yang sangat benci terhadap kehinaan.” Umar bin Khatab pun, memohon dalam doanya, “Ya Allah, jadikanlah kami termasuk para pemimpin yang bertakwa.”

Bila kesadaran ini terbentuk, manusia akan membina diri agar kapasitas dan kapabalitasnya memenuhi spesifikasi seorang pemimpin. Mereka akan memenuhinya dengan kesadaran, pemahaman, dan keseriusan yang kuat, mendidik dan membekali diri dengan wahyu ilahi, ilmu yang luas dan jasad yang kuat.

Proses kepemimpinan pada diri terlihat dari pengarahan, pengelolaan, dan pengendalian potensi dan sumber daya yang dimiliki. Bila didayagunakan untuk menaati Allah SWT, itulah jiwa pemimpin sejati, karena sukses mempertanggung-jawabkan amanah kepercayaan itu.

JUDUL NOVEL

KISAH PEREMPUAN BAU LAWEYAN # 1

Kisah Perempuan Bahu Laweyan Yang Menikahi 9 Laki-laki  #01 WAJAHNYA tampak segar. Dia baru mandi dibawah pancuran air gunung Penanggungan. ...

POSTING POPULER